Diagramkota.com – Debat publik perdana calon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo digelar di Fave Hotel, Sabtu malam (19/10/2024). Acara ini berlangsung dengan tertib, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, dan disiarkan langsung melalui beberapa saluran media. Dalam debat ini, masing-masing pasangan calon (Paslon) diberikan kesempatan untuk memaparkan visi, misi, serta program unggulan mereka dalam membangun Kabupaten Sidoarjo yang lebih maju dan sejahtera.
Sebelum memasuki sesi debat, para kandidat menyampaikan visi dan misi mereka untuk memimpin Sidoarjo ke depan. Setiap pasangan calon diberi waktu untuk menjawab pertanyaan terkait isu-isu penting, seperti pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, pendidikan, dan kesehatan. Paslon nomor urut 1 dan 2 terlihat antusias dalam memaparkan program unggulan mereka, berupaya menarik simpati masyarakat Sidoarjo.
Pasangan calon nomor urut 2, Achmad Amir Aslichin dan Edy Widodo (SAE), tampil meyakinkan dalam debat tersebut. Mereka mengusung program unggulan yang fokus pada pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai solusi permasalahan masyarakat hingga ke tingkat dusun. Achmad Amir Aslichin atau yang akrab disapa Mas Iin, menegaskan bahwa anggaran Rp 300-500 juta per dusun akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan di tingkat paling bawah, seperti pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan ketahanan pangan.
“Anggaran ini akan diambil dari APBD dan didistribusikan langsung melalui Musrenbang Dusun (Musdus). Kami yakin, dengan fokus ini, Sidoarjo akan bangkit dan memiliki daya saing dengan daerah lain,” ujar Mas Iin. Ia menambahkan bahwa APBD Kabupaten Sidoarjo yang mencapai Rp 5,2 triliun per tahun dapat mengakomodasi program ini, tanpa mengganggu anggaran daerah lainnya.
Program ini juga, menurut Mas Iin, akan memangkas birokrasi yang terlalu panjang. Warga dusun dan desa akan memiliki kebebasan untuk menentukan proyek yang dibutuhkan, baik jenis maupun alokasi dananya. “Ini adalah program dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat yang akan memutuskan apa yang perlu dibangun, dan hal ini akan membantu perekonomian lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Paslon nomor urut 1, Subandi-Mimik Idayana, juga tampil lugas dalam menjawab setiap pertanyaan. Menanggapi pertanyaan dari Paslon SAE tentang pembangunan Sidoarjo metropolitan dan inklusif, Subandi menegaskan bahwa pihaknya akan menyusun grand design pembangunan Sidoarjo dalam lima tahun ke depan. Grand design ini akan mengarahkan pembangunan di setiap kecamatan sesuai dengan potensi lokal yang ada.
“Pembangunan Sidoarjo metropolitan dan inklusif akan melibatkan semua pihak, kami akan merangkul seluruh elemen untuk membangun Sidoarjo menjadi lebih baik dan tidak kalah dengan kabupaten lain,” ujar Subandi dengan penuh keyakinan.
Debat perdana ini menjadi langkah awal bagi kedua Paslon untuk memperkenalkan program dan strategi mereka dalam memimpin Sidoarjo. Masyarakat Sidoarjo diharapkan dapat menilai dengan cermat dan bijaksana sebelum menentukan pilihan pada Pilkada mendatang.
Debat publik ini juga memberikan ruang bagi para calon untuk saling bertukar gagasan dan menjawab tantangan yang dihadapi Sidoarjo saat ini. Masalah seperti kemacetan, pengelolaan banjir, serta pengembangan ekonomi berbasis digital turut menjadi isu yang hangat diperbincangkan.(Dk/di)