50 Pejabat Pemkot Mundur Seleksi Lelang Jabatan, Ini Tanggapan Politisi Gerindra !

LEGISLATIF577 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Sebanyak 50 pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengundurkan diri dari proses lelang jabatan kepala dinas setelah menjalani serangkaian tes dan uji gagasan visi-misi.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa seleksi dilakukan dengan standar tinggi agar kepala dinas yang terpilih benar-benar memahami dan mampu mengelola seluruh aspek organisasi perangkat daerah (OPD). Namun, setelah tahapan awal, banyak peserta merasa belum siap dan memilih mundur.

“Banyak yang tidak melanjutkan setelah saya tes. Saya tegaskan, kepala dinas harus paham semua bidang di OPD-nya, bukan hanya satu,” ujar Eri, Kamis (20/3/2025).

Menurutnya, beberapa peserta terkejut dengan tingkat kesulitan seleksi. Mereka menyadari bahwa jabatan ini bukan hanya soal inovasi, tetapi juga kepemimpinan yang komprehensif.

Baca Juga :  Bupati dan Ketua DPRD Lamtim Hadiri Safari Ramadhan

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Azhar Kahfi menyebut ada dua faktor utama yang melatarbelakangi mundurnya para peserta. Pertama, standar seleksi yang ketat dan kedua, kurangnya rasa percaya diri calon kadis di kalangan ASN.

Menurutnya, ajang lelang jabatan ini merupakan ruang bagi para pejabat untuk memaparkan inovasi dan gagasan untuk kemajuan OPD-nya.

“Menurut saya, mereka yang sudah memberikan inovasinya patut diapresiasi. Namun, ada persoalan di sini, yaitu banyak ASN yang merasa kurang percaya diri untuk bersaing atau merasa terbebani dengan standar pengalaman yang ditetapkan,” sebut Kahfi.

Politisi dari Fraksi Gerindra ini mengatakan ASN yang telah berkontribusi dalam seleksi lelang jabatan seharusnya tetap bisa terlibat dalam proses pembangunan, meskipun mereka tidak lolos sebagai kepala dinas.

Baca Juga :  Sambang Warkop, Arif Fathoni Serap Aspirasi Perawatan Lapangan Sepak Bola Kampung

“Para peserta yang mundur itu telah menyumbangkan gagasan dan inovasi. Kepala dinas yang terpilih nantinya harus tetap merangkul mereka, dalam timnya agar ide-ide yang telah disampaikan bisa tetap bermanfaat untuk Surabaya,” tuturnya.

Selain itu, Kahfi juga menyoroti pernyataan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang menegaskan bahwa seorang kepala dinas harus memiliki pengalaman di bidang yang sama. Menurutnya, pengalaman memang penting, namun harus diimbangi dengan ukuran keberhasilan yang jelas.

“Kalau memang pengalaman menjadi syarat utama, maka harus ada indikator keberhasilan yang jelas. Misalnya, dalam 100 hari kerja, apa target yang harus dicapai? Jika tidak mampu, apa konsekuensinya? Jangan sampai standar pengalaman ini justru menghambat munculnya pemimpin-pemimpin baru yang inovatif,” tegasnya.

Baca Juga :  Sarasehan, Cahyo Harjo Prakoso Ajak Masyarakat Berantas dan Perangi Bahaya Narkoba

Di sisi lain, mundurnya para peserta juga dikaitkan dengan budaya birokrasi di lingkungan ASN, di mana senioritas dan etika kerja masih menjadi pertimbangan besar.

Meski demikian, pihaknya berharap proses lelang jabatan di lingkungan Pemkot Surabaya dapat berlangsung secara kompetitif dan sehat.

“Kita berharap ke depan, kompetisi seperti ini harus lebih sehat. Di mana junior yang punya inovasi tetap diberi ruang dan tidak dianggap sebagai ancaman bagi seniornya,” tutupnya.

Share and Enjoy !