Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta Sama-Sama Berasal dari Kerajaan Mataram Islam.

BUDAYA, DAERAH1047 Dilihat

Diagram Kota Solo – Sekilas, Keraton Yogyakarta atau Kasultanan Ngayogyakarta dan Keraton Surakarta atau Kasunanan Surakarta terlihat sama dari segi arsitektur, bahasa, dan penamaan yang berbau bahasa Jawa kuno.

Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta memiliki asal keturunan yang sama. Kedua keraton ini berasal dari Kerajaan Mataram Islam.

Lewat Perjanjian Giyanti yang ditandatangai pada 13 Februari 1755, Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Lantas, apa beda Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta?

Beda Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, sebagaimana yang telah disinggung di atas, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta memiliki asal keturunan yang sama. Kendati demikian, terdapat perbedaan yang mencolok antara kedua keraton tersebut, antara lain:

Tradisi dan adat istiadat, dikutip  dari laman resmi Kraton Jogja, pada 15 Februari 1755 atau dua hari setelah Perjanjian Giyanti, dilaksanakan Perjanjian Jatisari. Perjanjian tersebut turut membahas perbedaan kedua keraton tersebut, seperti identitas tata cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, tradisional, dan sebagainya.

Baca Juga :  Mangkrak Lima Tahun, Pimpinan DPRD Surabaya Komitmen Carikan Investor untuk THR

Dalam Perjanjian Jatisari juga disebutkan bahwa Raja Kasultanan Ngayogyakarta, yakni Sultan Hamengku Buwono I memilih untuk melanjutkan tradisi dan adat istiadat lama Kerajaan Mataram Islam.

Sedangkan Sunan Pakubuwono III yang mempin Kasunanan Surakarta memilih untuk menciptakan bentuk budaya baru, dengan tetap berlandaskan pada budaya lama.

Gelar Raja : Pasca Perjanjian Giyanti, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta masing-masing dipimpin oleh seorang raja. Kasultanan Ngayogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Saat ini, Keraton Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sementara Keraton Surakarta dipimpin oleh Susuhan Paku Buwono III atau Sunan Pakubuwono III.  Saat ini, Keraton Solo dipimpin oleh Sunan Pakubuwono XII.

Perbedaan Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta juga dari segi baju adat, contohnya blangkon.

Blangkon : Blangkon yang digunakan oleh Keraton Yogyakarta mempunyai ciri khas mondolan di bagian belakang. Dari segi motif, blangkon Keraton Yogyakarta menggunakan motif batik modang, blumbangan, kumitir, celengkewengan, jumputan, sido asih, sdio wirasat atau taruntum.

Baca Juga :  Komisi B bentuk Pansus Raperda peralihan BUMD menjadi Perseroda

Hal ini berbeda dengan blangkon Keraton Surakarta yang tidak mempunyai mondolan. Motif batik yang digunakan untuk membuat blangkon Solo, antara lain motif keprabon, motif kesatrian, motif perbawan, motif dines, serta motif tempen.

Gamelan : Gamelan adalah seperangkat alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh. Nah, Gamelan di Keraton Yogyakarta berbeda dengan gamelan di Keraton Surakarta. Gamelan Keraton Yogyakarta mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan gamelan Keraton Surakarta.

Kendati ukurannya lebih kecil, ukiran gamelan Keraton Surakarta mempunyai desain yang lebih rumit ketimbang pahatan pada Gamelan Keraton Yogyakarta.

Bangunan : Dari segi bangunan, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta juga berbeda. Bangunan Keraton Yogyakarta identic dengan gaya  arsitektur Jawa tradisional. Sedangkan bangunan Keraton Surakarta sebagian besar bernuansa putih dan biru dengan arsitektur campuran Jawa-Eropa.

Keris : Keris merupakan senjata yang diletakkandi bagian belakang busana sebagai penanda kematangan bagi seseorang. Filosofi peletakan keris ini memiliki maksud orang Jawa tidak mengedepankan amarah, bahkan melukai seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah.

Baca Juga :  Oknum Wartawan Sebagai Dalang Kasus Investasi Bodong Kerugian Rp5 Miliar

Perbedaan dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta terlihat dari sarung penyimpanannya yang disebut warangka. Pangkal keris dari Surakarta cenderung lancip dan sebaliknya Yogyakarta lebih tumpul.

Batik : Batik dari Surakarta lebih cenderung berwarna coklat sogan. Sedangkan Yogyakarta berwarna dasar putih. Untuk motif, batik Yogyakarta cenderung lebih besar, dan motif Surakarta lebih kecil.

Batik dari Surakarta lebih cenderung berwarna coklat sogan. Sedangkan Yogyakarta berwarna dasar putih. Untuk motif, batik Yogyakarta cenderung lebih besar, dan motif Surakarta lebih kecil.

Itulah beberapa perbedaan antara Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, baik dari keraton, hingga budaya. Sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia untuk bisa terus melestarikan kebudayaan yang ada. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca diagramkota yang setia. (dk/dinar)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *