DIAGRAMKOTA.COM – Kemenkeu mencatat bahwa selama satu dekade terakhir, tepatnya pada periode 2015-2023, APBN telah mengalokasikan dana yang signifikan untuk sektor pendidikan, mencapai angka Rp 4.006,1 triliun.
Alokasi dana yang besar ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam membangun bangsa.
Investasi besar-besaran di sektor pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global.
Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan dapat tercipta generasi penerus yang inovatif, kreatif, dan mampu bersaing di era digital.
Alokasi APBN untuk pendidikan mencakup berbagai program, mulai dari pembangunan infrastruktur sekolah, peningkatan kualitas guru, hingga penyediaan beasiswa bagi siswa berprestasi.
Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-citanya.
Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Wahyu Utomo menjelaskan, anggaran tersebut dialokasikan untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul, melalui pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
Menurut Wahyu bahwa pembangunan pendidikan di Indonesia menunjukkan hasil yang baik selama satu dekade terakhir ini.
“Untuk pendidikan mulai tahun 2015 hingga 2023 sudah sekitar Rp 4.006,1 triliun. Dampaknya, bisa kita lihat angka partisipasi kasar perguruan tinggi meningkat. Jumlah sekolah SD, SMP, SMA juga meningkat. Bisa dilihat besarannya,” terang Wahyu pada Jumat (27/9/2024).
Dalam 10 tahun terakhir, jumlah sekolah di Indonesia mengalami peningkatan. Untuk jenjang SD, jumlah sekolah meningkat dari 147.513 menjadi 148.758. Jumlah sekolah jenjang SMP meningkat dari 36.518 menjadi 42.548. Sementara jumlah sekolah jenjang SMA meningkat dari 24.934 menjadi 28.697.
Wahyu memaparkan angka partisipasi kasar perguruan tinggi juga meningkat, dari 25,76 pada tahun 2014 menjadi 31,45 pada 2023. Di dalam APBN kita ada berbagai anggaran yang sangat strategis. Yang tujuannya untuk mendorong transformasi ekonomi itu bisa berjalan dengan baik.
“Ada yang sifatnya dinamisator, ada yang sifatnya akselerator, ada yang sifatnya enabling factor. Sebagai dinamisator adalah human capital melalui apa pendidikan, kesehatan, dan perlinsos,” ujar Wahyu.
Di sisi lain, Wahyu menjelaskan, anggaran kesehatan selama tahun 2015 sampai dengan 2023 mencapai Rp 1.335,5 triliun. Angka tersebut termasuk anggaran untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp 293,7 triliun pada tahun 2020 hingga 2022.
“Dampaknya juga bisa kita lihat. Stunting turun ke 21,5 persen di tahun 2023 dibandingkan waktu 2013 masih 37,2 persen. Kemudian jumlah rumah sakit juga meningkat cukup signifikan dari 1.855 menjadi 2.636. Jumlah puskesmas juga meningkat dari 9.731 pada 2014 menjadi 10.416 pada 2024,” kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, anggaran perlindungan sosial satu dekade sebesar Rp 3.127,6 triliun juga memiliki dampak baik, terutama pada penurunan angka kemiskinan secara signifikan menjadi single digit. Pada 2014, angka kemiskinan sebesar 11,25 persen dan berhasil turun menjadi 9,03 persen pada 2024.
Selain itu, angka ketimpangan juga turun dari 0,406 pada 2014 menjadi 0,379 pada 2024. Angka pengangguran pun berkurang dari 5,9 persen pada 2014 menjadi 4,82 persen pada 2024.
“Bahkan pengangguran saat ini 4,82 persen itu kalau kita lihat ke belakang ini merupakan pengangguran terendah sepanjang sejarah,” tegas Wahyu.
Pembangunan infrastruktur untuk peningkatan daya saing sejak 2015 hingga 2023 mencapai Rp 3.167,4 triliun. Wahyu menyebutkan bahwa jumlah jalan tol beroperasi meningkat tajam dari 879 km pada 2015 menjadi 2817 km pada 2023.
“Jumlah jalan tol beroperasi ini bermanfaat untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan,” pungkasnya.
Dengan alokasi dana yang besar untuk pendidikan menunjukkan bahwa pemerintah menyadari pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa.
Dengan terus meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan Indonesia dapat melahirkan generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih gemilang. (dk/ria)