Semanggi Surabaya: Kuliner Langka dengan Daun Semanggi

SERBA-SERBI848 Dilihat

Diagramkota.com – Kuliner tradisional Surabaya memiliki ragam makanan unik yang mampu menggugah selera, salah satunya adalah Semanggi Surabaya.

Semanggi merupakan kuliner langka yang menjadi bagian dari sejarah kuliner Kota Pahlawan.

Terbuat dari daun semanggi yang dikukus, makanan ini kian jarang ditemui di Surabaya, meski cita rasanya yang khas selalu diingat oleh penggemar kuliner Nusantara.

Semanggi adalah makanan tradisional yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada masa itu, daun semanggi dikenal sebagai makanan rakyat kecil karena mudah didapat dan murah.

Masyarakat Surabaya memanfaatkan daun semanggi sebagai bahan utama makanan sehari-hari, dipadukan dengan bumbu kacang dan aneka sayuran lainnya seperti kecambah dan kangkung.

Baca Juga :  Tempat Glamping Terbaik Untuk Staycation Anti-mainstream

Seiring berjalannya waktu, semanggi mulai jarang ditemukan, dan pedagang semanggi kini bisa dihitung jari.

Meski begitu, makanan ini tetap menjadi ikon kuliner kota Surabaya yang melegenda.

Ciri khas dari Semanggi Surabaya adalah daun semanggi yang telah dikukus hingga lembut.

Daun ini kemudian disiram dengan bumbu kacang yang kental dan gurih, mirip dengan saus pecel namun memiliki tekstur dan rasa yang lebih lembut.

Penyajian semanggi dilengkapi dengan lontong atau ketupat serta krupuk puli yang terbuat dari beras sebagai pelengkap.

Kombinasi antara rasa daun semanggi yang segar dengan gurihnya saus kacang memberikan sensasi berbeda di lidah. Krupuk puli yang renyah menambah kelezatan setiap suapan semanggi.

Baca Juga :  Konser Musik Terbesar Di Dunia Tahun Ini

Meskipun semanggi termasuk dalam salah satu makanan ikonik Surabaya, keberadaannya semakin langka di tengah-tengah menjamurnya makanan modern.

Beberapa pedagang semanggi masih bisa dijumpai, namun mayoritas mereka adalah penjual keliling yang harus Anda temui di tempat-tempat tertentu, seperti di sekitar Taman Bungkul atau di perkampungan Surabaya.

Semanggi menjadi incaran wisatawan yang ingin merasakan langsung makanan tradisional ini, tetapi sering kali mereka kesulitan menemukannya karena sudah mulai hilang dari peredaran.

Melestarikan makanan ini bukan hanya tentang menjaga warisan budaya, tetapi juga menjaga identitas kuliner Surabaya yang kian memudar.

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *