Sunyi di Ujung Usia: Pria 65 Tahun Ditemukan Meninggal Tergantung di Sidoarjo

PERISTIWA679 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Pagi yang biasanya tenang di Dusun Kendal, Desa Bakungpringgodani, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, mendadak berubah menjadi penuh duka. Seorang pria lanjut usia bernama Sukri (65) ditemukan dalam kondisi tergantung di dapur rumah warga, tempat ia menumpang tinggal, Jumat (16/5) pagi.

Peristiwa memilukan ini pertama kali diketahui oleh Ratna Setyowati, pemilik rumah, saat hendak menunaikan salat subuh. Sekitar pukul 04.50 WIB, langkahnya menuju kamar mandi terhenti ketika matanya menangkap sosok Sukri yang telah tak bernyawa — tergantung di kusen dapur dengan seutas tali plastik biru yang diikat pada rangka kayu.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ujar Kapolsek Balongbendo, AKP Sugeng Sulistiyono, dalam keterangannya.

Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) mengindikasikan bahwa korban menggunakan meja kayu sebagai pijakan sebelum menggantung diri. Di sekitar lokasi, polisi menemukan barang-barang milik korban seperti obat-obatan, sepasang sandal jepit, dan uang tunai sebesar Rp 5.000 yang tersimpan di saku celananya — seolah menjadi sisa-sisa diam kehidupan yang perlahan menghilang.

Dari keterangan pihak keluarga, Sukri diketahui pernah menjalani perawatan di RS Jiwa Radjiman Wediodiningrat, Malang, dengan diagnosa paranoid schizophrenia. Riwayat gangguan kejiwaan ini diduga menjadi latar belakang dari keputusan tragis yang diambilnya.

“Korban pernah dirawat di rumah sakit jiwa dan memang memiliki riwayat penyakit kejiwaan. Saat ini jasad korban telah kami bawa ke RS Bhayangkara Pusdik Porong untuk dilakukan visum,” tambah AKP Sugeng.

Refleksi di Tengah Diamnya Jiwa

Kematian Sukri bukan sekadar angka dalam catatan kepolisian. Ia adalah potret dari banyak orang yang hidup dalam senyap, bergumul dalam dunia batin yang tak selalu bisa dimengerti oleh orang sekitar. Ketika gangguan kejiwaan tak mendapat cukup ruang untuk disembuhkan, tragedi kerap muncul tanpa aba-aba.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi kita semua: bahwa kesehatan mental sama nyatanya dengan kesehatan fisik. Bahwa pendampingan, penerimaan, dan dukungan sosial terhadap penyintas gangguan jiwa masih menjadi pekerjaan rumah besar bangsa ini.

Polisi masih melanjutkan penyelidikan sesuai prosedur untuk memastikan bahwa tidak ada unsur lain yang terlibat dalam kematian ini. Namun, satu hal telah nyata seorang manusia telah berpulang dalam kesendirian yang sepi, dan semoga kini jiwanya telah menemukan kedamaian yang selama ini ia cari. (dk/hmz)