Konflik Internal Muskot Percasi Surabaya Berlanjut, Pemilihan Ketua Masih Buntu

SERBA-SERBI908 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Musyawarah Kota (Muskot) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kota Surabaya kembali menemui jalan buntu pada pertemuan yang digelar Jumat, 20 September 2024, di Gedung KONI Surabaya.

Ini merupakan kali ketiga musyawarah ini mengalami deadlock, setelah sebelumnya gagal mencapai kesepakatan pada 29 Mei dan 14 September 2024 akibat perselisihan yang tak kunjung usai.

Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan klub-klub catur yang sebelumnya mendukung Budi Leksono sebagai Ketua Percasi Surabaya, serta perwakilan dari beberapa kecamatan di kota tersebut. Hadir juga Syaiful Rizal dan Resi Adji dari Pengurus Provinsi (Pengprov) Percasi Jawa Timur, yang berperan sebagai mediator dalam upaya menyelesaikan perselisihan antara kedua kubu.

Baca Juga :  Gema Imlek 2576 di Nation Star Academy: Harmoni Budaya dalam Semangat Kebersamaan

Konflik inti dalam muskot ini muncul akibat penolakan dari kelompok petahana terhadap pencalonan Drs. Didik Edi Susilo sebagai Ketua Percasi yang baru. Meskipun Didik telah mendapatkan dukungan dari 33 klub catur di Surabaya, kubu yang dipimpin oleh Hesnot, Sekretaris Percasi Kota Surabaya, dituduh menghambat proses pencalonannya.

Norman, salah satu peserta muskot, menyatakan bahwa pihak petahana telah melanggar beberapa ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Percasi. “Pasal 21 ayat 7 AD/ART jelas menyebutkan bahwa ketua hanya bisa menjabat maksimal dua periode, namun dapat dipilih kembali jika tidak ada calon lain,” ungkap Norman, mengkritik upaya kelompok petahana untuk tetap berkuasa.

Baca Juga :  PSMTI Sidoarjo Peduli sesama bagi 100 Paket Sembako Menjelang Imlek

Suasana semakin memanas dengan adanya dugaan kampanye hitam dan fitnah yang ditujukan kepada Drs. Didik Edi Susilo, membuat situasi muskot semakin rumit. Meskipun Budi Leksono, yang masa jabatannya berakhir pada 23 Maret 2024, telah menyatakan kesediaannya untuk mundur, tampaknya ada pihak-pihak yang masih berusaha mempertahankan status quo, yang menghambat pencalonan Didik.

Syaiful Rizal dari Pengprov Jawa Timur sempat memberikan batas waktu hingga pukul 17.00 WIB untuk mencapai kesepakatan. Namun, musyawarah kembali berakhir tanpa hasil, dan keputusan selanjutnya adalah menunjuk pelaksana tugas (PLT) dalam tiga hari mendatang.

Situasi ini memicu kekhawatiran akan masa depan catur di Surabaya, yang terancam mundur akibat konflik internal yang tak kunjung usai. Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, para atlet dan klub catur bisa terabaikan, dan perkembangan olahraga catur di kota ini terancam terhenti.

Baca Juga :  Targetkan Emas Di Porprov Jatim 2025, Tim Sepak Bola Surabaya Gelar Seleksi Siapkan 22 Pemain Terbaik

Beberapa pihak berharap agar pengurus Percasi segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan konflik dan memastikan pemilihan ketua berlangsung adil dan transparan. (dk/nns)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *