Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » PEMERINTAHAN » Program “Kagetan” Walikota Eri: Semarak di Awal, Senyap di Akhir

Program “Kagetan” Walikota Eri: Semarak di Awal, Senyap di Akhir

  • account_circle Diagram Kota
  • calendar_month Sab, 27 Sep 2025
  • comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Kota Surabaya baru-baru ini ditetapkan sebagai Kota Wakaf oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama RI. Penetapan itu disambut antusias oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang menilai wakaf bisa menjadi instrumen strategis untuk mengentaskan kemiskinan dan menggerakkan ekonomi umat.

“Kalau dana wakaf dikumpulkan dengan baik, misalnya di Kelurahan Pagesangan ada anak muda yang belum bekerja, maka bisa kita latih dan gerakkan untuk mengembangkan ekonomi lokal,” ujar Eri, Selasa (23/9/2025).

Namun, euforia peluncuran program seperti Kota Wakaf justru memunculkan kritik keras dari kalangan aktivis. Hari Agung dari Barikade ’98 Jawa Timur menilai pola kepemimpinan Eri Cahyadi sarat dengan program “kagetan” yang ramai saat diresmikan, tetapi hilang arah di tengah jalan.

“Warga Surabaya jangan terbuai dengan launching dan seremoni. Banyak program hanya berisik di awal, tapi senyap di lapangan. Ini penyakit lama birokrasi yang kini makin kronis,” tegas Agung, Jumat (26/9/2025).

Kampung Madani: Klaim vs Realisasi

Ia menyebut sejumlah program seperti Kampung Madani, Padat Karya, hingga Kota Wakaf lebih banyak berhenti di level jargon. Implementasi di lapangan jauh dari klaim bombastis pemerintah kota.

“Kampung Madani disebut bisa menyelesaikan kemiskinan, pengangguran, dan gizi buruk di tingkat RW. Faktanya, hanya segelintir yang berjalan. Sisanya stagnan, warga hanya diminta gotong royong tanpa fasilitasi serius dari Pemkot,” kritiknya.

Data menunjukkan kontras yang mencolok. Eri Cahyadi sempat mengklaim akan ada 407 kampung yang menyusul setelah 17 Kampung Madani pertama, dengan target 118 kampung mencapai “zero stunting, zero pengangguran, dan zero gizi buruk”. Namun faktanya, hingga kini hanya 31 RW yang berhasil mewujudkan Kampung Madani dan Kampung Pancasila dari ratusan target yang dijanjikan.

“Ini bukti konkret bahwa program hanya jadi retorika. Dari 407 kampung yang dijanjikan, berapa yang benar-benar berjalan optimal? Transparansi data inilah yang selalu dihindari Pemkot,” tuding Agung.

Padat Karya: Angka Besar, Keberlanjutan Diragukan

Program Padat Karya pun tak luput dari sorotan. Menurutnya, meski ada beberapa RW yang sempat berhasil, banyak pula usaha warga yang akhirnya gulung tikar karena ketiadaan pendampingan.

“Program ini setengah hati. Dibiarkan berjalan sendiri tanpa keberlanjutan. Padahal semula digadang sebagai solusi jitu pengentasan kemiskinan,” ungkap Agung.

Memang, data resmi menunjukkan Program Padat Karya hingga akhir 2023 menyerap 36.194 tenaga kerja dengan omzet e-Peken mencapai Rp151,5 miliar sejak 2021-2024. Angka yang terlihat menggembirakan di atas kertas.

Namun, Agung mempertanyakan evaluasi mendalam soal keberlanjutan usaha. “Yang dibutuhkan bukan hanya angka serapan tenaga kerja sesaat, tapi berapa yang benar-benar sustainable? Berapa usaha yang masih bertahan dan berkembang setelah program berakhir? Data ini tidak pernah dipublikasi,” terangnya.

Kota Wakaf: Masalah Mendasar Terabaikan

Sementara itu, untuk Surabaya Kota Wakaf, publik disebut masih buta data. Ia mengkritik ketiadaan transparansi dalam program yang baru diluncurkan ini.

“Kalau bicara sertifikasi tanah wakaf, berapa yang sudah tuntas? Bagaimana pemanfaatannya? Jangan sampai jargon religius ini hanya jadi alat branding politik semata,” katanya.

Kritik ini beralasan mengingat data menunjukkan di Kota Surabaya masih terdapat lebih dari 500 tempat ibadah yang belum memiliki sertifikat kepemilikan tanah. Baru pada Juli 2025 ada Ikrar Wakaf Massal, namun belum ada data konkret berapa yang sudah tersertifikasi dan dimanfaatkan secara produktif.

“Masalah mendasar sertifikasi saja belum tuntas, kok sudah bicara program besar-besaran. Ini kan mengulang pola lama: launching dulu, mikir implementasi belakangan,” sindirnya.

Pencitraan vs Realitas

Agung juga menyoroti kecenderungan Eri terjebak politik pencitraan, seperti program layanan kesehatan gratis saat HUT Surabaya.

“Gagasannya unik, tapi tidak realistis. Puskesmas dan rumah sakit masih kewalahan melayani pasien harian. Kalau dipaksakan, justru jadi blunder,” tegasnya.

Menurutnya, gaya kepemimpinan semacam ini hanya menguras energi birokrasi. Alih-alih fokus pada perencanaan matang, para pejabat malah sibuk mengejar gimmick.

“Yang dibutuhkan warga Surabaya adalah program konsisten, jelas indikatornya, dan nyata hasilnya. Bukan sekadar baliho dan seremoni,” tandasnya.

Tuntutan Transparansi dan Akuntabilitas

Barikade ’98 Jatim mendesak agar Pemkot Surabaya lebih transparan soal capaian maupun kegagalan, bukan hanya menutupi kelemahan dengan pencitraan. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mewajibkan transparansi program dan anggaran.
“Sesuai Perpres No. 29/2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), setiap program harus punya indikator terukur. Tapi yang kita lihat hanya launching tanpa evaluasi berkelanjutan,” jelas Hari Agung.
Ia juga mengingatkan kewajiban akuntabilitas kepala daerah sesuai UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. “Wali kota tidak boleh hanya jago bikin program, tapi lemah dalam eksekusi dan evaluasi.”

Rekomendasi Perbaikan

Barikade ’98 Jatim mengajukan beberapa rekomendasi konkret:

Pertama, publikasi data lengkap setiap program termasuk anggaran yang dialokasikan versus realisasi pencapaian. “Jangan hanya bangga dengan angka serapan anggaran, tapi tunjukkan dampak nyata bagi warga.”

Kedua, evaluasi independen oleh pihak ketiga untuk mengukur efektivitas program. “Evaluasi internal cenderung bias. Perlu auditor independen untuk memberikan penilaian objektif.”

Ketiga, penetapan timeline konkret dengan milestone yang jelas untuk setiap program. “Bukan hanya janji manis saat launching, tapi komitmen dengan tenggat waktu yang bisa diukur publik.”

Keempat, sistem monitoring partisipatif yang melibatkan warga sebagai pengawas langsung implementasi program di tingkat kelurahan dan RW.

Kelima, pelibatan stakeholder khususnya DPRD Surabaya, untuk mendapatkan multi perspektif dalam melakukan outcome maping sebuah program maupun kebijakan

Pesan Tegas untuk Pemkot

“Kami mengingatkan, jangan main-main dengan nasib rakyat. Kalau program hanya jadi catatan manis di laporan, tapi pahit bagi warga, maka itu kegagalan nyata seorang wali kota,” pungkasnya.

Kritik ini menjadi refleksi penting bagi kepemimpinan Eri Cahyadi. Di tengah berbagai program ambisius yang diluncurkan, pertanyaan mendasar tetap menggantung: apakah semua itu benar-benar untuk kepentingan warga Surabaya, atau sekadar pencitraan politik persiapan pengganti kepemimpinannya ketika berakhir?

Waktu akan menjawab. Yang pasti, warga Surabaya berhak mendapat transparansi penuh atas setiap rupiah anggaran publik yang digunakan dan dampak nyata dari setiap program yang diluncurkan dengan gembar-gembor. (red)

Penulis

Berita Hari ini Terbaru dan Terkini Diagramkota.com

Rekomendasi Untuk Anda

  • Polres Pelabuhan Tanjung Perak Gelar Pengamanan Serentak Ibadah Jumat Agung di Sejumlah Gereja di Surabaya

    Polres Pelabuhan Tanjung Perak Gelar Pengamanan Serentak Ibadah Jumat Agung di Sejumlah Gereja di Surabaya

    • calendar_month Jum, 18 Apr 2025
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 89
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Dalam rangka memastikan keamanan dan ketertiban selama perayaan Hari Raya Paskah, Polres Pelabuhan Tanjung Perak melaksakan pengamanan di sejumlah gereja. Pengamanan dilakukan personel gabungan polisi, TNI, hingga keamanan gereja. Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Iptu Suroto mengatakan pengamanan ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi umat Kristiani yang merayakan Paskah. […]

  • DPRD Jatim

    Spekulasi Merebak! Ketua DPRD Jatim Sementara Tunda Rapat Paripurna Penetapan Pimpinan

    • calendar_month Rab, 25 Sep 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 110
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Ketua DPRD Jatim Sementara, Hj. Anik Maclachah, resmi menerbitkan surat penundaan Rapat Paripurna Penetapan Pimpinan DPRD Jatim definitif periode 2024-2029. Rapat yang seharusnya berlangsung pada Senin (23/09/2024) tersebut ditunda tanpa penjelasan rinci mengenai alasan penundaan. Keputusan ini diumumkan melalui surat bernomor: 1000.1/4223/050/2024 tertanggal 21 September 2024, yang ditandatangani langsung oleh Hj. Anik Maclachah. […]

  • Istri Yai Mim Laporkan Dugaan Penistaan Agama, Kerugian Rp660 Juta

    Istri Yai Mim Laporkan Dugaan Penistaan Agama, Kerugian Rp660 Juta

    • calendar_month Kam, 16 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Istri Yai Mim Laporkan Dugaan Penistaan Agama ke Polresta Malang DIAGRAMKOTA.COM – Istri dari Imam Muslimin atau yang akrab disapa Yai Mim, yaitu Rosida Vignesvari, melaporkan dugaan penistaan agama ke Polresta Malang. Kedatangan Rosida dilakukan untuk membuat laporan dan menjalani pemeriksaan sebagai pelapor di Polresta Malang Kota pada Selasa (14/10/2025). Dalam pemeriksaan tersebut, ia mengungkapkan beberapa […]

  • 6 Shio Paling Beruntung 5 Oktober 2025: Rezeki, Cinta, dan Peluang Mengalir!

    6 Shio Paling Beruntung 5 Oktober 2025: Rezeki, Cinta, dan Peluang Mengalir!

    • calendar_month Ming, 5 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 126
    • 0Komentar

    Hari Istimewa dalam Astrologi Tiongkok DIAGRAMKOTA.COM – Pada hari Minggu, 5 Oktober 2025, menjadi momen penting dalam tradisi astrologi Tiongkok. Di bawah naungan pilar Kambing Api (Ding Wei) pada tahun Ular Kayu dan bulan Ayam, energi yang muncul dikenal sebagai Open Day. Dalam budaya Tiongkok, Open Day dipercaya sebagai hari ketika pintu-pintu keberuntungan yang selama ini […]

  • Gubernur Jatim Hadiri Muskerwil Nasyiatul Aisyiyah Jatim, Apresiasi Dua Buku Bertema Lingkungan

    Gubernur Jatim Hadiri Muskerwil Nasyiatul Aisyiyah Jatim, Apresiasi Dua Buku Bertema Lingkungan

    • calendar_month Sab, 26 Apr 2025
    • account_circle Adis
    • visibility 145
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, menghadiri agenda Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur yang berlangsung di Hotel Halogen, Sidoarjo, Sabtu (26/4/2025). Kehadiran Khofifah menjadi bentuk dukungan terhadap peran strategis perempuan muda Muhammadiyah dalam mendorong kemajuan bangsa, termasuk dalam isu-isu sosial dan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut, Khofifah memberikan […]

  • Polres Lamongan Salurkan 27 ton Beras Melalui Bazar Gerakan Pangan Murah

    Polres Lamongan Salurkan 27 ton Beras Melalui Bazar Gerakan Pangan Murah

    • calendar_month Sen, 11 Agu 2025
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 113
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Polres Lamongan Polda Jatim bersama seluruh Polsek jajaran sukses menggelar Bazar Gerakan Pangan Murah(GPM) dalam rangka membantu masyarakat dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (07/08/2025) dan Jumat (08/08/2025) tersebut mampu menyalurkan total 27 ton beras murah jenis SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dengan harga Rp 58.000 […]

expand_less