Akbar Faizal Gelar Diskusi Terbuka di Surabaya, Peran Danantara dalam Perekonomian Jawa Timur
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 12 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Diskusi terbuka yang diadakan oleh lembaga riset Nagara Institute dan Akbar Faizal Uncensored mengangkat topik penting terkait peran Danantara dalam perekonomian Jawa Timur. Acara ini berlangsung di Surabaya pada 2 Desember 2025, dengan fokus pada arah baru perekonomian Indonesia setelah reformasi besar-besaran di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tujuan Diskusi
Tujuan utama dari diskusi ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana kehadiran Danantara dapat menjadi solusi atau justru memicu masalah dalam perekonomian nasional. Para peserta diskusi terdiri dari para pakar kebijakan publik, ekonom, serta tokoh strategis dari sektor pemerintah maupun dunia usaha.
Narasumber dan Pembahas
Dua peneliti Nagara Institute, yaitu Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H., M.H dan Dr. R. Edi Sewandono, S.H., M.H, menjadi pemantik dalam acara ini. Keduanya memaparkan temuan awal dan kajian dari tim riset Nagara Institute mengenai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan mandat baru untuk kemakmuran Indonesia.
Setelah itu, empat narasumber silih berganti memberi tanggapan atas temuan awal dan kajian tersebut. Para narasumber juga menyampaikan gagasannya terkait reformasi BUMN dan dampaknya terhadap Jawa Timur.
Pendapat Wakil Gubernur Jatim
Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak memberikan paparan tentang kondisi perekonomian di Jawa Timur. Ia menjelaskan bahwa Jawa Timur adalah salah satu penopang utama ekonomi nasional, menyumbang hampir seperenam PDB Indonesia dan menjadi pintu logistik wilayah timur.
“Industri menjadi penggerak utama pertumbuhan, sementara pertanian tetap menjadi produsen terbesar berbagai komoditas nasional,” ujarnya.
Emil menegaskan kebutuhan diversifikasi ekonomi serta kekhawatiran dividen BUMN dari Jatim tidak kembali dalam bentuk investasi. Ia berharap Danantara bisa memastikan investasi negara tetap menguatkan sektor-sektor strategis di Jawa Timur.
“Karena perekonomian kita tidak lagi sepenuhnya mengandalkan sumber daya alam, maka kita berharap bahwa tetap ada portofolio investasi yang kemudian bisa menjadi sebuah daya tarik bagi Danantara,” tutur Emil.
Tanggapan Ekonom dan Tokoh Politik
Ekonom Ferry Latuhihin memberikan pandangan tentang dampak reformasi BUMN terhadap perekonomian Jawa Timur. Ia menyoroti pentingnya memastikan bahwa dividen yang ditarik dari BUMN tidak menjadi agnostik terhadap BUMN yang menyumbang dividennya.
Anggota DPR Misbakhun juga menyampaikan pandangan tentang perlu adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan BUMN. Sementara itu, Dosen Ekonomi Islam Unair Imron Mawardi menyoroti pentingnya pendekatan syariah dalam kebijakan ekonomi nasional.
Diskusi ini menunjukkan bahwa peran Danantara dalam perekonomian Jawa Timur masih menjadi topik yang hangat dibicarakan. Meskipun ada harapan bahwa Danantara dapat menjadi solusi, namun juga muncul kekhawatiran bahwa kebijakan ini bisa memicu masalah baru.
Para peserta diskusi sepakat bahwa diperlukan kajian mendalam dan partisipasi aktif dari berbagai pihak agar Danantara benar-benar dapat membawa manfaat bagi masyarakat dan perekonomian nasional. ***





Saat ini belum ada komentar