OJK Jatim: Stabilitas Keuangan Jawa Timur Terjaga, Likuiditas dan Risiko Kredit Terkendali

EKONOMI2006 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Dalam acara Media Gathering yang digelar di Semarang pada 3-4 Oktober 2024, Dedy Patria, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) 2 dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur, menyampaikan paparan tentang kondisi terkini sektor jasa keuangan di wilayah Jawa Timur. Acara yang mengusung tema “Sinergi untuk Menjaga Stabilitas Jasa Keuangan & Pelindungan Konsumen di Jawa Timur” ini juga dihadiri oleh Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, serta Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah, Sumarjono.

Dalam paparannya, Dedy Patria menyatakan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Jawa Timur masih resilien. Hal ini tercermin dari berbagai indikator kinerja yang menunjukkan kekuatan sektor jasa keuangan di wilayah tersebut.

Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Jawa Timur Masih Terjaga:

  1. Kecukupan Modal di berbagai badan usaha dan lembaga keuangan terjaga di atas ambang batas yang ditetapkan, dengan:
    • 30,32% pada 2 Badan Usaha (BU)
    • 39,66% pada 246 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
    • 28,70% pada 25 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
  2. Kecukupan Likuiditas juga mencukupi untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat, ditunjukkan oleh:
    • 20,47% rasio AL/DPK (Juli 2024)
    • 97,11% rasio AL/NCD (Juli 2024)
    • 24,59% rasio CR BPR
    • 33,44% rasio CR BPRS
  3. Risiko Kredit termitigasi dengan baik, dengan tingkat Non-Performing Loan (NPL) dan Non-Performing Financing (NPF) yang terkendali:
    • 1,93% NPL Net Perbankan
    • 3,15% NPL Gross Perbankan
    • 3,02% NPF Gross Perusahaan Pembiayaan
    • 6,02% NPF Gross Perusahaan Modal Ventura
    • 2,34% Tingkat Wanprestasi (TWP-90) Fintech P2P Lending (Juli 2024)

Pertumbuhan Kinerja Sektor Jasa Keuangan Jawa Timur

Dedy juga memaparkan kabar baik terkait kinerja sektor jasa keuangan Jawa Timur yang tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2024. Beberapa indikator utama yang mengalami pertumbuhan antara lain:

  1. Pertumbuhan Perbankan (Year-on-Year)
    • Aset naik sebesar 6,27% menjadi Rp852,9 triliun
    • Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 6,11% menjadi Rp785,2 triliun
    • Kredit naik 6,36% menjadi Rp589,6 triliun
  2. Pertumbuhan Pasar Modal (Year-on-Year)
    • Rekening SID total meningkat 13,59% menjadi 1,73 juta rekening
    • Kepemilikan saham naik 5,71% menjadi Rp103,3 triliun
    • Securities Crowdfunding (SCF) naik 7,78% menjadi Rp37,6 miliar, didukung oleh penghimpunan dana dari 27 penerbit.
  3. Pertumbuhan Sektor Pembiayaan dan Perasuransian
    • Pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh 10,50% mencapai Rp46,2 triliun
    • Fintech P2P Lending tumbuh 30,32% dengan total pembiayaan sebesar Rp8,8 triliun (Juli 2024)
    • Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Syariah naik 6,9% menjadi Rp157,9 miliar dalam pembiayaan (Juli 2024)

Dalam penutupannya, Dedy menekankan pentingnya sinergi antara OJK, pelaku industri jasa keuangan, serta masyarakat untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan melindungi konsumen, khususnya di Jawa Timur, dalam menghadapi tantangan ekonomi global. (dk/nw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *