Bupati Sidoarjo Sidak Pabrik Tahu di Tropodo, Ultimatum Stop Gunakan Bahan Bakar Plastik

DIAGRAMKOTA.COM – Polemik pembakaran plastik oleh pengrajin tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, akhirnya mendapat respons tegas dari Bupati Subandi. Tak ingin isu pencemaran lingkungan ini mencoreng nama Sidoarjo di mata dunia, Bupati turun langsung ke lokasi untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Minggu (18/5).

“Berita ini sudah menjadi perhatian internasional, bukan hanya nasional. Karena itu, kami perlu menindaklanjutinya secara serius,” tegas Subandi usai sidak.

Sidak dilakukan menyusul temuan penggunaan bahan bakar plastik dalam proses produksi tahu, yang dinilai mencemari udara dan membahayakan kesehatan warga sekitar. Subandi menegaskan, para pengusaha tahu diberi waktu tenggang satu minggu untuk menghentikan praktik tersebut. Jika tidak diindahkan, sanksi hukum siap diterapkan.

“Saya turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi sebenarnya. Saya tidak ingin UMKM pengusaha tahu ini berhenti beroperasi hanya karena masalah plastik,” ujarnya.

Meski bersikap tegas, Subandi menegaskan bahwa pemerintah tetap membuka ruang dialog. Ia menekankan bahwa keberlangsungan usaha rakyat harus tetap sejalan dengan kepedulian terhadap lingkungan.

“Kami sudah bertemu dengan para pengusaha tahu. Kami beri toleransi dan ajak mereka memilah bahan bakar yang boleh dan tidak boleh digunakan,” jelasnya.

Sebagai solusi, Subandi menawarkan pengalihan ke bahan bakar kayu atau gas bumi (PGN). Ia bahkan membuka peluang skema subsidi bersama Pemprov Jatim bagi pengusaha yang bersedia beralih.

“Jika nantinya menggunakan PGN, kami akan koordinasi dengan Gubernur. Skemanya bisa saja 50 persen ditanggung Pemprov, 50 persen oleh Pemkab,” jelasnya.

Namun, Subandi mengingatkan bahwa toleransi bukan berarti pembiaran. Jika solusi yang ditawarkan tetap diabaikan, Pemkab akan menyerahkan penanganannya kepada aparat penegak hukum.

“Jika setelah diberi toleransi dan solusi masih melanggar, maka urusannya akan kami serahkan ke aparat kepolisian,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu pengusaha tahu, Fery Andi Kurniawan, menyatakan komitmennya untuk mematuhi arahan pemerintah. Ia menyebut penggunaan plastik akan dihentikan mulai Rabu (22/5) mendatang.

“Otomatis nanti kami tidak boleh menggunakan plastik lagi. Terakhir kami gunakan hari Rabu,” ujarnya.

Fery menambahkan, selama ini ia memperoleh plastik dari pabrik Pakerin untuk membakar tahu di usahanya yang mempekerjakan 25 orang dan memproduksi hingga 1,5 ton tahu per hari. Produk tahu tersebut dipasarkan ke wilayah Surabaya, Krian, dan Gresik.(Dk/max)