Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » FORUM OPINI » Heboh DPRD Surabaya Usir Wartawan: Cerminan “Anak TK” dalam Demokrasi?

Heboh DPRD Surabaya Usir Wartawan: Cerminan “Anak TK” dalam Demokrasi?

  • account_circle Diagram Kota
  • calendar_month Kam, 6 Mar 2025
  • comment 0 komentar

*Oleh: Agunk Sapuk (Warga Surabaya)

DIAGRAMKOTA.COM – Ketika almarhum Gus Dur menyebut bahwa DPR seperti anak TK, banyak yang menganggapnya sebagai guyonan politik khas beliau. Namun, jika melihat kejadian terbaru di DPRD Surabaya yang mengusir wartawan dari ruang hearing, tampaknya ungkapan itu masih relevan hingga hari ini.

Bagaimana mungkin lembaga yang seharusnya menjadi representasi rakyat justru bersikap tertutup terhadap publik? Keputusan untuk mengusir wartawan dari pembahasan mengenai penertiban Pasar Mangga Dua bukan hanya soal aturan internal DPRD, tetapi juga pertanyaan besar tentang komitmen mereka terhadap transparansi.

Demokrasi Tanpa Transparansi, Demokrasi Setengah Hati

Jika demokrasi diibaratkan sebagai sebuah rumah kaca, maka transparansi adalah dinding yang membuat segala sesuatu di dalamnya terlihat jelas oleh publik. Namun, ketika DPRD Surabaya menutup akses media, mereka seolah-olah ingin mengganti dinding kaca itu dengan tembok beton.

Orientalis dan pengamat Barat sering kali mengkritik bagaimana demokrasi di negara berkembang lebih sering bersifat seremonial ketimbang substantif. Salah satu kelemahannya adalah kurangnya transparansi dan pengawasan terhadap para pejabat publik.

Samuel P. Huntington, seorang ilmuwan politik ternama, dalam bukunya ‘Political Order in Changing Societies’ menyoroti bahwa demokrasi yang lemah sering kali terperangkap dalam birokrasi yang tertutup dan elitis. Wakil rakyat yang harusnya bekerja untuk kepentingan publik malah menjadikan kekuasaan sebagai privilege eksklusif yang hanya bisa diakses oleh kelompok tertentu.

Apa yang terjadi di DPRD Surabaya mencerminkan hal ini. Keputusan untuk mengusir wartawan bukan sekadar tindakan kecil, tetapi simbol dari mentalitas politik yang masih jauh dari prinsip demokrasi yang matang.

Mengapa Wartawan Harus Dihalau?

Seharusnya, jika hearing ini benar-benar membahas kebijakan publik, tidak ada alasan untuk menjadikannya sebagai pertemuan tertutup. Kecuali, tentu saja, ada hal-hal yang tidak boleh diketahui oleh masyarakat.

Jika memang tidak ada yang disembunyikan, mengapa harus takut dengan transparansi?

Jurnalis adalah mata dan telinga publik. Mereka bekerja bukan hanya untuk mencari berita, tetapi juga untuk mengawasi kekuasaan agar tetap berada dalam koridor kepentingan rakyat. Pengusiran wartawan justru mengindikasikan bahwa ada ketakutan terhadap pengawasan publik.

Hal ini mengingatkan kita pada kritik keras filsuf politik Noam Chomsky, yang mengatakan bahwa “kekuasaan cenderung menutup diri dari pengawasan, kecuali jika ada tekanan besar dari rakyat.”

DPRD Surabaya: Belajar dari Demokrasi yang Lebih Matang

Di negara-negara dengan demokrasi mapan, transparansi adalah syarat mutlak dalam setiap kebijakan publik. Bahkan di Amerika Serikat atau Eropa, rapat-rapat parlemen bisa disiarkan langsung agar masyarakat tahu bagaimana wakil mereka bekerja.

Sementara di Indonesia, bahkan di tingkat daerah seperti Surabaya, masih ada mentalitas bahwa rapat bisa ditutup dari publik dengan alasan yang tidak jelas.

Apakah ini karena ada kepentingan tersembunyi?

Atau karena para anggota dewan masih belum siap untuk menjalankan demokrasi secara dewasa?

Kalau melihat kejadian ini, rasanya ucapan Gus Dur tentang DPR seperti anak TK masih sangat relevan.

Demokrasi Butuh Dewasa, Bukan Kekanak-kanakan

Pengusiran wartawan oleh DPRD Surabaya bukan sekadar insiden sepele. Ini adalah refleksi dari masih lemahnya pemahaman tentang demokrasi dan transparansi.

Jika wakil rakyat benar-benar ingin membangun Surabaya dengan baik, mereka harus belajar bahwa demokrasi bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang keterbukaan.

Jika tidak, jangan salahkan publik jika mereka dianggap tidak lebih dewasa daripada anak TK, seperti yang pernah disindir oleh Gus Dur.

Bagaimana menurut Anda? Apakah DPRD Surabaya memang masih seperti “anak TK” dalam memahami demokrasi? Berikan pendapat Anda di kolom komentar! *

Penulis

Berita Hari ini Terbaru dan Terkini Diagramkota.com

Rekomendasi Untuk Anda

  • ASN 2025 Dapat Angin Segar! Rencana Kenaikan Gaji Masuk Perpres, Menkeu Siap Hitung Anggaran

    ASN 2025 Dapat Angin Segar! Rencana Kenaikan Gaji Masuk Perpres, Menkeu Siap Hitung Anggaran

    • calendar_month Rab, 1 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 136
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Rencana kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) tahun 2025 menjadi sorotan hangat. Meskipun sudah tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025, kenyataannya pemerintah belum membahas detail realisasinya. Hal ini membuat banyak ASN, mulai dari guru, dosen, tenaga kesehatan, hingga penyuluh, menunggu kepastian mengenai kenaikan gaji yang dijanjikan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan […]

  • Serap Aspirasi warga PBI, DPRD Disambati Pembangunan Infrastruktur Dan Pavingisasi

    Serap Aspirasi warga PBI, DPRD Disambati Pembangunan Infrastruktur Dan Pavingisasi

    • calendar_month Rab, 12 Feb 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 124
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Anggota Komisi D DPRD Surabaya Fraksi Gabungan PPP-Demokrat-Nasdem Agus Mashuri Menggelar Reses bersama Warga di Balai RT 7 Rw 8 Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal.

  • 11 Ribu Sertifikat, Capaian Besar Program PTSL di Tulungagung

    11 Ribu Sertifikat, Capaian Besar Program PTSL di Tulungagung

    • calendar_month Sel, 25 Nov 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 11
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kabupaten Tulungagung mencatatkan pencapaian signifikan. Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh makna bagi masyarakat setempat, karena sebanyak 11.000 sertifikat tanah telah rampung diterbitkan dan dibagikan kepada warga. Proses ini dilakukan secara bertahap hingga akhir pekan lalu. Kepastian Hukum untuk Masyarakat Kepala Kantor Pertanahan ATR/BPN Kabupaten Tulungagung, Gatot […]

  • Asami shio asami

    Asami Shio dan Kariernya: Dari Awal Hingga Jadi Ikon

    • calendar_month Kam, 21 Agu 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 1.794
    • 0Komentar

    Awal Mula di Dunia Modeling DIAGRAMKOTA.COM – Asami Shio lahir di Tokyo, Jepang, di mana kegemaran akan dunia fashion mulai terlihat sejak usia dini. Sebagai seorang pemuda yang tumbuh di salah satu kota paling dinamis dan modis di dunia, Asami terpapar berbagai elemen budaya dan estetika yang membentuk pandangannya terhadap fashion. Ketertarikan awalnya muncul ketika […]

  • Sumpah pemuda

    Peringatan Sumpah Pemuda, Pesan Aldi Blaviandy Untuk Generasi Muda di Hari Bersejarah 28 Oktober

    • calendar_month Sen, 28 Okt 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 108
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM — Dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya, Aldi Blaviandy, menyampaikan pesan semangat kepada generasi muda untuk terus berkontribusi dalam membangun masa depan kota. Aldi menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga persatuan dan membangun Surabaya sebagai kota yang lebih maju, adil, dan inklusif. “Sumpah Pemuda adalah momen bersejarah yang […]

  • Filosofi Rumah Adat Nusantara Dari Sabang Sampai Merauke

    Filosofi Rumah Adat Nusantara Dari Sabang Sampai Merauke

    • calendar_month Jum, 24 Jan 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 189
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Filosofi rumah adat Nusantara dari Sabang sampai MeraukeDari Sabang sampai Merauke, Indonesia kaya akan beragam rumah adat yang mencerminkan kekayaan dan keragaman budaya bangsa. Setiap bentuk, material, dan detail arsitektur menyimpan makna mendalam yang terhubung erat dengan alam, kepercayaan, dan kehidupan sosial masyarakatnya. Mempelajari rumah adat Nusantara berarti menyelami jiwa dan kearifan lokal […]

expand_less