Diagram Kota Solo – Wayang Orang Sriwedari adalah bentuk seni pertunjukan yang populer di Jawa. Ini adalah bentuk seni yang menampilkan penggambaran penggalan dari cerita Mahabarata dan Ramayana dengan cara naratif.
Para aktor menggunakan gerakan tari, dialog, dan bernyanyi, didukung oleh musik gamelan dan dalang yang menyampaikan narasi dalam setiap adegan.
Seni ini merupakan bagian penting dari budaya Jawa dan telah menjadi tontonan dan tuntunan epik bagi masyarakat selama lebih dari satu abad.
Wayang Orang Sriwedari lahir pada tanggal 10 Juli 1910 dan telah menjadi bagian integral dari kebudayaan Jawa yang harus dilestarikan keberadaannya.
Untuk merayakan hari ulang tahun ke-114 pada tahun 2024, para seniman di Wayang Orang Sriwedari mengadakan berbagai acara tradisional, termasuk Wilujengan, Jamasan, dan pementasan.
Ketua pelaksana HUT Wayang Orang Sriwedari ke 114, Irizal Suryanto, S.Pd mengatakan, salah satu acara yang paling menarik adalah Jamasan, yang diadakan pada hari Jumat (12/07/2024) lalu, dipimpin oleh KRT. Pahang Guno Dipuro.
Menurut Irizal Suryanto, makna dari Jamasan atau njamasi ini adalah membersihkan dan menjaga. Yaitu melestarikan budaya yang ada hingga saat ini. Yang biasa dijamasi yaitu Gongso (Gamelan) Kyai Bagus dan Patung Nyai Denok.
“Gongso Kyai Bagus dan Nyai Denok adalah perangkat gamelan dan patung seorang penari putri cantik yang dibuat pada masa era pemerintahan Sinuhun Pakoe Buwono X Raja Kasunanan Surakarta,” terang Irizal, Selasa (16/7/2024).
Selain Jamasan, rangkaian kegiatan HUT Wayang Orang Sriwedari ke-114 tahun berikutnya termasuk perlombaan tari Srikandhi Cakil yang akan diadakan pada hari Kamis (25/07/2024).
Dilanjutkan perlombaan tari Priyambada Mustakaweni pada hari Jumat, (26/07/2024). Kemudian perlombaan fashion show pada hari Sabtu (27/07/2024) semua perlombaan tersebut diadakan pada pukul 09.00 WIB
Sebagai puncak acara kegiatan HUT yang ke 114 tahun, Wayang Orang Sriwedari akan mempersembahkan pagelaran bertajuk “Panakawan Labuh Ngruwat Nagari” pada Sabtu (27/07/2024) pukul 18.30 WIB di gedung Wayang Orang Sriwedari Surakarta.
Irizal juga menegaskan gelaran ini tentunya memuat pesan serta nilai-nilai positif bagi generasi muda khususnya dalam hal kesederhanaan, semangat, dan optimis untuk melesatrikan, menjaga dan merawat budaya.
“Wayang Orang Sriwedari tidak hanya terdiam terpaku dalam nostalgia masa lalu namun terus melangkah, berbenah dan berkarya untuk terus bertumbuh, lestari dan menjadi momumen abadi yang eksis melintas,” paparnya.
Secara keseluruhan, Wayang Orang Sriwedari adalah bentuk seni yang kaya dan penuh makna yang telah menjadi bagian integral dari kebudayaan Jawa selama lebih dari satu abad.
“Melalui acara-acara seperti Jamasan dan perlombaan tari, para seniman di Wayang Orang Sriwedari berusaha untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Jawa kepada generasi masa depan,” pungkas Irizal. (dk/chandra)