Rp50 Miliar untuk Pemuda, DPRD Surabaya Minta Bebas dari Kepentingan Politik
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 13 Nov 2025
- comment 0 komentar

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni
DIAGRAMKOTA.COM – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni menegaskan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak menjadikan anggaran pembinaan generasi muda (Gen Z) hanya sebagai kegiatan seremonial tanpa hasil nyata. Ia menekankan, dana yang mencapai puluhan miliar rupiah itu harus mampu mencetak pemuda kreatif di setiap wilayah.
“Saya berharap anggaran itu digunakan sebagaimana mestinya untuk pembinaan generasi muda. Karena kalau kita bicara Gen Z, itu artinya kita bicara tentang masa depan Surabaya,” kata Fathoni di Gedung DPRD Surabaya, Kamis (13/11/2025).
Menurut legislator Partai Golkar tersebut, anggaran pembinaan Gen Z yang dicantolkan di masing-masing kecamatan harus menghasilkan pemuda-pemudi kreatif dengan karakter sesuai wilayahnya. Ia menilai setiap kawasan di Surabaya memiliki kebutuhan yang berbeda dan tidak bisa disamaratakan.
“Kalau kegiatan pembinaan itu sama semua di seluruh RW, maka output-nya tidak akan sesuai dengan tujuan pembinaan generasi muda. Tiap wilayah punya karakteristik berbeda. Ampel misalnya, dengan nilai religius tinggi, seharusnya bisa melahirkan entrepreneur baru yang mendukung wisata religi,” tegasnya.
Ia mencontohkan, pembinaan di kawasan seperti Sememi, Gayungan, dan Rungkut tentu harus memiliki fokus kegiatan berbeda. Karena itu, ia meminta agar para camat mampu mengidentifikasi kebutuhan pemuda di wilayah masing-masing sebelum pelaksanaan program di tahun 2026.
“Camat itu harus tahu kebutuhan pemuda di wilayahnya. Bukan berarti semua diarahkan jadi pengusaha, tapi juga harus sejalan dengan tujuan pembangunan Kampung Pancasila,” tambah Fathoni.
Fathoni menilai, keberhasilan program Kampung Pancasila yang diinisiasi Wali Kota Eri Cahyadi sangat bergantung pada peran aktif pemuda. Menurutnya, anggaran pembinaan Gen Z bisa menjadi jembatan agar nilai-nilai Pancasila benar-benar hidup di masyarakat.
“Pemuda harus jadi pelopor dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di lingkungannya. Pemerintah Kota sudah memberi ruang dan jembatan, tinggal bagaimana mereka memanfaatkannya,” ujarnya.
Terkait besaran anggaran, Fathoni menyebut Pemkot Surabaya menyiapkan sekitar Rp50 miliar yang dialokasikan melalui pos pembinaan di tingkat RW. “Kalau tidak salah, setiap RW mendapat sekitar Rp100 juta,” ungkapnya.
Ia juga berharap Karang Taruna menjadi wadah utama penyaluran kegiatan ini. Namun Fathoni mengingatkan, organisasi kepemudaan itu harus benar-benar bebas dari kepentingan politik agar dapat menjadi jembatan murni bagi kreativitas pemuda.
“Karang Taruna itu harus steril dari kepentingan politik karena mereka yang jadi wadah pemuda di tiap wilayah,” katanya menegaskan.
Fathoni menutup dengan peringatan bahwa DPRD akan melakukan evaluasi apabila pada pelaksanaannya nanti kegiatan pembinaan Gen Z berjalan monoton.
“Kalau kegiatan di 2026 nanti ternyata seragam semua tanpa inovasi, kami akan dorong perubahan postur anggarannya di APBD perubahan,” tandasnya. (dk/nw)




