Jelajah Pelabuhan 2025: Rasa Kenyal Lontong Kikil Surabaya
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Rab, 8 Okt 2025
- comment 0 komentar

Lontong Kikil, Kuliner Tradisional yang Tetap Menarik Minat
DIAGRAMKOTA.COM – Lontong kikil adalah salah satu kuliner khas Surabaya yang berhasil bertahan di tengah perkembangan tren makanan modern. Meskipun banyak restoran dan kafe baru bermunculan, lontong kikil tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan maupun warga setempat. Tidak hanya sebagai hidangan lezat, kuliner ini juga berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian lokal di kota metropolitan Jawa Timur.
Salah satu tempat yang terkenal dengan lontong kikil adalah Warung Lontong Kikil Sapi Gembong Tebasan. Berlokasi tidak jauh dari Pasar Gembong, warung ini menjadi tujuan favorit bagi pengunjung yang ingin mencoba rasa khas Surabaya. Meski hanya menggunakan gerobak di pinggir Jalan Kapasari, warung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli.
Keunikan dan Rasa yang Menggugah Selera
Warung Lontong Kikil Sapi Gembong Tebasan memiliki ciri khas yang membedakannya dari lainnya. Salah satunya adalah cara penyajian kikil sapi yang tidak dipotong-potong menjadi bagian kecil, melainkan disajikan dalam bentuk utuh. Hal ini membuat satu mangkuk lontong kikil terasa cukup besar untuk satu porsi. Kuahnya yang berwarna kuning dan kental menambah kesan istimewa dari hidangan ini.
Selain itu, sambal kacang yang menjadi pelengkap juga memberikan sensasi rasa yang khas. Bumbu ini tidak hanya memperkaya cita rasa, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat lontong kikil. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp25.000 per mangkuk.
Omzet Tinggi dari Bisnis Kaki Lima
Meski tampak sederhana, bisnis lontong kikil ini mampu menghasilkan omzet yang fantastis. Dalam sehari, warung ini bisa menghabiskan hingga 100 kilogram kikil sapi. Volume penjualan yang tinggi ini menunjukkan bahwa permintaan akan lontong kikil tetap stabil, bahkan meningkat seiring waktu.
Dewi (45), pemilik warung, menjelaskan bahwa kedai ini telah berdiri sejak 50 tahun lalu. Awalnya, bisnis ini dimulai oleh orang tuanya, dan kini dijalankan oleh dirinya sendiri. Meski lokasi usaha bergeser dari Kapasari ke tempat sekarang, pelanggan tetap datang dan membuktikan bahwa citra rasa yang diberikan oleh warung ini sangat diminati.
Sejarah dan Keberlanjutan Usaha
Dewi mengatakan bahwa awalnya ia tidak menjual lontong kikil di lokasi saat ini. Pada masa lalu, warung ini berada di area Kapasari, namun seiring perubahan aturan, kini lokasi usaha berpindah. Namun, meski lokasi berubah, minat masyarakat tetap tinggi. Bahkan, kadang-kadang warung tidak menyisakan kikil sapi di akhir hari karena jumlah pembelian yang sangat banyak.
Kedai ini hanya menyediakan lontong kikil sebagai menu utamanya. Pengunjung yang datang langsung disuguhi dengan kuah yang kental dan kikil sapi yang segar. Dewi menjelaskan bahwa cara penyajian ini sudah menjadi tradisi keluarganya sejak lama. Di Surabaya, kebanyakan lontong kikil juga disajikan tanpa dipotong-potong, sehingga mempertahankan citra rasa asli.
Kesimpulan
Lontong kikil tidak hanya menjadi hidangan tradisional, tetapi juga menjadi bukti bahwa bisnis kaki lima dapat berkembang dan bertahan di tengah persaingan. Dengan rasa yang khas, harga yang terjangkau, dan loyalitas pelanggan yang tinggi, warung Lontong Kikil Sapi Gembong Tebasan menjadi contoh nyata bagaimana usaha kecil dapat menciptakan dampak ekonomi yang signifikan.
Saat ini belum ada komentar