Berapa Besaran Pengeluaran Wisatawan Nusantara Saat Berkunjung di Pulau Dewata

DAERAH, EKONOMI694 Dilihat

Diagram Kota Denpasar – Dinas Pariwisata (Dispar) Bali berencana untuk melakukan penelitian terkait besaran belanja atau pengeluaran wisatawan nusantara (wisnus) yang berkunjung ke pulau Dewata.

Kepala Dispar Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyatakan bahwa penelitian ini akan dimulai tahun depan setelah melihat lonjakan kunjungan saat libur Lebaran.

“Sebelum COVID-19 ada itu penelitian (besaran pengeluaran wisdom) tapi setelah itu belum dilanjut mudah-mudahan tahun depan saya mulai. Itu harus ada hitung-hitungannya, bisa bekerja sama dengan Kampus Udayana, ya tahun depan pasti saya hitung,” kata Tjok Bagus, Jumat (12/4/2024)

Menurutnya, penelitian ini penting untuk memberikan data riil terkait dengan pengeluaran wisatawan domestik, mengingat adanya anggapan bahwa wisatawan domestik tidak sebanyak wisatawan internasional dalam hal berbelanja.

Baca Juga :  Ning Lia Sebut Makna CANTIK Akan Dongkrak Sektor Wisata Lokal

Terkait dengan preferensi belanja, pengamatan menunjukkan bahwa wisnus cenderung lebih memilih untuk mencari kuliner khas daerah, seperti kuliner khas Bali, daripada berbelanja barang atau jasa.

“Kalau wisnus lebih banyak mencari kuliner, jadi keliling kemana-mana, tapi ada yang berbelanja juga untuk oleh-oleh,” ujarnya.

Selain itu, pengeluaran wisatawan domestik juga meliputi biaya akomodasi dan transportasi, seperti biaya sewa kamar dan pembelian bahan bakar bagi mereka yang membawa kendaraan pribadi.

Data dari Dispar Bali dan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) menunjukkan tingkat keterisian hotel di Bali mencapai 90 persen pada periode awal April hingga Mei.

Namun, terdapat permasalahan terkait sebaran keterisian hotel, di mana wisatawan domestik cenderung lebih memadati beberapa kabupaten tertentu dibandingkan dengan yang lain.

Baca Juga :  Lonjakan Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo pada Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih

Penelitian mengenai pengeluaran wisatawan nusantara di Bali diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan pola belanja dan pengeluaran wisatawan domestik, serta memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan sektor pariwisata di masa mendatang. (dk/niluh ishanori)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *