DIAGRAMKOTA.COM – Menjelang Pilkada 2024 yang akan berlangsung pada 27 November mendatang, KPU Surabaya menargetkan tingkat partisipasi pemilih di TPS mencapai 75%. Target ini jauh lebih ambisius dibandingkan Pemilu Legislatif (Pileg) sebelumnya, di mana partisipasi hanya mencapai 51,4%.
Dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang mencapai 2.229.244 orang, KPU dihadapkan pada tantangan besar. Terlebih lagi, jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pilkada 2024 dikurangi menjadi 3.964 TPS, jauh menurun dari 8.167 TPS pada Pileg sebelumnya. Setiap TPS diperkirakan akan melayani antara 500 hingga 600 pemilih, yang tentunya meningkatkan beban operasional dan logistik.
Anggota DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, menyarankan agar KPU segera memperkuat sosialisasi. Menurutnya, PPK dan PPS dapat memanfaatkan pertemuan-pertemuan rutin di tingkat RT, RW, dan kelurahan untuk menyebarkan informasi tentang hak konstitusional warga dan pentingnya partisipasi aktif dalam Pilkada.
“Sebaiknya KPU melalui PPK dan PPS dapat menyampaikan materi sosialisasi melalui pertemuan-pertemuan rutin di tingkat RT, RW, dan kelurahan. Ini akan lebih efektif dalam memperkuat hak konstitusi dan pemahaman warga terkait Pilkada,” ujar Yona, Sabtu (5/10/2024).
Politisi Gerindra ini juga menyoroti pentingnya perhatian khusus terhadap segmen generasi muda, khususnya pemilih pemula yang biasanya terlibat dalam karang taruna atau komunitas pemuda di tingkat RT/RW dan kelurahan.
Ia menyebutkan bahwa partisipasi generasi Z dan milenial pada Pileg dan Pilpres 2024 mencapai 55%, dan KPU Surabaya harus mempertahankan bahkan meningkatkan angka tersebut pada Pilkada mendatang.
“Generasi muda, terutama pemilih pemula, harus mendapatkan atensi khusus. Mereka berperan besar dalam menentukan hasil Pilkada,” tambah Yona.
KPU Surabaya Harus Libatkan Berbagai Elemen
Selain itu, Yona juga mengingatkan bahwa pengurangan jumlah TPS dapat mempengaruhi partisipasi pemilih, terutama di daerah perumahan yang jarak TPS-nya bisa lebih jauh atau bahkan berbeda RW. Menurutnya, KPU Surabaya harus memikirkan strategi untuk menarik minat pemilih meskipun jarak ke TPS menjadi lebih jauh.
“Pengurangan jumlah TPS tentu membuat jarak rumah pemilih dengan TPS semakin jauh. Hal ini harus diantisipasi agar warga tetap tertarik hadir di TPS pada hari pemilihan,” jelasnya.
Yona menegaskan bahwa sosialisasi tidak bisa hanya dilakukan menjelang H-7. Ia menyarankan agar sosialisasi dimulai dari sekarang dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
“Sosialisasi tidak boleh hanya dilakukan secara masif pada H-7, tetapi harus dimulai sekarang. KPU harus melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti yang telah saya sampaikan,” tegasnya.
Dengan upaya ini, Yona optimistis bahwa target 75% partisipasi pemilih pada Pilkada Surabaya 2024 bisa tercapai, jika sosialisasi dilakukan secara efektif dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat.(@)