DIAGRAMKOTA.COM – Sudah menjadi tradisi dikalangan warga masyarakat, terutama masyarakat Jawa, bahwa setiap menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia selalu dilaksanakan malam tasyakuran.
Seperti halnya yang dilaksanakan warga Perumahan Taman Dhika Cluster Kelud dan Cluster Arjuno RT. 58,/RW. 15, Kelurahan Pagerwojo, Buduran, Sidoarjo, mengadakan malam tasyakuran peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-79, pada Jumat (16/8/2024).
Kegiatan yang dilaksanakan di fasilitas umum (fasum) setempat, dihadiri warga RT. 58, tokoh masyarakat, dan sejumlah undangan. Acara dimulai dengan pemutaran film dokumentasi tentang kegiatan warga, yang menampilkan berbagai momen kebersamaan.
Selanjutnya, putra-putri warga RT. 58 dengan bangga menancapkan bendera Sang Merah Putih, simbol kebanggaan dan nasionalisme. Mereka kemudian bersama-sama warga dengan khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Malam tasyakuran dilanjutkan doa bersama yang dipandu oleh tiga tokoh agama yang mewakili Islam, Kristen, dan Hindu. Ustad Leo, Rono, dan Lintang, semuanya berpartisipasi dalam doa bersama, ini menunjukkan kebersamaan dan toleransi beragama warga RT.58.
Acara yang dipandu pembawa acara Illa dan Putri, dikemas dengan bagus sehingga membuat suasana kegiatan malam tasyakuran di Perumahan Taman Dhika Cluster Kelud menjadi khidmat dan hidup.
Dalam kesempatan tersebut Ketua RT. 58, Eko Pipin Bantoro didampingi Ketua RW. 15, Ivos Prabowo serta tokoh masyarakat Fachri melakukan pemotongan tumpeng. Ini menggambarkan sikap kepedulian, kejujuran, dan kebersamaan yang merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh warga RT. 58.
Ketua RW. 15, Ivos dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan warga RT. 58 yang kompak dan membuat inovasi kegiatan yang sangat luar biasa. Sehingga nilai-nilai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 jangan hanya di maknai sebagai kejadian yang biasa.
“Bahwasanya kegiatan malam tasyakuran ini hal yang terpenting adalah kita melakukan intropeksi diri terhadap hal-hal yang telah kita perbuat untuk bangsa dan negara ini. Tetap menjaga nilai kebersamaan dan kerukunan,” ujarnya.
Malam tasyakuran sebagai acara puncak rangkaian perayaan 17 Agustus warga RT. 58 ini juga menampilkan tarian dari putra-putri warga RT. 58. Selain itu pembagian hadiah dan doorprize dari berbagai lomba di hari sebelumnya.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana kegiatan Wahyudi mengatakan, keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari kebersamaan warga yang ikut menghargai jasa pahlawan dan rasa syukur atas kemerdekaan Republik lndonesia.
“Ini sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia dengan cucuran darah para pahlawan kemerdekaan,” ujarnya saat ditemui diagramkota.com disela kegiatan.
Senada dengan Wahyudi, Inoeng Prameswati juga mengatakan, bahwa tradisi malam tasyakuran menjelang tanggal 17 Agustus perlu dipertahankan, ini menunjukkan bentuk penghormatan atas jasa para pahlawan kemerdekaan, dan wujud syukur kita kepada Allah.
“Malam tasyakuran juga menjadi sebuah bentuk perenungan yang digunakan untuk melakukan refleksi diri, merenung dan introspeksi hal-hal yang telah dan akan kita lakukan. Juga sebagai renungan betapa besarnya jasa pahlawan kita,” ujarnya.
Acara ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan terus berkontribusi untuk membangun negara yang lebih baik.
“Selain itu kemerdekaan juga harus di isi dengan kegiatan-kegiatan yang positif guna membangun peradaban bangsa yang lebih maju dan sejahtera,” pungkasnya. (dk/akha)