DIAGRAMKOTA.COM – PT Pegadaian Kanwil XII Surabaya kembali menggelar roadshow The Gade Sociopreneurship Challenge, kali ini di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya pada Selasa (08/10/2024).
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Pemimpin Wilayah Kanwil XII Surabaya, Muh. Ariyadi Purwanto, dan Deputi Bisnis Area Surabaya 2, Mustofa.
Muh. Ariyadi Purwanto menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi finansial mahasiswa serta mendorong mereka agar lebih inklusif dalam transaksi keuangan.
“PT Pegadaian turut berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemahaman finansial yang baik dapat membantu mahasiswa menghindari jebakan pinjaman online. Untuk itu, Pegadaian menawarkan solusi seperti Tabungan Emas, yang berbasis digital dan sangat cocok untuk karakteristik Gen Z.
“Gen Z ini sangat akrab dengan teknologi digital. Melalui Tabungan Emas, mahasiswa dapat mulai merencanakan masa depan mereka sejak dini,” tambah Ariyadi.
Wakil Dekan 3 UINSA, Dr. H. Moh. Syaeful Bahar, S.Ag, M.Si, juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif Pegadaian. “Kami berharap program ini terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi mahasiswa kami,” ujarnya.
Acara ini semakin meriah dengan kehadiran Sofi Riandini, Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Surabaya, dan Fatmah, Bendahara Umum DPW Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Jawa Timur, yang menjadi pemateri bersama Mustofa, membahas pentingnya kewirausahaan sosial.
The Gade Sociopreneurship Challenge adalah kompetisi start-up sosial yang bertujuan menciptakan dampak sosial dan merespons permasalahan seperti rendahnya literasi keuangan dan tingginya angka pengangguran di kalangan generasi muda.
Kompetisi ini juga mendukung pengembangan UMKM, yang diproyeksikan meningkat menjadi 83,3 juta pelaku pada 2034.
Pegadaian berharap, melalui inisiatif ini, generasi muda Indonesia semakin berani berwirausaha, berinovasi, dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga berani mengambil langkah nyata untuk berwirausaha,” tutup Ariyadi. (dk/nw)