Gerindra Tak Akan Usung Eri Cahyadi di Pilwali Surabaya 2024, Ini Alasannya!

Diagram Kota Surabaya – Partai Gerindra mengindikasikan tidak akan mendukung petahana Eri Cahyadi dalam Pilwali Kota Surabaya 2024. Ketua Gerindra Jatim, Anwar Sadad, mengungkapkan sejumlah alasan di balik keputusan ini.

“Sebenarnya kami punya harapan besar Pak Eri Cahyadi bisa benar-benar menjadi bapaknya arek-arek Suroboyo. Tetapi kemudian pilihan politiknya mengidentifikasi dirinya sebagai milik hanya satu partai. Menurut saya tentu banyak pihak yang dikecewakan,” ujar Anwar Sadad, dikutip dari detikJatim, Kamis (16/5/2024).

Screenshot 2025 06 03 13 17 57 67 6012fa4d4ddec268fc5c7112cbb265e7

Gus Sadad, sapaan akrab Anwar Sadad, menjelaskan bahwa setelah Eri mendaftar kembali maju Pilwali Surabaya bersama Armuji di PDIP, Gerindra kehilangan minat terhadap mantan Kepala Bappeko Surabaya tersebut.

“Menurut saya ini reaksi bukan aksi. Saya lihat ada semacam ‘kesengajaan’ untuk meninggalkan komunikasi yang sudah terjalin. Pak Eri kita tahu sudah bersilaturrahmi dengan kawan-kawan Gerindra Surabaya, bahkan datang dalam acara buka bersama lalu. Menurut saya itu awal yang baik untuk menempatkan Pak Eri pada posisi milik bersama,” jelasnya.

Gus Sadad menilai langkah politik Eri yang memilih berafiliasi hanya dengan satu partai mengecilkan kapasitasnya sebagai pemimpin milik bersama. “Tapi kemudian beliau mengambil langkah politik ‘mengecilkan’ kapasitas dirinya sebagai milik bersama menjadi milik sekelompok atau beberapa parpol. Menurut saya ya itu pilihan politik dengan segala risiko yang ditanggungnya. Wajar kita tidak bisa menghalangi, mungkin pilihan terbaik bagi beliau. Tapi tentu Partai Gerindra tidak boleh disalahkan juga kalau mengambil pilihan politik yang lain,” tambahnya.

Gerindra berencana membentuk poros baru di Surabaya dengan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), termasuk PKB, NasDem, PKS, dan PPP. “Kami akan membuat poros baru dengan parpol KIM. Harapannya partai KIM diperluas dengan parpol yang sudah terjalin komunikasi baik di tingkat nasional, ada PKB, NasDem, PPP, dan PKS. PKS ini kan sahabat lama Gerindra,” ungkapnya.

Gerindra, sebagai partai dengan posisi pemenang kedua di Surabaya, merasa memiliki tanggung jawab moral kepada pemilihnya untuk mencari figur yang tepat. “Dengan posisi pemenang kedua di Surabaya, tentu kami punya pertanggungjawaban moral kepada para pemilih untuk berpikir keras di sisa waktu tersedia ini untuk mencari figur yang paling tepat di antara nama-nama dan kader-kader yang sudah ada,” tambahnya.

Gus Sadad menyebut beberapa nama potensial yang sedang dipertimbangkan Gerindra, termasuk Bayu Airlangga dari eksternal. “Yang disebut-sebut kalau internal, ada nama ketua DPC Cahyo Harjo Prakoso, Ahmad Dhani, dan Hadi Dediansyah (Cak Dedi). Juga ada pak Rahmat Muhajirin. Dari eksternal, ada Bayu Airlangga,” jelasnya.

“Kita nggak kekurangan stok internal, kita punya 8 anggota DPRD Surabaya terpilih, 1 orang DPRD Jatim terpilih, dan 2 orang DPR RI terpilih dari Surabaya. Menurut saya itu sudah cukup memenuhi kualifikasi sebagai kader yang kita usung bersama-sama menjadi pasangan kepala daerah atau wakil kepala daerah,” tandasnya. (dk/nw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POS TERBARU