DIAGRAMKOTA.COM – Revitalisasi Kota Lama Surabaya belumlah mencapai akhir. Ini adalah gerbang emas yang membuka peluang dan tantangan bagi pembangunan kota Surabaya ke depan.
Kota Lama Surabaya memang memikat dengan keindahannya, tetapi pembangunan masih panjang. Warga Surabaya diharapkan mengambil inisiatif untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan yang ada di Kota Lama Surabaya.
Ribuan warga setiap hari datang ke Kota Lama, menikmati keindahan yang ada. Namun, seberapa banyak dari mereka yang tergerak untuk membuka usaha atau berkreasi di sana?
Agar Kota Lama tetap hidup dan ekonomis, harus ada inisiatif dari masyarakat untuk mengisi dengan kegiatan yang menguntungkan. Keindahan Kota Lama tidak hanya dari megahnya bangunan kolonial, tetapi juga dari budaya Nusantara yang ada di sana.
Warga harus bisa menggali dan memanfaatkan potensi budaya lokal, termasuk aksara Jawa. Mengenal aksara Jawa adalah salah satu cara untuk memahami kearifan lokal yang ada di Surabaya.
Pejabat dan perangkat Kelurahan Krembangan Selatan, yang meliputi wilayah Kota Lama Surabaya, terutama zona Eropa, telah memulai langkah bijak dengan mengikuti kegiatan “Sinau Aksara Jawa” di RT3/RW10 Kelurahan Krembangan Selatan.
Lurah Sumadalana mengajak staf dan karyawan kelurahan untuk belajar aksara Jawa guna memaknai Kota Lama Surabaya. Menurutnya, kata “lama” dalam frasa Kota Lama Surabaya tidak hanya mengacu pada bangunan, tetapi juga pada budaya dan aksara Jawa.
“Saya ingin di wilayah saya muncul identitas lokal yang kental dengan kearifan lokal, yaitu Jawa. Misalnya, ada rumah yang diberi papan nama dengan aksara Jawa,” jelas Lurah Sumadalana saat ditemui di ruang kerjanya.
Pada Jumat sore (12/7/24), tim Kelurahan Krembangan Selatan belajar aksara Jawa di gedung berusia 101 tahun, yaitu pabrik limoen Siropen yang dibuka sejak 1923. Kegiatan Sinau Aksara Jawa ini diadakan oleh komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni, dengan dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.
Para peserta belajar aksara Jawa dengan semangat, mengingat kembali pelajaran yang pernah mereka dapatkan di masa lalu. Ini adalah langkah kecil namun berarti dalam melestarikan budaya literasi Jawa sambil memaknai Kota Lama Surabaya. (dk/nanang)