DIAGRAMKOTA.COM – Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Muhammad Saifuddin, turut memberikan komentar terkait viralnya video Camat Asemrowo yang diduga menyembunyikan seorang wanita di ruang kerjanya. Saifuddin meyakini bahwa kejadian tersebut merupakan sebuah kesalahpahaman besar.
“Saya meyakini ini adalah kesalahpahaman warga yang rencananya ingin audiensi dengan Camat,” ujar Saifuddin, Rabu (8/1/2025).
Menurutnya, warga atau organisasi masyarakat (ormas) yang turut dalam peristiwa 6 Januari 2025 tersebut awalnya berniat untuk melakukan audiensi dengan Camat Asemrowo. Namun, karena adanya miskomunikasi, situasi menjadi memanas dan menimbulkan dugaan yang negatif.
“Saya sangat mengapresiasi langkah cepat Pak Camat dalam melakukan klarifikasi. Ini membuktikan bahwa beliau terbuka dan siap untuk menjelaskan segala sesuatu yang sebenarnya, ” ujarnya.
Politisi dari Partai Demokrat ini juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Ia berharap agar ke depannya, Camat Asemrowo dapat lebih responsif dalam menerima audiensi atau konsultasi dari warga.
“Kami minta pejabat publik responsif kepada semua kalangan masyarakat, entah itu ormas, individu, dan organisasi lainnya. Agar tidak terjadi semacam kesalahpahaman. Miskomunikasi seperti ini harus kita hindari bersama. Jika semua pihak dapat berkomunikasi dengan baik, maka tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang merugikan banyak pihak, terutama masyarakat Surabaya,” jelasnya.
Saifuddin juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya rekan-rekannya di Barisan Nasional Pemuda Madura (BNPM), untuk selalu mengedepankan komunikasi yang humanis dan kekeluargaan dalam menyampaikan aspirasi.
“Saya juga berperan kepada sahabat saya, saudara saya, teman-teman BNPM ayok kita kedepan mengedepankan komunikasi yang humanis, komunikasi yang lebih kepada sifatnya kekeluargaan, sampaikan lah aspirasi itu dengan cara cara yang bagus, ” tambahnya.
Atas peristiwa kesalahpahaman ini, Saifuddin memberikan pesan kepada Camat Asemrowo agar selalu responsif terhadap aspirasi masyarakat.
“Pak Camat tidak boleh mengabaikan masyarakat baik itu organisasi, ormas, individu, harus responsif terhadap apa saja yang ingin dikeluhkan dan apa saja yang kemudian menjadi persoalan di bawah,” tegasnya. Tujuannya, lanjut Saifuddin, adalah untuk menghindari miskomunikasi dan misinformasi yang dapat memicu kesalahpahaman seperti yang terjadi baru-baru ini.
Lebih lanjut, Saifuddin berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh pejabat publik di Kota Surabaya, terutama Camat dan Lurah.
“Untuk itu kedepan seluruh pejabat publik di kota Surabaya baik Camat dan Lurah agar tidak terjadi persoalan yang serupa, harus punya konstruktur berfikir yang responsif terhadap siapaun yang ingin melakukan komunikasi, konsultasi baik dari sektor manapun,” imbuhnya.
Selain itu pihaknya juga mendesak Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya untuk segera menginisiasi pertemuan rutin dengan seluruh organisasi masyarakat (ormas) yang ada di kota. Menurut Saifuddin, komunikasi yang intensif antara pemerintah dan ormas sangat krusial untuk membangun sinergi dan kolaborasi yang lebih erat dalam membangun Kota Surabaya.
“Minimal kita adakan sosialisasi, komunikasi, silaturahmi dengan baik yang diwadahi Bakesbangpol. Tentu kami Komisi A akan ikut hadir,” tegas Saifuddin. Ia menambahkan bahwa Bakesbangpol sebagai lembaga yang membina ormas memiliki peran penting dalam memfasilitasi dialog ini.