Pintu Moroseneng Terkunci, Isu Setoran Masih Terbuka? – Eri Cahyadi Bantah Ada Pungli
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sen, 13 Okt 2025
- comment 0 komentar

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (dk)
DIAGRAMKOTA.COM – Di saat Pemerintah Kota Surabaya gencar membersihkan wajah kota dari praktik prostitusi, aroma gosip bawahan Eri Cahyadi justru menyelinap di balik pagar tertutup eks lokalisasi Moroseneng, Benowo. Dua orang yang diduga mucikari ditangkap Polrestabes Surabaya pada Minggu dini hari (12/10/2025), namun isu liar ikut beredar: benarkah masih ada “setoran” ke oknum di bawah?
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi buru-buru menepis kabar tersebut. Ia menegaskan, penangkapan mucikari itu merupakan bagian dari operasi gabungan antara Pemkot Surabaya, Polrestabes, dan TNI dalam menutup rapat ruang prostitusi di wilayahnya.
“Itu kerja sama dengan kita. Sudah beberapa hari sebelumnya kita lakukan pengamanan bersama Polrestabes dan TNI,” ujar Eri seusai menghadiri rapat paripurna di DPRD Kota Surabaya, Senin (13/10/2025).
Kawasan Tertutup, Tapi Tak Lepas dari Pantauan
Moroseneng kini tampak sunyi dari luar. Gerbang-gerbangnya terkunci rapat, seolah kehidupan telah berhenti di dalamnya. Namun, Eri mengungkap bahwa di balik keheningan itu ada aktivitas pengawasan intensif.
“Tempatnya memang tertutup dan terkunci dari dalam. Makanya kita buat pos penjagaan di tengah-tengah kawasan agar bisa terpantau penuh,” jelasnya.
Pos penjagaan tersebut, lanjut Eri, sudah aktif selama dua minggu penuh. Penjagaan dilakukan 24 jam dengan dukungan Kapolrestabes Surabaya dan Kodim 0830/Surabaya Utara.
“Dua minggu ini kami jaga penuh di sana. Itu juga atas saran Pak Kapolres dan Pak Dandim. Jadi kalau ada yang keluar atau masuk, langsung terpantau,” imbuhnya.
Masih Ada yang Nekat dari Dalam
Meski pengawasan diperketat, Eri tak menutup mata terhadap kemungkinan adanya pihak yang masih bermain di balik pintu tertutup. Namun, ia menegaskan, semua bentuk pelanggaran akan langsung ditangani oleh aparat penegak hukum.
“Kalau masih ada yang nekat dari dalam, berarti itu salah. Kalau ditemukan lagi, sanksinya langsung dari Polrestabes karena itu sudah ranah pidana,” tegasnya.
Bangunan Dialihfungsikan untuk Kegiatan Sosial
Tak hanya fokus pada pengawasan, Pemkot Surabaya juga mengubah wajah kawasan tersebut. Sejumlah bangunan yang telah dibeli oleh pemerintah kota akan dialihfungsikan menjadi pusat kegiatan sosial dan kepemudaan.
“Rumah-rumah yang sudah kita beli akan dijadikan tempat kegiatan karang taruna dan warga. Kita ingin wilayah itu hidup dengan kegiatan positif, bukan lagi dikaitkan dengan prostitusi,” tutur Eri.
Isu Setoran, Eri Cahyadi Menjawab Singkat
Namun, di tengah semangat “bersih-bersih kota”, kabar lain justru berhembus: dugaan adanya aliran dana atau pungutan liar dari pelaku prostitusi kepada oknum pejabat di lapisan bawah. Saat isu ini dilontarkan oleh awak media, Eri langsung menepis dengan ekspresi datar.
“Gak onok iku (tidak ada itu),” ucapnya singkat sambil berjalan menuju lift.
Jawaban pendek itu mungkin tak memuaskan semua pihak, namun cukup untuk menegaskan sikap bahwa Eri tak ingin isu liar merusak momentum penertiban yang sedang berlangsung.
Mengajak Masyarakat Ikut Mengawasi
Di akhir pernyataannya, Eri kembali mengingatkan bahwa menjaga Surabaya bersih dari prostitusi bukan hanya urusan pemerintah, tapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.
“Saya minta warga dan wartawan juga ikut jaga. Kota ini milik kita semua, gak bisa hanya dibebankan pada pemerintah,” katanya. [@]