Urai Kepadatan Akhirnya Mendatangkan Bantuan Kapal Sapu Jagat di Selat Bali.

Uncategorized939 Dilihat

Diagram Kota Denpasar – Dalam upaya mengurai antrean kendaraan menuju Pelabuhan Ketapang maupun Pelabuhan Gilimanuk, pihak PT ASDP Indonesia Ferry akhirnya mendatangkan bantuan kapal sapu jagat di Selat Bali, yakni KMP Jatra II, Jumat (7/7/23).

Antrean yang mengular baik di Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk dan sebaliknya disebabkan oleh kepadatan saat liburan panjang, cuaca buruk hingga dampak renovasi Dermaga Ponton di Pelabuhan Gilimanuk.

Sementara kapal berukuran jumbo milik ASDP yang dikerahkan untuk mengurai kemacetan di jalur Selat Bali ini mulai operasi, Jumat (7/7/23) pagi per pukul 08.00 WITA.

Kapal yang secara reguler melayani pelayaran lintas Pelabuhan Ketapang-Lembar, Lombok, NTB itu memiliki kapasitas muat sekitar 130 unit kendaraan atau hingga 3-4 kali lipat dari KMP yang reguler beroperasi di Selat Bali.

Sebelumnya KMP Jatra II juga sempat diperbantukan di Selat Bali saat masa angkutan Hari Raya Idul Fitri tahun 2023 beberapa waktu lalu.

Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Nyoman Agus Sugiarta mengatakan KMP Jatra II itu mulai dioperasikan setelah rapat koordinasi dengan instansi terkait di Kantor ASDP Pelabuhan Ketapang, Kamis (6/7/23) malam.

Perbantuan KMP Jatra II ke lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk diputuskan menjadi solusi terbaik untuk mengurai kepadatan penumpang dalam masa libur panjang sekolah ini, dan tadi sudah mulai dioperasikan,” ujarnya.

Menurut Agus, perbantuan KMP Jatra II itu diperlukan karena di tengah kepadatan penumpang saat ini, juga masih berlangsung renovasi Dermaga Ponton di Pelabuhan Gilimanuk.

Sejak dikerahkan per Jumat pagi kemarin, perbantuan KMP Jatra itu pun sudah mulai menunjukkan hasil, ekor antrean truk yang sempat menembus sepanjang 1 kilometer di Gilimanuk pada pagi kemarin, sudah mulai terurai.

“Dari laporan tadi sore, ekor antrean truk sudah berkurang sampai di parkir manuver (sekitar 100 meter dari pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk). Mudah-mudahan bisa tetap lancar dan cuaca tetap mendukung,” ucap Agus.

Sementara itu, cuaca buruk juga berdampak di perairan Selat Lombok, aktivitas pelayaran Lembar, Lombok – Padangbai, Karangasem dan sebaliknya terpaksa dihentikan.

Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai terpaksa menghentikan aktivitas pelayaran di Selat Lombok, baik untuk kapal cepat maupun kapal ferry, Jumat (7/7/23) kemarin.

Kondisi ini akibat cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang sehingga sangat membahayakan untuk berlayar.

Kepala Seksi KBPP (Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli) KSOP Padangbai, I Made Budha, mengatakan penghentian aktivitas pelayaran dilakukan, Jumat mulai pukul 09.00 Wita sesuai surat pemberitahuan dari Ditjen Perhubungan Darat Balai Transportasi Darat Kelas II NTB.

Sesuai ramalan cuaca Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Provinsi Bali kecepatan angin 2-25 knot, tinggi gelombang 2,0 meter-4,00 meter, dan langit berawan cukup tebal berpotensi turun hujan lebat.

“Cuaca di Selat Lombok, sangat buruk tidak memungkinkan kapal berlayar, baik kapal cepat maupun kapal ferry. Sehingga pelayanan untuk wisatawan dan penumpang reguler sementara tutup,” jelas Made Budha. (dk/niluh ishanori)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *