DIAGRAMKOTA.COM – Konflik antara RSUD Dr. Mohamad Soewandhie dan keluarga pasien berinisial RM (68) yang terjadi pada Jumat (1/11/2024) dini hari telah diselesaikan dengan damai. Audiensi yang difasilitasi Pemerintah Kota Surabaya mempertemukan kedua pihak di Balai Kota pada Senin (4/11/2024), menghasilkan kesepakatan damai dan saling permohonan maaf.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Sidang Sekretaris Daerah ini dihadiri oleh perwakilan keluarga pasien yang didampingi oleh DPD Barisan Nasional Pemuda Madura (BNPM), serta Direktur Utama RSUD Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh. Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, memimpin pertemuan yang turut dihadiri oleh Kepala Satpol PP Surabaya, M. Fikser, Kepala Bakesbangpol Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu, dan Kapolsek Genteng, Kompol Bayu Halim Nugroho.
Ketua DPD BNPM Kota Surabaya, Muhammad Rosuli, mewakili pihak keluarga pasien, mengajukan permohonan maaf atas kesalahpahaman yang sempat terjadi. “Kami mohon maaf kepada seluruh pihak, khususnya Pemerintah Kota dan pihak RSUD Soewandhie,” ucapnya.
Rosuli menjelaskan bahwa dalam pertemuan sebelumnya, emosinya sempat memuncak akibat kondisi keluarga yang sedang mengalami duka. “Saat itu, emosi saya tidak terkendali, sehingga terjadi tindakan yang kurang pantas. Saya menyadari bahwa tindakan saya seharusnya lebih tepat sebagai warga Surabaya,” katanya.
Sebagai tanda itikad baik, Rosuli menyatakan bahwa pihaknya akan mencabut laporan polisi terhadap RSUD Soewandhie, menyebutkan bahwa perdamaian telah dicapai baik dari sisi administratif maupun hukum.
“Kami anggap pertemuan ini sebagai penutup kasus ini. Dari pihak BNPM Kota Surabaya, masalah ini kami nyatakan selesai,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh, turut menyampaikan permohonan maaf dan rasa belasungkawa kepada keluarga RM. “Kami turut berbelasungkawa kepada keluarga. Meski telah berusaha semaksimal mungkin, kami mohon maaf jika hasilnya belum memenuhi harapan,” kata dr. Billy.
Sekda Kota Surabaya, Ikhsan, juga menyampaikan belasungkawa serta harapannya agar kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang. “Kami berduka cita untuk keluarga. Situasi saat itu mungkin kurang kondusif sehingga terjadi miskomunikasi. Harapan kami, manajemen rumah sakit dapat memahami situasi ini,” ujar Ikhsan.
Ikhsan menekankan bahwa RSUD Soewandhie sebagai salah satu rumah sakit rujukan utama Surabaya harus terus menjaga kepercayaan masyarakat.
“RSUD Soewandhie merupakan rumah sakit yang banyak diandalkan oleh warga. Semoga kejadian ini tidak mengurangi kepercayaan masyarakat,” imbuhnya.
Kapolsek Genteng, Kompol Bayu Halim Nugroho, dalam kesempatan yang sama, mengingatkan pentingnya ketertiban dalam menyampaikan aspirasi di tempat publik seperti rumah sakit. “Penyampaian aspirasi sebaiknya dilakukan secara tertib agar tidak mengganggu pihak lain,” katanya.
Kompol Bayu juga mengajak semua pihak untuk mengendalikan emosi, terutama ketika menyampaikan aspirasi di fasilitas publik. “Mari kita jaga ketertiban agar Surabaya tetap aman dan nyaman bagi warga maupun pendatang,” tutupnya. (dk/nw)