Temuan Ulat Hingga Siswa Keracunan, Program MBG Presiden Prabowo di Tuban Dikritik
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 25 Sep 2025
- comment 0 komentar

Program Makan Bergizi Gratis di Tuban Diuji Kualitasnya Setelah Insiden Keracunan dan Ulat dalam Makanan
DIAGRAMKOTA.COM – Sejumlah insiden serius menggoyang program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Tuban. Dalam rentang waktu singkat, dua lokasi berbeda melaporkan masalah kesehatan yang menimpa siswa, mulai dari keracunan hingga temuan ulat sayur dalam makanan yang disajikan.
Siswa Terkena Keracunan Usai Konsumsi Nasi Goreng
Di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, enam siswa SMK Palang mengalami gejala mual dan muntah setelah mengonsumsi nasi goreng yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kejadian ini terjadi pada Rabu (24/9/2025), dengan tiga siswa pertama mengeluhkan kondisi mereka sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka segera dirujuk ke RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Dua siswa lainnya menyusul, lalu satu korban lagi pada pukul 15.30 WIB.
Salah satu siswa yang ikut membawa temannya ke rumah sakit mengatakan bahwa ia juga memakan menu yang sama, namun tidak mengalami gejala apa pun. Menurutnya, menu yang disajikan adalah nasi goreng dengan telur dan buah anggur.
Orang Tua Korban Mengungkap Kekhawatiran
Para orang tua korban menunjukkan reaksi keras terhadap kejadian ini. Juharti, ibu salah satu siswi yang keracunan, menyampaikan rasa trauma terhadap program MBG. Ia merasa bahwa program tersebut justru memberi dampak buruk bagi anaknya, yang mengalami muntah darah dan lemas.
Ulat Sayur Ditemukan dalam Ompreng Makanan
Di lokasi lain, yaitu di Desa Mrutuk, Kecamatan Widang, siswa mendapati adanya ulat sayur dalam ompreng makanan yang dibagikan. Camat Widang, Suwarsono, mengonfirmasi temuan tersebut meskipun kondisi ulat sudah mati. Hal ini memicu pertanyaan tentang pengawasan mutu dan standar kebersihan dalam penyediaan makanan.
Penundaan Respons dari Pihak SPPG
Pihak SPPG belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden-insiden tersebut. Tim media yang datang ke lokasi sempat menunggu berjam-jam, tetapi hanya mendapat jawaban bahwa kepala SPPG sedang dalam rapat. Hingga berita ini diterbitkan, respons dari pengelola MBG masih terkesan tertutup.
Pertanyaan tentang Pengawasan dan Kualitas Program
Insiden-insiden ini menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah standar kebersihan dan pengawasan mutu makanan MBG dijalankan secara ketat? Apakah ada sistem audit yang dilakukan oleh pemerintah daerah? Dan, mengapa respons dari pihak SPPG begitu lambat ketika publik menuntut penjelasan?
Dampak pada Kepercayaan Publik
Jika tidak segera ditangani, kejadian ini bisa memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap program yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan generasi muda. Tanpa transparansi dan tindakan cepat, kepercayaan bisa berubah menjadi ketidakpuasan dan bahkan penolakan terhadap program tersebut.
Saat ini belum ada komentar