DIAGRAMKOTA.COM – Rumah berwarna merah muda di Jalan Johar Baru III, Jakarta Pusat menjadi perhatian dalam tengah kasus kematian Mohamad Ilham Pradipta.
Para pelaku penculikan Kepala Cabang Bank BUMN tinggal di rumah tersebut. Alamat lengkapnya terletak di Jalan Johar Baru III Nomor 42, RT 05/RW 09, Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Petugas kepolisian mengamankan tiga tersangka dengan inisial AT, RS, dan RH pada hari Kamis (21/8/2025).
Sementara seseorang lainnya, RW, ditangkap ketika tiba di Bandara Komodo Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan pengamatan, rumah para pelaku penculikan tampak sepi. Pagar rumah di cat dengan warna hitam.
Panjang rumah diperkirakan tujuh meter. Melalui celah gerbang, terlihat beberapa sepeda motor yang terparkir di area halaman rumah.
Selain itu, terlihat bentuk parabola serta bendera Merah Putih.
Para pembajak tinggal di rumah tersebut berdasarkan perintah dari seseorang di Surabaya, Jawa Timur.
Sebelum para penculik menghuni rumah tersebut, kondisinya sedang dalam persengketaan. Hal ini dikarenakan terdapat sebuah spanduk yang pernah dipasang di rumah tersebut sebelum para penculik memasuki bangunan satu lantai itu.
Perilaku para pelaku dijelaskan oleh Sella dan Rizal, yang merupakan pasangan suami istri tinggal di dekat rumah para penculik.
Sella (43), ketua RT 05/RW 09 Johar Baru. Sementara itu, suaminya, Rizal (54), menjabat sebagai ketua RW 09 Johar Baru.
Perintah yang datang dari seorang bos di Surabaya diketahui oleh salah satu penghuni bernama Berto.
“(Mereka pertama kali tiba pada) tanggal 20 Juni 2025, melapor ke rumah (saya),” kata Sella saat diwawancarai pada Sabtu (23/8/2025).
“Katanya, ‘Bu, saya yang tinggal di rumah ini, diperintahkan oleh bos saya. Bos saya sedang di Surabaya. Dia punya banyak rumah’. Jadi, saya yang tinggal di sini,” tambah Sella.
Meskipun demikian, Rizal menanggapi pernyataan Sella. “Jika izinnya ke saya, (diperintahkan) oleh temannya, bukan bosnya. Ada juga teman yang ada di Surabaya,” tegas Rizal.
Pada laporan awal, Sella hanya mengetahui terdapat tiga orang pria yang akan tinggal di rumah tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu, jumlahnya meningkat menjadi lima orang.
“Ia selalu terbuka. Pintu gerbang dan pintu rumah selalu terbuka. Terlihat lima orang di sana. Memang sejak awal saya sudah meminta KTP dan KK. Siapa yang bertanggung jawab di sini? Lalu dia berkata, ‘Anti bu, saya sibuk’,” kata Sella.
Setelah penangkapan para pelaku penculikan di rumah tersebut pada Kamis (21/8/2025), Sella akhirnya mengetahui keberadaan seorang perempuan dengan inisial M serta seorang bayi berusia dua bulan.
M dianggap sebagai istri dari seseorang yang tinggal bernama Andre.
Sebelumnya kosong hampir setahun. Dulu warga saya tinggal di sana. Dia memiliki KTP dan KK warga saya. Asli Jakarta. Tapi tiba-tiba, ‘Bu, saya pamit, mau pindah. Setelah spanduk sengketa dicabut, dia (Berto) masuk,’ jelas Sella.
Istri Pembawa Kabur Menerima Rp 8 Juta
Sella juga mengungkapkan bahwa istri salah seorang pelaku penculikan menerima uang sebesar Rp 8 juta dari suaminya sebelum pelaku ditangkap oleh pihak kepolisian.
Penerimaan uang ini diketahui oleh Sella yang sempat berdiskusi dengan istri salah satu tersangka setelah penangkapan tersebut.
“Ya, katanya debt collector. Dia baru saja mendapatkan uang itu. Kejadian terjadi pagi-pagi saat dia pulang. Mendapat uang sebesar Rp 8 juta, katanya begitu. Tapi disita oleh polisi,” kata Sella.
“Ya. ‘Di mana uangnya yang 8 juta?’, katanya begitu kata polisi saat melakukan penggerebekan. Dia (istrinya) yang menceritakan,” tambahnya.
Sementara itu, Rizal menegaskan bahwa istri pelaku tidak mengetahui asal dari uang tersebut.
“Entah itu berasal dari kejadian tersebut (pembunuhan) atau tidak, masih belum jelas. Intinya istrinya tidak tahu asal dana tersebut. Biar polisi saja,” kata Rizal.
Sella menceritakan, pada hari penangkapan, polisi datang dua kali ke rumah tersebut, sekitar pukul 10.00 WIB dan 14.00 WIB.
Kedatangan pertama Sella tidak menyadari adanya penangkapan.
Petugas langsung menggerebek rumah tersebut dan menangkap tiga tersangka. Sella baru menyadari kejadian itu dari tetangganya.
Kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB, petugas kembali tiba dan kali ini meminta Sella untuk menemani atau menjadi saksi dalam proses tersebut.
Saat kedatangan polisi yang kedua, Sella sempat berbicara dengan istri dari salah satu pelaku.
“Saya bilang, ‘Bu, kalau polisi yang kedua tidak datang, mungkin Bu tidak melaporkan hal ini kepada saya. Dari pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB, itu waktunya cukup lama,’” tegas Sella.
“Katanya, ‘Ya, saya masih kaget Bu. Saya tidak tahu harus mengatakan apa. Semua ponsel saya diambil oleh polisi, disita. Selain itu, uang saya sebesar Rp 8 juta yang diberikan suami saya juga diambil juga’, begitu,” lanjutnya.
Penangkapan Pelaku
Subdirektorat Reserse Khusus Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap empat tersangka yang terlibat dalam penculikan Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN dengan inisial MIP atau Mohamad Ilham Pradipta.
Korban hilang di area parkir sebuah supermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada hari Rabu (20/8/2025).
Setelah dirampok, korban dibunuh dan jenazahnya ditemukan dalam keadaan tangan, kaki, serta wajahnya terikat pita di sebidang tanah kosong di Cikarang, Bekasi, Jumat (22/8/2025) pagi.
Selanjutnya, empat tersangka tersebut memiliki inisial AT, RS, RAH, dan RW.
Berdasarkan rekaman video yang diterima, empat tersangka penculikan telah dibawa ke Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Mereka dibawa masuk ke ruang pemeriksaan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan tangan yang terborgol.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Resa Fiardi Marasabessy menyebutkan, tersangka AT, RS, dan RAH ditangkap di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat.
“Sementara RW diamankan saat tiba di Bandara NTT untuk kabur, keempatnya merupakan pelaku penculikan,” kata Resa.
Saat ini, pihak kepolisian masih mencari pelaku yang membunuh MIP.
“Sementara masih dilakukan penyelidikan dan pengejaran terkait keterlibatan tersangka lain,” kata Kasubdit Resmob. (*)