DIAGRAMKOTA.COM – Finance & Investment
Bukan Cuma Gaji Kecil: Mengungkap 7 Kesalahan Finansial Fatal Anak Muda (dan Cara Membangun Kekayaan Sejak Dini)
Generasi muda saat ini—Milenial dan Gen Z—hidup di era yang serba cepat, penuh godaan konsumsi, dan dibanjiri informasi (termasuk tentang gaya hidup mewah di media sosial). Di satu sisi, mereka adalah generasi yang melek teknologi dan memiliki potensi besar untuk meraih kemandirian finansial lebih awal. Namun, di sisi lain, banyak yang terjebak dalam lingkaran kesalahan finansial yang menghambat potensi tersebut, seringkali bersembunyi di balik alasan "gaji kecil" atau "belum saatnya."
Padahal, masalahnya bukan semata-mata pada nominal penghasilan, melainkan pada kebiasaan dan pemahaman finansial. Artikel ini akan membongkar 7 kesalahan finansial paling umum yang dilakukan anak muda, serta memberikan panduan praktis untuk menghindarinya dan mulai membangun fondasi kekayaan sejak dini.
1. Tidak Memiliki Anggaran dan Mengabaikan Pencatatan Keuangan
Ini adalah akar dari sebagian besar masalah finansial. Banyak anak muda hidup dari gaji ke gaji tanpa tahu pasti ke mana uang mereka pergi. Mereka merasa uang "hilang" begitu saja, padahal sebenarnya dihabiskan untuk hal-hal yang tidak terencana atau tidak esensial.
- Dampak: Kontrol finansial yang nol, selalu merasa kekurangan, kesulitan menabung, dan terjebak dalam siklus utang.
- Solusi: Mulailah membuat anggaran sederhana. Anda tidak perlu alat canggih, cukup catatan di buku, spreadsheet, atau aplikasi pencatat keuangan. Terapkan metode 50/30/20 (50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi) atau metode amplop. Yang terpenting adalah konsisten mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Dengan begitu, Anda akan tahu persis pola pengeluaran Anda dan bisa mengidentifikasi area yang bisa dihemat.
2. Terjebak Utang Konsumtif dan Godaan Gaya Hidup Instan
Kemudahan akses kredit, kartu kredit, dan layanan "Buy Now Pay Later" (BNPL) menjadi jebakan manis bagi anak muda yang ingin memenuhi keinginan sesaat tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang. Mereka ingin punya gadget terbaru, traveling, atau mengikuti tren fashion yang sedang viral, padahal dana belum mencukupi.
- Dampak: Beban bunga yang tinggi, utang menumpuk, skor kredit buruk, dan mimpi buruk finansial yang bisa menghantui bertahun-tahun.
- Solusi: Tahan diri dari godaan gaya hidup instan. Bedakan antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Prioritaskan pembayaran utang konsumtif dengan bunga tertinggi terlebih dahulu (metode bola salju atau longsor). Jika memang butuh barang besar, tabunglah sampai dana terkumpul, bukan dengan berutang. Belajarlah untuk menunda kepuasan dan menghargai proses.
Dilihat : 37