DIAGRAMKOTA.COM – Kinerja Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan masyarakat. Salah satu warga Surabaya yang juga kader PDI Perjuangan, Saleh Ismail Mukadar, menyampaikan kritik keras terhadap kepemimpinan Eri Cahyadi.
Dalam pernyataannya, Saleh mengungkapkan bahwa selama bepergian dengan Grab, ia sering berdialog dengan para sopir mengenai berbagai kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah.
“Dari banyaknya sopir yang saya ajak bicara, hampir tidak ada yang memberikan penilaian positif terhadap kinerja Eri Cahyadi. Menurut mereka, kinerja Eri jauh di bawah pendahulunya, Bambang DH dan Tri Rismaharini,” ungkap Bang Saleh sapaan Saleh Ismail Mukadar dalam pernyataannya kepada Diagramkota.com, Senin (22/7/2024)
Saleh merasa bersyukur atas keputusannya untuk tidak lagi mendukung Eri dalam pencalonan kedua kalinya. Keputusan ini, menurutnya, bukanlah sikap sepihak yang tidak bijak, melainkan sejalan dengan perasaan umum warga Surabaya.
Kritik terhadap Eri juga didasarkan pada banyaknya pengaduan, seperti upah pekerja outsourcing yang jauh di bawah UMR, kebijakan yang tidak pernah dilakukan oleh Bambang DH maupun Risma.
Selain itu, Saleh juga menyoroti keluhan masyarakat pemilik tanah surat ijo tentang janji Eri untuk melepas lahan di bawah 200 meter persegi dan kesulitan berobat ke rumah sakit hanya dengan menunjukkan KTP, sebagaimana dijanjikan Eri saat kampanye Pilwali 2020.
Saat ini, DPP PDI Perjuangan belum mengeluarkan rekomendasi untuk bakal calon Wali Kota Surabaya.
“Sebagai kader, saya merasa masih memiliki hak untuk menyampaikan apa yang dirasakan oleh warga Surabaya, agar partai tidak salah dalam memberikan rekomendasi kepada calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang akan mewakili Partai Banteng Moncong putih,” tukas Saleh Mukadar.
Pernyataan tersebut mencerminkan ketidakpuasan sebagian warga Surabaya terhadap kinerja Eri Cahyadi dan menjadi bahan pertimbangan penting bagi partai dalam menentukan langkah politik selanjutnya. (dk/nw)