India Selidiki Kematian 9 Anak Akibat Obat Batuk
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 7 Okt 2025
- comment 0 komentar

Penyelidikan Kematian Anak Akibat Konsumsi Sirup Obat Batuk yang Diduga Terkontaminasi
DIAGRAMKOTA.COM – Otoritas kesehatan di India sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan keterkaitan antara kematian sembilan anak berusia di bawah lima tahun dengan konsumsi sirup obat batuk yang diduga mengandung bahan kimia beracun. Kejadian ini terjadi di dua provinsi, yaitu Madhya Pradesh dan Rajasthan sejak akhir Agustus lalu. Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga memerintahkan investigasi menyeluruh setelah menemukan adanya kontaminasi pada beberapa sampel obat batuk Coldrif yang diproduksi oleh Sresan Pharma di Tamil Nadu.
Sampel-sampel tersebut diketahui mengandung dietilen glikol (DEG) dalam kadar yang berbahaya. DEG adalah senyawa beracun yang biasanya digunakan sebagai pelarut industri. Bahan ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan saraf, hingga kematian jika tertelan, bahkan dalam dosis kecil. Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Kesehatan India, sampel sirup tersebut ditemukan mengandung DEG di atas ambang batas yang diperbolehkan.
Mohan Yadav, Gubernur Madhya Pradesh, merespons temuan tersebut dengan mengumumkan larangan penjualan sirup Coldrif di seluruh wilayahnya. Selain itu, penjualan produk lain dari perusahaan yang sama juga dihentikan sementara. Langkah serupa dilakukan oleh otoritas di Tamil Nadu dan Kerala setelah ada konfirmasi adanya kontaminasi dalam sampel yang diambil langsung dari pabrik Sresan Pharma di Kanchipuram.
Namun, hasil uji laboratorium dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Madhya Pradesh (MPFDA) menunjukkan bahwa tiga dari 13 sampel yang dianalisis tidak terkontaminasi. Meski demikian, pemeriksaan lebih lanjut masih dilakukan untuk memastikan sumber dan tingkat penyebaran bahan beracun tersebut.
Kementerian Kesehatan India juga telah melakukan inspeksi terhadap 19 produsen obat di enam negara bagian guna mengevaluasi sistem pengendalian mutu dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Dampak Global dari Kasus Serupa
Kematian akibat konsumsi sirup obat batuk tercemar sebelumnya telah menjadi isu global. Pada tahun 2022, lebih dari 70 anak di Gambia meninggal dunia setelah mengonsumsi sirup yang diproduksi oleh perusahaan farmasi India. Insiden ini memicu tekanan internasional terhadap industri farmasi India untuk memperketat pengawasan kualitas produk obat, terutama yang diekspor ke negara berkembang.
Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melarang penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol dalam produk sirup untuk anak maupun dewasa. Larangan ini merupakan respons terhadap temuan kasus gagal ginjal akut pada anak beberapa waktu lalu.
Upaya Pencegahan dan Pengawasan Lebih Ketat
Seiring dengan upaya pencegahan, otoritas kesehatan di India terus memperkuat pengawasan terhadap industri farmasi. Tidak hanya itu, mereka juga fokus pada peningkatan standar produksi dan distribusi obat agar dapat menjaga kualitas dan keselamatan bagi masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga memperluas kolaborasi dengan lembaga internasional untuk memastikan bahwa semua produk obat yang diedarkan di pasar dalam negeri maupun ekspor sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat lebih percaya pada kualitas obat yang tersedia di pasar, terutama untuk kelompok rentan seperti anak-anak.
Saat ini belum ada komentar