DIAGRAMKOTA.COM – Penyalahgunaan narkoba terus menjadi ancaman serius bagi generasi muda di Surabaya. Sebagai kota metropolitan, Surabaya menghadapi tantangan besar dalam mengatasi peredaran dan penggunaan narkoba yang dapat merusak masa depan generasi penerus. Namun, pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga terkait kini semakin memperkuat kolaborasi dan meningkatkan kesadaran kolektif untuk memberantas ancaman ini.
Pendekatan terpadu menjadi kunci dalam upaya pemberantasan narkoba di Surabaya. Pemerintah kota bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), DPRD Jawa Timur, kepolisian, TNI, serta komunitas lokal untuk mengatasi peredaran narkoba. Dalam sebuah diskusi yang digelar di Hotel 88, Jalan Embong Malang No. 84, Fuad Bernardi, anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, menegaskan pentingnya sinergi untuk mencapai hasil yang maksimal.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah narkoba. Semua pihak, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, hingga masyarakat, harus terlibat aktif dalam upaya ini,” ujar Fuad.
Sejak awal , lebih dari 300 kasus penyalahgunaan narkoba telah ditindak, menunjukkan keseriusan pemerintah dan aparat dalam menangani masalah ini. Selain itu, rehabilitasi juga menjadi salah satu fokus utama, memberikan peluang bagi pengguna untuk pulih dan kembali ke masyarakat.
Sebagai langkah preventif, program edukasi terus digencarkan BNN Kota Surabaya. Sosialisasi dilakukan di sekolah-sekolah, komunitas, dan kelompok masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba.
“Kami berusaha mendekati generasi muda dengan cara yang lebih inklusif, memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba serta pentingnya memilih kegiatan positif untuk mengisi waktu luang,” jelas Ibu Tika, perwakilan BNN Kota Surabaya.
Langkah ini diiringi dengan pelibatan aktif masyarakat. Pemerintah kota mendorong warga untuk segera melaporkan indikasi penyalahgunaan narkoba di lingkungan mereka.
Keluarga menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan narkoba. Banyak kasus penyalahgunaan narkoba berawal dari tekanan sosial atau masalah keluarga. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait terus mengedukasi orang tua agar lebih peduli terhadap kehidupan anak-anak mereka, baik di rumah maupun di lingkungan sosial.
“Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting untuk mendeteksi gejala awal penyalahgunaan narkoba. Dengan dukungan keluarga, peluang anak-anak untuk terhindar dari bahaya narkoba akan jauh lebih besar,” ujar seorang psikolog yang terlibat dalam program ini.
Langkah-langkah proaktif yang dilakukan Surabaya mencakup penegakan hukum, rehabilitasi, edukasi, dan pemberdayaan keluarga. Dengan kolaborasi lintas sektor dan kesadaran kolektif dari masyarakat, Surabaya bergerak menuju masa depan yang lebih cerah.
Surabaya memiliki potensi besar untuk menjadi kota bebas narkoba. Namun, upaya ini memerlukan komitmen dari semua pihak. Jika kita bersatu, kita bisa menyelamatkan generasi muda dan mewujudkan masa depan yang lebih baik,” pungkas Fuad Bernar.
Dengan langkah-langkah ini, Surabaya optimis dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam memerangi penyalahgunaan narkoba. Semangat kebersamaan dan kesadaran kolektif menjadi pondasi kuat untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari ancaman narkoba. (Dk/Nns)