DPRD Surabaya Ajak Mahasiswa UWKS Jadi Agent of Truth di Era Informasi Bising
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 6 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Momen Hari Guru Nasional dimanfaatkan Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, untuk mengajak civitas akademika kembali menengok nilai-nilai kepahlawanan yang mulai memudar di tengah derasnya arus digital. Pesan itu ia sampaikan dalam dialog hangat bersama dosen dan mahasiswa dari tujuh fakultas Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) di Gedung DPRD Surabaya, Rabu (25/11/2025), didampingi Sekretaris Fraksi Golkar, Ahmad Nurjayanto.
“Kami berdiskusi mengenai penerapan nilai-nilai kepahlawanan zaman now,” ujar Fathoni mengawali.
Hari Guru Nasional Jadi Momentum Menghidupkan Nilai Kepahlawanan
Dalam forum diskusi tersebut, legislator yang akrab disapa Mas Toni menilai mahasiswa memiliki peran fundamental dalam membangkitkan kembali semangat kepahlawanan era modern. Menurutnya, kepahlawanan hari ini tidak lagi melulu soal pengorbanan fisik, tetapi kemampuan menjaga kebenaran di tengah gempuran informasi.
Mahasiswa Diminta Jadi Garda Terdepan Literasi Digital
Bagi Mas Toni, generasi muda harus hadir sebagai agent of truth—penyampai kebenaran yang dapat memperkuat fondasi bangsa. Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki keberagaman yang begitu besar, bukan hanya sebagai identitas sosial, namun sebagai pilar yang menentukan arah perjalanan bangsa.
“Keberagaman bangsa Indonesia merupakan pondasi besar bangsa,” ucapnya.
Arif Fathoni Soroti Strategisnya Posisi Indonesia di Geopolitik Global
Mas Toni menekankan, di tengah ketidakpastian geopolitik global, Indonesia berada pada posisi sangat strategis dan rentan menjadi medan perebutan pengaruh kekuatan besar dunia. Karena itu, pihak yang ingin melemahkan Indonesia pasti menyasar titik terpenting: persatuan dan kesatuan.
“Hal yang paling mungkin dilakukan adalah melemahkan kekuatan utama bangsa ini yakni persatuan dan kesatuan,” tegasnya.
Distorsi Informasi Jadi Ancaman Baru Persatuan Bangsa
Menurutnya, upaya pelemahan hari ini tidak lagi memakai metode militer. “Di tengah perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, upaya melemahkan tidak lagi dilakukan dengan pengerahan militer asing, namun cukup dengan distorsi informasi dan disrupsi informasi yang disebar tanpa henti di ruang media sosial,” jelasnya.
Mas Toni menggambarkan bagaimana derasnya arus informasi dapat membuat masyarakat bingung memilah mana fakta dan mana manipulasi.
Peran Agent of Truth di Tengah Derasnya Informasi Media Sosial
Disinilah mahasiswa memiliki peran vital. Selain menjadi agent of change, mahasiswa wajib tampil sebagai agent of truth untuk menggugah masyarakat lebih cerdas dalam menyikapi informasi.
“Untuk itu saya mengajak mahasiswa UWKS Surabaya tidak hanya menjadi agent of change, tapi juga agent of truth, memberi kepeloporan dalam literasi digital hanya dengan segenggam gadget. Inilah salah satu implementasi nilai kepahlawanan zaman now,” tuturnya.
Kampung Pancasila Disebut Sebagai Ruang Hidup Nilai Kebangsaan
Dalam kesempatan itu, Mas Toni juga menyinggung langkah Pemerintah Kota Surabaya membentuk Kampung Pancasila sebagai upaya menanamkan nilai kebangsaan hingga tingkat kampung.
“Di Surabaya, upaya untuk menumbuhkan nilai-nilai kepahlawanan juga dilakukan melalui pembentukan Kampung Pancasila oleh Pemkot Surabaya,” ujarnya.
Ia berharap Kampung Pancasila bukan hanya simbol seremonial, tetapi ruang di mana nilai Pancasila hadir dalam perilaku sehari-hari warga.
DPRD Surabaya Ingatkan Generasi Muda Perkuat Persatuan dan Kesatuan
Menurut Mas Toni, masyarakat di kampung adalah wajah sesungguhnya dari kehidupan sosial Indonesia. Ia berharap nilai Pancasila hidup dalam relasi antarwarga sebagaimana gagasan Aristoteles tentang manusia sebagai makhluk sosial.
“Kami berharap melalui Kampung Pancasila ini, kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dapat membuat Pancasila hidup dalam nadi relasi sosial antarwarga di setiap kampung,” pungkasnya. [@]




