Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » FORUM OPINI » Antara Isu Ijazah Palsu Jokowi dan Pemakzulan Wapres Gibran

Antara Isu Ijazah Palsu Jokowi dan Pemakzulan Wapres Gibran

  • account_circle Diagram Kota
  • calendar_month Sel, 6 Mei 2025
  • comment 0 komentar

Lemahnya penegakan hukum terhadap nepotisme, absennya regulasi yang melarang konflik kepentingan dalam pemilu, dan stagnasi kaderisasi partai politik memperdalam krisis demokrasi. Hukum seringkali hanya sebatas prosedur, sementara etika politik hampir tidak bernyawa.

Di Korea Selatan, nepotisme dianggap sebagai luka sejarah—warisan rezim otoriter yang tak boleh terulang. Namun, di Indonesia, politik kekeluargaan justru dirayakan sebagai “prestasi.” Jabatan publik kini menjadi simbol status sosial, bukan amanat rakyat.

Maka, jika ditanya apakah politik dinasti akan berjaya di masa depan? Dengan arah yang ada saat ini, jawabannya: hampir pasti.

Apakah sejarah akan mencatat bahwa pemberantasan nepotisme—termasuk politik dinasti—hanyalah utopia dalam demokrasi Indonesia? Melihat rendahnya literasi politik dan kuatnya kultur patronase, jawabannya tampak pesimis..

Politik dinasti bukan sekadar soal garis keturunan. Ia adalah praktik sistemik yang menjadikan kekuasaan sebagai hak waris—bagi keluarga, kroni, hingga lingkaran oligarki. Di banyak daerah, kursi kepala daerah, legislatif, dan jabatan strategis diwariskan secara terang-terangan. Anehnya, praktik ini sering dianggap “wajar” bahkan “efisien.”

Yang melanggengkan bukan hanya elit politik, tetapi juga rakyat. Ketika suara pemilih ditentukan oleh bantuan sesaat, popularitas, atau kedekatan emosional, maka akal sehat demokrasi menjadi tumpul. Di ruang inilah politik dinasti tumbuh subur, tak lagi merasa perlu bersembunyi.

Penegakan hukum yang lemah, regulasi konflik kepentingan yang ompong, dan partai politik yang gagal melakukan kaderisasi memperparah situasi. Hukum kita berhenti di formalitas, sementara etika politik nyaris tak punya ruang hidup.

Bandingkan dengan Korea Selatan, yang alergi terhadap nepotisme karena trauma otoriterisme. Indonesia sebaliknya: permisif. Politik kekeluargaan bukan ditolak, tapi dirayakan sebagai simbol “keberhasilan sosial”.

Maka jika ditanya apakah politik dinasti akan berjaya di masa depan? Segala tanda menunjukkan: iya.

Selama kesadaran publik belum terbangun dan sistem tidak direformasi, politik dinasti bukan hanya akan tetap ada—ia akan menjadi wajah resmi demokrasi Indonesia yang baru: demokrasi rasa kekeluargaan.

Kalau begitu, kenapa tidak sekalian saja Indonesia deklarasikan diri sebagai negara Monarki Demokratis? Daripada terus menjadi bangsa munafik, pura-pura demokratis padahal kuasa diwariskan antaranggota grup WhatsApp keluarga.

Ubah saja Undang-Undang Dasar, bahwa Presiden boleh diwariskan ke anak, menantu, cucu, bahkan besan—asal masih satu trah. Tak perlu kampanye, cukup unggah foto keluarga harmonis di Instagram—elektabilitas langsung melonjak.

Partai politik? Tak usah kaderisasi. Cukup aktifkan jalur belakang keluarga. Kalau perlu, dirikan Universitas Politik Keturunan (UPK). Syarat masuk: bermarga terkenal atau pernah sekamar dengan pejabat. Lulusannya otomatis direkomendasikan mengisi jabatan strategis—dari kepala desa hingga presiden direktur BUMN.

Sebagai bentuk transparansi, ubah saja KPU menjadi Komisi Pewarisan Umum. Bukan lagi mengurus pemilu, tapi menyusun silsilah kekuasaan berdasarkan darah biru dan jumlah likes di TikTok.

Dengan sistem ini, kita bisa menghemat APBN, mencegah konflik horizontal, dan tentu saja menjaga stabilitas nasional. Tak ada lagi warga sipil masuk penjara karena kritik, tak ada lagi mahasiswa berdarah-darah karena protes. Semua sudah by design.

Kalau negara asing bertanya, cukup jawab: “Ini demokrasi lokal. Demokrasi gotong royong. Demokrasi kekeluargaan.”

Bahkan, model ini layak diekspor ke luar negeri. Kita beri nama: Indonesia’s Family-Based Governance Model—stabil, otentik, dan bebas risiko kalah.

Tak ada lagi kompetisi sengit. Tak perlu debat capres. Tak perlu visi-misi. Semua sudah selesai. Sudah disepakati di meja makan keluarga.*

Penulis

Berita Hari ini Terbaru dan Terkini Diagramkota.com

Rekomendasi Untuk Anda

  • Cooling System: Polresta Malang Kota Patroli KRYD Sinergi Lintas Instansi Jaga Kondusifitas Pascademo

    • calendar_month Sel, 9 Sep 2025
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 65
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Jaga Kondusifitas selama long weekend, Polresta Malang Kota Polda Jatim intensifkan Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) dengan patroli sinergitas lintas sektor. Patroli gabungan melibatkan 80 personel dari Polresta Malang Kota, Kodim 0833, Satpol PP dan Dishub Kota Malang ini menyasar sejumlah titik yang dinilai adanya potensi kerumunan, tempat tongkrongan anak muda, hingga kawasan […]

  • Buleks Dorong Pemberian Reward Kepada Masyarakat Taat Pembayar Pajak

    • calendar_month Rab, 18 Des 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 62
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Anggota DPRD Surabaya dari Komisi B, Budi Leksono, memberikan sejumlah masukan dalam evaluasi terkait pendapatan daerah, khususnya mengenai pajak dan pengelolaan aset pemerintah kota. Menurutnya, salah satu langkah untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah dengan mendorong pemberian penghargaan atau reward kepada masyarakat yang taat membayar pajak, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Budi menyatakan […]

  • Solia Yosodipuro Hotel Rayakan Hari Kartini dengan Latihan Bela Diri

    • calendar_month Sel, 22 Apr 2025
    • account_circle Arie Khauripan
    • visibility 81
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Solia Yosodipuro Hotel merayakan Hari Kartini 2025 dengan cara yang unik dan berkesan. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, hotel ini mengadakan latihan bela diri dasar bagi seluruh staf perempuannya. Dengan tema “Kartini tidak bercerita, tapi sekuat Gatutkaca”. Lisa Halim, Cluster Executive Assistant Manager Solia Yosodipuro Hotels mengungkapkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan staf […]

  • Kotak Kosong Menanti Hasil Resmi dan Potensi Sejarah Baru

    • calendar_month Rab, 27 Nov 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 62
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Pilkada Surabaya 2024 menjadi sorotan dengan fenomena meningkatnya dukungan terhadap kotak kosong. Dalam kontestasi politik yang hanya menghadirkan calon tunggal, militansi pendukung kotak kosong muncul sebagai simbol protes politik masyarakat yang merasa aspirasinya tidak terwakili. Tingkat partisipasi pemilih yang rendah semakin memperkuat potensi kemenangan kotak kosong. Berdasarkan laporan saksi di sejumlah Tempat Pemungutan […]

  • Oknum Polisi Dilaporkan Lakukan kekerasan Verbal terhadap Buruh Tambak di Sidoarjo

    • calendar_month Sel, 28 Okt 2025
    • account_circle Adis
    • visibility 52
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Seorang oknum polisi berinisial P dilaporkan ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Timur. Ia diduga melakukan kekerasan verbal dan pengancaman terhadap tiga buruh tambak di wilayah Jabon, Sidoarjo. Laporan tersebut disampaikan oleh kuasa hukum penyewa tambak, Muhammad Shobur, pada Selasa (30/10/2025) sore. “Kami resmi melaporkan oknum polisi berinisial P yang bertugas […]

  • Ketua Komisi A Ajak Masyarakat Terlibat Masif Atasi Anak Putus Sekolah

    • calendar_month Sel, 29 Okt 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 73
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, mengungkapkan kekhawatiran terkait tingginya angka anak putus sekolah di kawasan Kedurus, Karang Pilang, yang ditemuinya saat reses pertama. Yona mendapatkan informasi dari beberapa ketua RT setempat, bahwa salah satu kendala utama adalah faktor biaya pendidikan yang tidak dapat dijangkau oleh sebagian warga. “Banyak anak yang […]

expand_less
Exit mobile version