DIAGRAMKOTA.COM – Seorang pria berinisial ARBP (23) meninggal dunia setelah diamankan oleh Kepolisian Resort Kota Surabaya (Polrestabes) melalui unit Jatanras pada Jumat sore, 8 November 2024. Berita ini mengejutkan keluarga korban, yang mempertanyakan penyebab pasti kematian ARBP dan mencurigai adanya potensi kekerasan dalam insiden tersebut.
Ayah korban, Supriyatno, mengungkapkan bahwa keluarganya pertama kali mendengar kabar penangkapan ARBP dan langsung menuju Polrestabes Surabaya untuk memastikan keadaannya. Namun, pihak kepolisian meminta keluarga untuk pulang karena putranya masih dalam proses pemeriksaan.
Pada Sabtu sore, keluarga menerima kabar mengejutkan bahwa ARBP telah meninggal di Rumah Sakit Menur, Surabaya. “Kami langsung datang ke Polrestabes begitu tahu anak saya ditahan, tetapi disuruh pulang karena masih diperiksa. Tiba-tiba Sabtu sore kami dikabari bahwa anak kami meninggal di RS Menur,” ungkap Supriyatno di kediamannya pada Sabtu, 9 November 2024.
Supriyatno menjelaskan bahwa selama penahanan, keluarga tidak menerima surat resmi atau informasi lengkap terkait kondisi ARBP. Lebih lanjut, ia mengaku mendapat foto pelimpahan dari kepolisian ke Satpol PP yang memperlihatkan kondisi ARBP sudah tidak bernyawa.
Kecurigaan keluarga semakin meningkat setelah melihat jenazah ARBP, yang menunjukkan beberapa luka mencurigakan, termasuk lebam di wajah serta bercak hitam pada pipi yang mengeluarkan cairan. “Kami melihat banyak hal ganjil pada tubuh anak saya, seperti lebam di wajah dan bekas hitam di pipi yang mengeluarkan cairan. Kami merasa ada yang tidak wajar,” ujar Supriyatno dengan nada emosional.
Atas dugaan adanya kekerasan atau perlakuan tidak wajar selama penahanan, keluarga ARBP berniat melaporkan kejadian ini ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. Supriyatno menegaskan bahwa pihaknya ingin menuntut kejelasan dan keadilan terkait peristiwa yang dialami putranya. “Kami akan membawa kasus ini ke Propam demi tegaknya keadilan,” tegasnya.
Hingga laporan ini diturunkan, awak media masih berupaya mengonfirmasi kronologi kejadian kepada Polrestabes Surabaya serta instansi terkait untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai penahanan dan penyebab kematian ARBP. Keluarga korban berharap penyelidikan yang menyeluruh dapat dilakukan untuk mengungkap fakta di balik kematian putra mereka. (Dk/Yudi)