Kerawanan Infrastruktur di Jawa Timur Terungkap Pasca Bencana Longsor
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 25 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Bencana alam kembali terjadi di wilayah Jawa Timur, kali ini berupa longsoran material yang mengakibatkan jalur penghubung vital antara Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto lumpuh total. Peristiwa ini terjadi di kawasan Blok Kutukan, Sendi, pada Senin (24/11/2025). Jalur yang menjadi akses utama antar daerah tersebut kini tidak dapat digunakan akibat tertimbun tanah dan batuan.
Peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur yang ada di kawasan perbukitan. Meski sudah sering terjadi, upaya mitigasi permanen masih minim. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap keselamatan masyarakat serta kelancaran transportasi. Kondisi jalan yang rusak menyebabkan mobilitas kendaraan roda empat maupun roda dua terganggu. Pengguna jalan terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh dan memakan waktu lebih lama.
Dampak Bencana pada Masyarakat dan Transportasi
Material longsor yang menutupi seluruh badan jalan menyebabkan isolasi terhadap area sekitar. Akses ke berbagai lokasi penting seperti pasar, sekolah, dan fasilitas kesehatan menjadi terbatas. Masyarakat setempat harus mengubah rute perjalanan mereka, yang berdampak pada peningkatan biaya dan waktu tempuh. Selain itu, aktivitas ekonomi juga terganggu karena distribusi barang dan jasa terhambat.
Selain itu, kejadian ini juga menjadi alarm bagi pemerintah dan instansi terkait untuk segera melakukan evaluasi terhadap infrastruktur yang ada. Pemetaan risiko bencana dan penguatan struktur jalan menjadi hal yang sangat mendesak. Tanpa langkah-langkah preventif, potensi bencana serupa bisa terulang kembali.
Kritik terhadap Penanganan Bencana
Banyak pihak mengkritik kurangnya respons cepat dari pemerintah dalam menghadapi bencana alam. Meskipun telah terjadi beberapa kali, belum ada solusi permanen yang diterapkan. Masyarakat merasa dibiarkan menghadapi bahaya sendirian tanpa dukungan yang cukup. Bahkan, dalam beberapa kasus, bantuan darurat yang diberikan terlalu lambat dan tidak tepat sasaran.
Selain itu, kebijakan pembangunan infrastruktur di daerah rawan bencana dinilai tidak sesuai dengan kondisi geografis. Pembangunan jalan dan jembatan sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan dan risiko alam. Akibatnya, infrastruktur yang dibangun justru menjadi sumber ancaman bagi masyarakat.
Langkah yang Harus Dilakukan
Untuk mengurangi risiko bencana di masa depan, diperlukan strategi yang lebih komprehensif. Pertama, pemerintah perlu melakukan pemetaan risiko secara detail dan memperkuat sistem peringatan dini. Kedua, penguatan infrastruktur dengan menggunakan bahan tahan banting dan desain yang sesuai dengan kondisi alam. Ketiga, partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan kondisi lingkungan sekitar.
Selain itu, pendidikan dan sosialisasi tentang mitigasi bencana juga perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu memahami cara menghadapi bencana dan bagaimana melindungi diri serta lingkungan sekitarnya. Dengan kesadaran yang tinggi, masyarakat akan lebih siap menghadapi ancaman alam.
Peristiwa longsor di Blok Kutukan, Sendi, menjadi bukti nyata bahwa infrastruktur di Jawa Timur masih sangat rentan terhadap bencana alam. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan instansi terkait. Tanpa tindakan yang cepat dan efektif, risiko bencana akan terus mengancam kehidupan masyarakat dan kelancaran transportasi. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan ahli untuk menciptakan sistem infrastruktur yang lebih aman dan tahan terhadap ancaman alam. ***





Saat ini belum ada komentar