BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Timur, Masyarakat Diminta Waspada Jelang Tahun 2026
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Ming, 7 Des 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi di wilayah Jawa Timur dalam seminggu ke depan. Prediksi ini menunjukkan bahwa beberapa daerah akan mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Peringatan ini dikeluarkan menjelang akhir tahun 2025, yang memperkuat kekhawatiran akan dampak cuaca buruk terhadap aktivitas masyarakat.
Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem
Menurut informasi yang diberikan oleh Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan, cuaca ekstrem tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah masuknya musim hujan yang telah berlangsung sejak awal tahun. Selain itu, fenomena gelombang atmosfer seperti Low, Kelvin, dan Rossby juga turut berkontribusi pada kondisi cuaca yang tidak stabil.
Selain itu, suhu muka laut di perairan Selat Madura masih cukup tinggi, sehingga memberikan pasokan uap air yang cukup untuk pembentukan awan konvektif. Kondisi atmosfer lokal yang labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas juga menjadi salah satu penyebab utama cuaca ekstrem yang bisa terjadi di Jawa Timur.
Wilayah yang Terancam Bencana Hidrometeorologi
BMKG mencatat bahwa beberapa wilayah di Jawa Timur harus lebih waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Daftar wilayah yang dimaksud meliputi Bangkalan, Banyuwangi, Batu, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang, Magetan, Malang, Mojokerto, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Surabaya, dan Tuban.
Beberapa bencana yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta angin kencang. Dampak dari cuaca ekstrem ini bisa sangat signifikan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah atau lereng gunung.
Imbauan untuk Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca secara real-time. Masyarakat diharapkan untuk memperhatikan informasi peringatan dini yang diberikan melalui website resmi BMKG Juanda, media sosial, dan saluran komunikasi lainnya.
Taufiq Hermawan menekankan bahwa masyarakat perlu mempersiapkan diri dengan menghindari area rawan bencana, memastikan keamanan rumah, serta memiliki rencana darurat jika terjadi kondisi darurat. Ia juga menyarankan agar warga tetap tenang dan tidak panik saat menghadapi situasi cuaca ekstrem.
Langkah Mitigasi yang Dilakukan Pemerintah
Selain imbauan kepada masyarakat, pemerintah daerah dan instansi terkait juga mulai mengambil langkah mitigasi. Contohnya, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di beberapa kabupaten telah memperkuat koordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca secara berkala.
Di samping itu, beberapa daerah juga melakukan pembersihan saluran air dan pengamanan jalan-jalan yang rawan banjir atau longsor. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem.
Rekomendasi untuk Menghadapi Cuaca Buruk
Masyarakat diimbau untuk mempersiapkan perlengkapan dasar seperti payung, jaket, dan alat pemadam api. Selain itu, penting untuk menjaga kesehatan dengan menghindari paparan hujan terlalu lama dan menjaga kebersihan lingkungan.
Bagi pengemudi kendaraan, disarankan untuk memperhatikan kondisi jalan dan menghindari perjalanan di tengah hujan deras. Jika terpaksa bepergian, pastikan kendaraan dalam kondisi baik dan siap menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. ***





Saat ini belum ada komentar