Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » FORUM OPINI » Pemerhati Politik: Jokowi Lebih Parah Dari Soeharto

Pemerhati Politik: Jokowi Lebih Parah Dari Soeharto

  • account_circle Arie Khauripan
  • calendar_month Sab, 14 Sep 2024
  • comment 0 komentar

Oleh: Saiful Huda Ems.

DIAGRAMKOTA.COM- Bagi pemerhati politik nasional dari mulai Orde Lama (Soekarno), Orde Baru (Soeharto), Orde Reformasi (BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri dan SBY) hingga Orde Nepotisme (Jokowi), sedikit banyak akan merasakan suka duka hidup sebagai warga negara yang dipimpin oleh para pemimpin nasional tersebut.

Namun jika dipikir secara mendalam, kelihatannya kepemimpinan yang terparah dan memiliki daya rusak sistem demokrasi yang sangat tinggi, mau diakui atau tidak adalah dimasa kepemimpinan Jokowi. Mengapa?

Pertama, baik di era Orde Lama (Soekarno) maupun di era Orde Baru (Soeharto) dan di era Orde Reformasi (BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri dan SBY), politik “sandera” untuk koruptor yang kemudian dijadikan “wayang” politik yang sepak terjang politiknya harus mengikuti instruksi penguasa itu nyaris tidak pernah ada.

Bahkan sekuasa-kuasanya Presiden Soekarno maupun Presiden Soeharto, keduanya nampak lebih gentle menyikapi lawan-lawan politiknya.

“Kalian korupsi atau memberontak ke saya, berarti kalian harus siap dengan semua konsekwensinya; masuk penjara atau kita berperang habis-habisan !”. Begitu kira-kira apa yang ada di benak kedua pemimpin nasional tersebut (Soekarno dan Soeharto).

Begitupun di era kepemimpinan nasional BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri maupun SBY, semuanya terlihat lebih gentle menyikapi pejabat-pejabat dan ketum-ketum partai politik yang bermasalah ataupun menyikapi lawan-lawan politiknya.

Meski demikian memang untuk kepemimpinan nasional Soeharto, ada yang harus digaris bawahi, yakni sikap-sikap otoriterianismenya, dan sikap-sikap politik yang lebih mendahulukan pendekatan keamanan (security approach) yang menjurus pada kekerasan.

Maka tak heran di masa kepemimpinan Soeharto terjadi banyak kasus konflik vertikal antara rakyat dan pemerintah yang berujung pada banyaknya korban kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan (Polisi dan Tentara yang dikenal dengan istilah Dwifungsi ABRI) terhadap warga sipil.

Kedua, fakta politik berbicara, bahwa sengotot-ngototnya Rezim Soeharto dalam memaksakan kebijakan-kebijakan pemerintahannya yang harus dipatuhi oleh rakyatnya, Soeharto terlihat sangat jarang memeras rakyat melalui berbagai macam peraturan pungutan pajak yang menjerat rakyat.

Meskipun demikian dengan yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde Lama (Soekarno) maupun di Pemerintahan Orde Reformasi. Ini sangat jauh berbeda dengan situasi di era Orde Nepotisme Jokowi sekarang ini, yang sangat tega memeras rakyat di segala sektor.

Ketiga, di masa Presiden Soekarno, Soeharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri maupun SBY, tidak ada satupun yang secara terang-terangan menabrak konstitusi untuk memuluskan dan mewujudkan rencana kepentingan pribadinya, semuanya taat aturan main (peraturan perundang-undangan) yang berlaku.

Jikapun kemudian terbentur oleh peraturan peraturan itu, maka semua presiden itu menyiapkan peraturan baru yang harus melewati proses persetujuan dan pengesahan dari Lembaga Legislatif (DPR). Ini jauh berbeda dengan apa yang selama ini dilakukan oleh Rezim Nepotis Jokowi, yang biasanya tabrak aturan dulu, baru kemudian mencari cara untuk mendapatkan legitimasinya.

Keempat, tidak ada satupun dari presiden presiden Indonesia terdahulu itu yang menempatkan anaknya di posisi Ketua Ketua Umum Partai Politik apalagi menjadi Calon Wapres disaat semua pemimpin negara itu menjadi Presiden atau Kepala Negara dan Pemerintahan.

Hanya Presiden Jokowilah yang sepertinya lupa diri, tamak dan rakus jabatan, hingga anak-anaknya diizinkannya untuk jadi Cawapres, Ketum Parpol dan mendapat keistimewaan untuk dapat memiliki izin pertambangan yang sangat berpengaruh dan bermasalah, serta mendapatkan keuntungan dari berbagai proyek strategis nasional.

“Untuk dugaan yang terakhir itu konon pernah diungkap oleh Firli Bahuri (mantan Ketua KPK), yang kemudian ia dijadikan tersangka untuk kasus yang lain.”

Rakyat Indonesia seperti mendapatkan kesialan ketika negara ini dipimpin oleh pembohong kelas berat, yakni Presiden Jokowi.

Rakyat banyak yang hidup susah, mencari nafkah hasilnya tak berimbang dengan kebutuhan hidup yang ditanggungnya, namun presiden dan anak-anaknya hidup dalam kemewahan, plesiran ke manca negara menggunakan privat jet yang ongkos sewanya miliaran.

“Dan keluarganya banyak terindikasi kasus-kasus besar korupsi namun KPK masih belum juga berani memanggilnya karena mungkin sudah berhasil dilumpuhkan dan dikendalikannya. ”

Terus terang sebagai orang yang terus menerus mencermati situasi politik nasional dari zaman Soeharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri hingga Jokowi ini, saya melihat banyak hasil pencapaian yang didapatkan oleh bangsa dan negara ini, namun kemudian semuanya seolah ambruk dan hancur justru di akhir masa jabatan Presiden Jokowi.

Kerukunan sesama warga negara menjadi terasa langka lagi, sesama umat beragama terjadi benturan yang tiada habis-habisnya, korupsi gila-gilaan, biaya pendidikan (masuk perguruan tinggi) meroket tak karu-karuan, penipuan dan perjudian semakin tak terkendali, pemerkosaan dan pembunuhan di kalangan masyarakat kecil kian menjadi-jadi. Gila. (dk/SHE).

*Penulis: Saiful Huda Ems. Lawyer dan Pemerhati Politik 6 Zaman (Zaman Soeharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, SBY dan Jokowi).

  • Penulis: Arie Khauripan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • BPS Catat Ekspor Jawa Timur Juni 2024 Turun 10,79 Persen, Ini sebabnya!

    BPS Catat Ekspor Jawa Timur Juni 2024 Turun 10,79 Persen, Ini sebabnya!

    • calendar_month Jum, 2 Agu 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 23
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Nilai ekspor Provinsi Jawa Timur pada Juni 2024 mencapai 1,89 miliar dolar AS, mengalami penurunan sebesar 10,79 persen dibandingkan dengan Mei 2024. Namun, jika dibandingkan dengan Juni 2023, nilai ini justru meningkat sebesar 24,61 persen. Dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Provinsi Jawa Timur, Kamis (01/08/2024), Kepala BPS Jatim, Dr. Zulkipli, M.Si, […]

  • Momen Ramadhan, Grib Jaya Batu Gelar Kegiatan Santunan Anak Yatim

    Momen Ramadhan, Grib Jaya Batu Gelar Kegiatan Santunan Anak Yatim

    • calendar_month Sel, 11 Mar 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 28
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Dewan Perwakilan Cabang (DPC) GRIB JAYA Kota Batu menggelar Santunan Akbar Ramadhan Anak Langit di Kantor DPC GRIB JAYA Batu, Amarantha Caffe dan Guest House, Jl. Terusan Melati Kavling Atas No. 15, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur, pada Senin (10/3/2025).

  • Polsek Tarik Optimalkan Ketahanan Pangan Polresta Sidoarjo, Kunjungi Perkebunan Cabai Warga Singogalih

    Polsek Tarik Optimalkan Ketahanan Pangan Polresta Sidoarjo, Kunjungi Perkebunan Cabai Warga Singogalih

    • calendar_month Sel, 3 Jun 2025
    • account_circle Adis
    • visibility 11
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, Bhabinkamtibmas Desa Singogalih, Bripka Teguh P., melaksanakan kegiatan pengecekan lahan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) warga yang ditanami cabai, Selasa (3/6/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Ketahanan Pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim yang bertujuan mendorong swasembada pangan mandiri di tingkat desa. Pengecekan […]

  • Maraknya Miras Ilegal di Pemukiman, Ketua Fraksi PDIP Surabaya Dorong Satpol PP Bertindak Tegas

    Maraknya Miras Ilegal di Pemukiman, Ketua Fraksi PDIP Surabaya Dorong Satpol PP Bertindak Tegas

    • calendar_month Sel, 24 Jun 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 19
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya Budi Leksono, mendorong Satpol PP bertindak lebih tegas dan berkelanjutan dalam memberantas praktik peredaran minuman beralkohol (mihol) ilegal di toko-toko kelontong di kawasan pemukiman Surabaya. Buleks, sapaan akrab Budi Leksono, menilai penjualan mihol ilegal sangat membahayakan, terutama karena kerap dijual bebas tanpa pengawasan, bahkan bisa diakses […]

  • Siapa Akun IG Anak Menteri Purbaya Yudhi? Unggahan Yudo Sadewa Jadi Sorotan

    Siapa Akun IG Anak Menteri Purbaya Yudhi? Unggahan Yudo Sadewa Jadi Sorotan

    • calendar_month Sel, 9 Sep 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 28
    • 0Komentar

    Pelantikan Menteri Keuangan yang Diiringi Kontroversi DIAGRAMKOTA.COM – Pada 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Pelantikan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 86P Tahun 2025 dan diadakan di Istana Kepresidenan Jakarta. Acara pelantikan menjadi perhatian nasional karena menandai perubahan penting dalam struktur pemerintahan. Namun, […]

  • Menu Buka Puasa Sehat Dan Lezat Untuk Energi Maksimal

    Menu Buka Puasa Sehat Dan Lezat Untuk Energi Maksimal

    • calendar_month Rab, 12 Mar 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 17
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Menu Buka Puasa Sehat dan Lezat untuk Energi MaksimalSalah satu kunci untuk menjalani Ramadan dengan optimal adalah menjaga asupan nutrisi yang tepat, terutama saat berbuka puasa. Setelah seharian menahan lapar dan haus, tubuh membutuhkan energi dan nutrisi yang cukup untuk memulihkan diri dan beraktivitas kembali. Oleh karena itu, penting untuk memilih menu buka […]

expand_less