Bonek dan Jakmania Siap Hadapi El Clasico Persebaya vs Persija! Rivalitas Sehat Menggelegar di Tribun
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 8 jam yang lalu
- comment 0 komentar

El Clasico Indonesia Kembali Membara di Stadion Gelora Bung Tomo
DIAGRAMKOTA.COM – Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta kembali bertemu dalam pertandingan yang dinantikan oleh banyak penggemar sepak bola nasional. Laga ini akan berlangsung pada pekan ke-9 Super League 2025/2026 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada hari Sabtu (18/10). Pertemuan antara dua klub besar ini selalu menjadi momen istimewa, tidak hanya karena kompetisi, tetapi juga karena rivalitas yang telah terjalin sejak lama.
Dua kelompok suporter paling fanatik di Indonesia, Bonek dan Jakmania, akan hadir untuk mendukung tim kesayangan mereka. Mereka siap memberikan dukungan penuh dengan semangat yang tinggi namun tetap menjunjung rasa hormat satu sama lain. Rivalitas ini tidak lagi dibarengi dengan permusuhan, melainkan dengan sikap saling menghargai.
Capo Ubros, salah satu koordinator tribun Bonek, menyampaikan bahwa laga ini memiliki makna penting bagi para pendukung Persebaya. Ia menekankan bahwa pertemuan antara Persebaya dan Persija selalu membawa aura kebanggaan dan sejarah panjang.
“Bagi teman-teman Bonek, pertandingan ini seperti El Clasico yang punya rivalitas sangat kental. Tahun 2004 kita pernah juara dan mengalahkan Persija di Tambaksari, jadi atmosfernya pasti luar biasa,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Bonek kini lebih dewasa dalam mendukung tim. Meski ada persaingan di lapangan, di luar itu, yang utama adalah rasa hormat antarsuporter.
“Sekarang dengan Persija, kita lebih mengesampingkan permusuhan dan menghargai rivalitas sehat. Kita harap Persebaya bisa meraih poin penuh, dan Bonek juga semakin matang dalam mendukung tim,” tambahnya.
Rivalitas sehat yang dimaksud bukan berarti kehilangan gairah dukungan. Menurut Capo Ubros, Bonek tetap akan memberikan tekanan mental lewat psikologis selama 90 menit, tetapi tanpa hinaan atau ejekan kasar.
“Sepak bola itu alat pemersatu bangsa, bukan pemecah belah suporter. Kalau sampai ada yang memulai rasisme, itu hanya menunjukkan rendahnya kualitas SDM orang tersebut,” tegasnya.
Atmosfer klasik antara Persebaya dan Persija selalu mengundang cerita tersendiri. Bagi Capo Ubros, setiap pertemuan kedua tim selalu penuh drama dan emosi khas Surabaya yang sulit tergantikan.
“Setiap ketemu Persija itu pasti beda, ada gairah kerasnya Suroboyo. Dari dulu, El Clasico Indonesia ya Persebaya lawan Persija, dua tim tua dengan sejarah panjang dan harga diri yang dipertaruhkan,” ungkapnya.
Meskipun rivalitas tinggi, Bonek siap menyambut kedatangan Jakmania dengan penuh respek. Mereka ingin menunjukkan bahwa dukungan fanatik bisa berjalan berdampingan dengan sportivitas di dalam dan luar stadion.
“Kita sambut baik teman-teman Jakmania yang akan datang ke Surabaya. Dukung Persebaya seperti air laut, pasang surut pasti ada, tapi rasanya tetap sama,” kata Capo Ubros dengan kiasan khas Arek Suroboyo.
Dari sisi teknis, Persebaya Surabaya datang ke laga ini dengan tren positif. Dalam dua pertandingan terakhir, Green Force belum tersentuh kekalahan setelah menumbangkan Semen Padang dan menahan imbang Dewa United.
Persiapan tim asuhan pelatih lokal itu juga berjalan lancar tanpa banyak kendala berarti. Hanya kiper utama Ernando Ari yang absen karena panggilan membela Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Seluruh pemain tetap mengikuti latihan intensif guna menjaga konsistensi performa. Fokus utama tim adalah menjaga momentum agar bisa menembus papan atas klasemen sementara Super League.
Persebaya Surabaya di bawah komando Eduardo Perez saat ini menempati posisi keenam dengan raihan 10 poin. Mereka hanya terpaut satu angka dari Persija yang duduk di peringkat keempat, menjadikan laga ini penting untuk perebutan posisi elite.
Kemenangan atas Macan Kemayoran akan menjadi dorongan moral besar bagi Persebaya Surabaya untuk terus bersaing di jalur juara. Apalagi dukungan penuh Bonek di Gelora Bung Tomo diyakini bakal menjadi energi tambahan yang luar biasa bagi tim.
Bagi para suporter, pertandingan ini bukan sekadar soal tiga poin. Ini tentang identitas, harga diri, dan kecintaan terhadap klub yang sudah mendarah daging sejak lama. Namun di balik semangat fanatik itu, muncul kesadaran baru tentang pentingnya menjaga perdamaian antarpendukung.
Semangat rivalitas sehat kini menjadi ruh baru di antara Bonek dan Jakmania, dua komunitas besar yang sama-sama mencintai sepak bola Indonesia. Gelora Bung Tomo dipastikan akan bergemuruh dengan yel-yel khas Bonek, sementara di tribun tamu, Jakmania juga akan hadir dengan chant kebanggaannya.
Kedua belah pihak ingin membuktikan fanatisme bisa berjalan seiring dengan rasa hormat dan kedewasaan. El Clasico Indonesia kali ini bukan hanya ajang perebutan tiga poin, tapi juga simbol perubahan kultur suporter menuju arah yang lebih positif. Bonek dan Jakmania siap menjadi contoh bahwa rivalitas bisa tetap panas tanpa harus membakar persaudaraan.
Pertarungan di lapangan akan berlangsung sengit, tapi di luar itu, semangat persaudaraan akan tetap terjaga. Sepak bola kembali pada maknanya sebagai pemersatu bangsa, bukan alat pemisah di antara mereka yang mencintainya.
Saat ini belum ada komentar