DIAGRAMKOTA.COM – Pada Minggu sore (7/7/24), sertifikat kepesertaan Sinau Aksara Jawa secara simbolis diserahkan di Kota Lama Surabaya, menandai berakhirnya Kelas pertama (A) Sinau Aksara Jawa. Sertifikat tersebut diserahkan oleh Isyakul Hasan, perwakilan dari Puri Aksara Rajapatni sebagai penyelenggara acara.
Sertifikat tersebut diterima oleh Ricky Setiono, yang juga menjabat sebagai Ketua RT03/RW10 Kelurahan Krembangan Selatan. Keunikan sertifikat ini terletak pada penggunaannya aksara Jawa.
“Saya belum pernah melihat sertifikat beraksara Jawa seperti ini,” ungkap Ricky.
Diperkirakan, sertifikat ini merupakan yang pertama di Surabaya. Pemberian sertifikat ini merupakan bagian dari kegiatan yang digelar di Kota Lama Surabaya, yang baru diresmikan oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi pada 3 Juli 2024.
Ketua Penyelenggara, Nanang Purwono, menyatakan bahwa sertifikat diberikan kepada peserta yang mengikuti seluruh pertemuan, yaitu sebanyak empat kali.
“Ini adalah bentuk penghargaan kami bagi mereka yang hadir penuh, komplit,” jelas Nanang.
Kegiatan Sinau Aksara Jawa berlangsung selama empat hari berturut-turut, mulai Kamis hingga Minggu (4-7 Juli 2024), setelah peresmian Kota Lama Surabaya pada Rabu (3/7/24).
Sebelum penyerahan sertifikat, para peserta diajak menulis nama mereka dalam aksara Jawa pada gantungan kunci sebagai cinderamata.
“Penulisan pada gantungan kunci ini sebagai kenang-kenangan dari mereka untuk mereka,” tambah Nanang, yang menyaksikan kegiatan bersama 30 peserta jelajah Kota Lama Surabaya. Mereka adalah mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Surabaya (GMS).
Salah satu peserta dari GMS, Andy Mapajaya, seorang dosen arsitektur yang juga pemerhati cagar budaya, mengapresiasi kegiatan ini.
“Bagus, ini kegiatan bagus. Luar biasa,” kata Andy.
Andy juga mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah yang telah mengizinkan rumah klasiknya digunakan untuk kegiatan Sinau Aksara Jawa.
Nanang Purwono pun mengucapkan terima kasih kepada semua peserta, termasuk Ketua RT 03/RW10 Krembangan Selatan, atas kerjasama mereka dalam melestarikan peradaban lokal di kawasan Kota Lama Surabaya.
“Semoga, melalui kegiatan ini, semua peserta dapat mengambil manfaat yang kemudian dapat diterapkan untuk terus membangun daerahnya dalam konsep Kota Lama Surabaya,” pungkas Nanang. (dk/Tim ARP).