DIAGRAMKOTA.COM – Pemkot Surabaya memastikan kesiapan pembukaan Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025/2026. Meski mengadopsi konsep dari pemerintah pusat, Pemkot Surabaya akan melakukan sejumlah modifikasi agar program ini lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa tujuan utama program ini tetap memberikan akses pendidikan gratis bagi seluruh siswa, terutama dari keluarga kurang mampu.
“Di Surabaya, ada program Sekolah Bibit Unggul. Program ini mirip dengan Sekolah Rakyat, namun fokus pada pendidikan anak-anak dari keluarga miskin hingga mereka lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin mengatakan, pihaknya siap menjalankan Sekolah Rakyat sesuai arahan pemerintah pusat.
“Namun, kami akan melakukan beberapa modifikasi sebagaimana petunjuk dari Bapak Wali Kota agar lebih sesuai dengan kondisi di Surabaya,” ujar Anna.
Anna menambahkan bahwa salah satu modifikasi yang akan diterapkan adalah penguatan nilai-nilai kebangsaan dalam kurikulum.
“Kami sudah berdiskusi dengan Menteri Sosial terkait teknis pelaksanaan Sekolah Rakyat ini. Salah satu aspek yang akan diperkuat adalah penguatan nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila,” ulasnya
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati mendukung persiapan Pemkot Surabaya, guna menyelenggarakan Sekolah Rakyat yang dimodifikasi.
Menurut Ajeng, Surabaya masih menghadapi permasalahan keberadaan keluarga miskin, dan anak putus sekolah, terutama di jenjang menengah atas (SMA).
Sehingga membutuhkan komitmen, lewat program yang jelas dan benar-benar berpihak kepada keluarga miskin.
“Sekolah Rakyat konsepnya dari hulu ke hilir. Targetnya menyasar keluarga miskin, memastikan tidak ada putus sekolah di keluarga miskin,” jelasnya pada Selasa (19/03/2025).
Lebih lanjut Legislator Fraksi Gerindra ini mengatakan, pemkot Surabaya perlu membuat mekanisme Sekolah Rakyat versi dimodifikasi itu.
“Ada asrama pendidikan dengan sekolah gratis yang disediakan oleh pemkot. Meminta ada asrama, agar warga Surabaya bisa merasakan program Pak Presiden Prabowo yaitu sekolah rakyat,” ujarnya.
Ajeng menambahkan, dengan membangun asrama pendidikan untuk keluarga miskin kemudian mengabungkan ke SD, SMP gratis yang ada di Surabaya, diperlukan alur peta yang jelas supaya tidak terputus.
“Mirip Program Sekolah Bibit Unggul yang sudah dikerjakan Pemkot. Dimana menyerap 200 mahasiswa kemudian sudah ada alur pekerjaannya, sehingga tidak hanya belajar tetapi siap bekerja. Sudah ada mitra penyalur tenaga kerja,” imbuhnya.
Yang tidak kalah penting menurut Ajeng, kebutuhan akan adanya asrama di Sekolah Rakyat, supaya anak-anak keluarga miskin tidak terjebak kenakalan, penyimpangan seksual, tawuran atau bahkan narkoba.
“Kejar paket C untuk anak putus sekolah sudah ada di berbagai kecamatan di surabaya,” pungkas Ajeng.