DIAGRAMKOTA.COM – Dalam upaya memastikan pelaksanaan Pilkada Serentak berjalan lancar dan aman, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya menggelar simulasi teknis pemungutan dan perhitungan suara pada Jumat pagi (22/11).
Acara ini berlangsung dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan aparat keamanan setempat.
Kegiatan ini dipusatkan untuk menguji kesiapan teknis serta mengidentifikasi potensi kendala yang mungkin terjadi pada hari pencoblosan, yang dijadwalkan pada 27 November 2024. Hadir dalam simulasi tersebut, Ketua KPU Kota Surabaya,
Suprayitno, dan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Dr. Lutfi Sulistiawan, yang memberikan arahan terkait pelaksanaan pemilu yang adil, aman, dan kondusif.
Dalam sambutannya, Kombes Lutfi Sulistiawan menyampaikan bahwa pengamanan menjadi salah satu fokus utama dalam penyelenggaraan Pilkada mendatang. Di Surabaya, terdapat 3.184 TPS yang akan diamankan oleh 906 personel gabungan.
Kami memastikan seluruh proses, mulai dari distribusi logistik hingga penghitungan suara, berjalan dengan baik,” ujarnya.
Latihan ini, lanjutnya, juga bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara aparat keamanan dan penyelenggara pemilu. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai potensi tantangan di lapangan, seperti gangguan keamanan atau kendala teknis.
Simulasi ini dirancang menyerupai proses nyata pada hari pemungutan suara. Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mempraktikkan berbagai tahapan, mulai dari pembukaan TPS, verifikasi identitas pemilih, distribusi surat suara, hingga penghitungan dan pelaporan hasil pemilu.
Ketua KPU Surabaya, Suprayitno, menjelaskan bahwa simulasi ini juga berfungsi sebagai media edukasi untuk meningkatkan pemahaman petugas pemilu.
Kami ingin memastikan bahwa semua tahapan dilakukan sesuai prinsip demokrasi: langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu akan semakin kuat,” ungkapnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya penggunaan teknologi dalam pemilu, termasuk Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), yang akan digunakan untuk mengunggah hasil suara dari TPS.
Pelatihan ini juga menyiapkan KPPS agar dapat mengoperasikan sistem ini dengan lancar, sehingga mempercepat proses rekapitulasi,” tambahnya.
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat, KPU Surabaya juga menggunakan simulasi ini sebagai sarana sosialisasi.
Kami menargetkan partisipasi pemilih di Surabaya mencapai 80 hingga 90 persen. Untuk itu, diperlukan pendekatan intensif kepada masyarakat agar mereka merasa antusias menggunakan hak pilihnya,” ujar Suprayitno.
Simulasi ini juga mencakup edukasi mengenai aturan main selama pemungutan suara, seperti larangan kampanye di area TPS dan prosedur penanganan pemilih yang memerlukan bantuan khusus.
Dukungan dari Polrestabes Surabaya mendapat apresiasi dari KPU. Kombes Lutfi menyatakan bahwa aparat keamanan siap memberikan pengawalan ketat untuk seluruh tahapan pemilu,
mulai dari distribusi kotak suara hingga penghitungan akhir. “Kami ingin memastikan bahwa seluruh pihak merasa aman dan terlindungi selama proses pemilu berlangsung,” tegasnya.
Dengan terlaksananya simulasi ini, diharapkan semua penyelenggara pemilu di Kota Surabaya lebih siap menghadapi tantangan pada hari H.
Kegiatan ini juga menjadi langkah penting dalam memantapkan koordinasi lintas sektor, termasuk antara penyelenggara, aparat keamanan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Melalui persiapan matang ini, Surabaya optimis dapat menyelenggarakan Pilkada Serentak dengan sukses, menciptakan pemilu yang transparan, kredibel, dan berintegritas.
Hal ini sekaligus menjadi cerminan komitmen Kota Surabaya dalam mendukung demokrasi yang sehat dan berkualitas di Indonesia. (dk/Nns)