DIAGRAMKOTA.COM – Dalam upaya menekan angka kehamilan di kalangan pelajar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto mengambil langkah tegas dengan memperketat pengawasan di lingkungan sekolah. Langkah ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto dan sekolah-sekolah di wilayah tersebut.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, menyatakan bahwa MoU ini memberikan tanggung jawab lebih besar kepada para pendidik untuk memastikan pengawasan terhadap siswa berjalan lebih ketat. “Jika terdapat siswa yang hamil di luar nikah, maka kinerja kepala sekolah akan dievaluasi dan catatan kinerja mereka akan dikurangi,” ujar Ikfina saat memberikan arahan kepada kader Pembangunan Manusia (KPM) di eks Wilayah Pembantu Bupati Jabung, Selasa (3/9/2024).
Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga reputasi sekolah, tetapi juga sebagai bagian dari upaya pencegahan terhadap risiko kelahiran bayi stunting yang sering kali diakibatkan oleh kehamilan di usia muda. “Kehamilan pada usia pelajar sangat rentan menghasilkan bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk, termasuk risiko stunting. Oleh karena itu, pengawasan harus dilakukan dengan lebih intensif,” tambahnya.
Selain itu, Bupati Ikfina juga menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi untuk membangun kekebalan tubuh mereka dan mencegah stunting. “Pemberian ASI eksklusif adalah salah satu kunci untuk mencegah stunting. Kami akan terus mendukung upaya ini agar Kabupaten Mojokerto bisa mencapai target Zero Stunting,” jelas Ikfina.
Lebih lanjut, Ikfina menginstruksikan kepada kader Pembangunan Manusia (KPM) di setiap desa untuk memfokuskan perhatian pada pengumpulan data dan temuan lapangan terkait bayi stunting dan yang berisiko stunting. Data ini akan menjadi landasan bagi Pemkab Mojokerto dalam menentukan kebijakan dan program intervensi yang tepat sasaran.
“Dengan data yang akurat dan upaya bersama, kita bisa mencapai target Zero Stunting di Kabupaten Mojokerto. Mari kita berkolaborasi dalam aksi konvergensi stunting ini,” tutup Ikfina.
Langkah ini diharapkan dapat menurunkan angka kehamilan di kalangan pelajar serta mengurangi risiko stunting di Kabupaten Mojokerto, menjadikan wilayah ini sebagai contoh bagi daerah lain dalam menangani isu kesehatan anak. (dk/nw)