Mantan Istri Bongkar Awal Kasus Dugaan Perzinahan dan KDRT ASN Batu

Kasus Hukum yang Menjerat ASN Pemerintah Kota Batu

DIAGRAMKOTA.COM – Sebuah kasus hukum yang melibatkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Batu, dengan inisial ERK, kini tengah menjadi perhatian publik. Dua perkara berbeda, yaitu dugaan perzinahan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sedang dalam proses penanganan oleh lembaga hukum.

Dalam perkara KDRT, berkasnya sudah masuk ke tahap sidang di Pengadilan Negeri (PN) Malang. Sementara untuk kasus dugaan perzinahan, berkasnya telah dinyatakan lengkap (P21) oleh Kejaksaan Negeri Batu. Kini, hanya tinggal menunggu jadwal sidang untuk memproses kasus tersebut lebih lanjut.

Menurut pengacara dari mantan istri ERK, Dr. Solehoddin, S.H., M.H., kedua kasus ini memiliki latar belakang yang berbeda. Ia menjelaskan bahwa kasus KDRT pertama kali dilaporkan pada 26 November 2024. Sementara laporan mengenai dugaan perzinahan dibuat lebih awal, yakni pada 1 Oktober 2024. Saat itu, kliennya mengetahui langsung bahwa ERK sedang bersama seorang perempuan lain di salah satu hotel di Kota Batu.

Solehoddin menyampaikan bahwa informasi pertama kali diperoleh oleh Zahrotul Rosalio atau dikenal dengan panggilan Occa. Ia langsung menghubungi pengacara untuk memastikan perlindungan hukum terhadap kliennya.

“Mbak Occa adalah orang yang pertama kali mengetahui kejadian tersebut. Beliau kemudian segera menghubungi saya untuk mendampingi secara hukum,” ujar Solehoddin.

Ia menambahkan bahwa klien mereka sejak awal berusaha menyelesaikan masalah rumah tangga ini dengan cara yang bijaksana. Namun, karena tidak adanya kesepakatan antara pihak-pihak terkait, masalah ini akhirnya berkembang hingga ke ranah hukum.

“Awalnya klien kami ingin menjaga kerahasiaan masalah ini karena sifatnya sangat sensitif. Namun, akhirnya jalan hukum harus ditempuh agar semua pihak dapat menemukan keadilan,” tegas Solehoddin.

Masalah ini juga berujung pada perceraian antara ERK dan mantan istrinya. Proses hukum yang sedang berlangsung ini menunjukkan bagaimana masalah pribadi bisa berdampak besar pada kehidupan hukum dan sosial seseorang.

Dengan adanya dua kasus yang berbeda, masyarakat kini mulai memperhatikan lebih dekat tentang tanggung jawab dan etika yang harus dipenuhi oleh para pegawai negeri. Selain itu, kasus ini juga menjadi contoh pentingnya kejujuran dan kesadaran akan konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.

Selama proses hukum berlangsung, pihak terkait diharapkan dapat memberikan keadilan sesuai dengan aturan yang berlaku. Tidak hanya bagi pelaku, tetapi juga bagi korban dan keluarga yang terlibat dalam kasus ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *