Ribuan Aktivis Dukung Kejati, MAKI Jatim: Pidsus Adalah Pionir Antikorupsi
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Rab, 10 Des 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Ribuan massa yang tergabung dalam Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jawa Timur menggelar aksi besar-besaran di depan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim, Rabu (10/12/2025). Aksi yang diperkirakan diikuti sekitar seribu orang itu digelar bertepatan dengan momentum Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025. Massa datang untuk menyampaikan dukungan moral kepada Kejati Jatim agar memperkuat langkah pemberantasan korupsi di daerah.
Ketua MAKI Jatim, Heru Satriyo, menegaskan bahwa kehadiran ribuan massa bukan untuk memprotes institusi penegak hukum, melainkan untuk memberikan dorongan agar Kejati Jatim semakin tegas dalam menangani berbagai kasus korupsi. “Kami datang bukan untuk mengkritik, tetapi untuk menyatakan bahwa rakyat berdiri bersama Kejati Jatim dalam memberantas korupsi. Dukungan ini nyata, dan harus dijadikan spirit,” ujarnya.
Menurut Heru, MAKI Jatim menilai Kejati—khususnya bidang Tindak Pidana Khusus (Pidsus)—telah menunjukkan keberanian dalam mengungkap perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak. Ia menyebut langkah-langkah tersebut perlu diperkuat, mengingat praktik korupsi di daerah dinilai makin kompleks. “Pidsus Kejati Jatim sudah membuktikan diri sebagai pionir pemberantasan korupsi di Jawa Timur. Mereka berani membongkar kasus tanpa pandang bulu. Inilah yang kami apresiasi,” tegasnya.
Aksi ini, lanjut Heru, juga bertujuan menegaskan kemitraan positif antara masyarakat sipil dengan institusi penegak hukum. Ia menilai kolaborasi tersebut merupakan kunci untuk membangun sistem pengawasan yang lebih efektif. “Kejaksaan tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan publik, kontrol publik, itu penting supaya tidak ada ruang bagi koruptor bersembunyi,” katanya.
Di tengah aksi, Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jatim, Wagiyo, secara langsung menemui massa. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan MAKI Jatim dan menilai aksi tersebut sebagai energi positif bagi aparat penegak hukum. “Terima kasih atas dukungan teman-teman MAKI terhadap kerja-kerja penegakan hukum, khususnya yang kami lakukan di Kejati,” ujar Wagiyo.
Wagiyo juga mengakui bahwa aparat penegak hukum memiliki keterbatasan, terutama dari sisi jumlah personel. Karena itu, ia menilai keterlibatan masyarakat menjadi faktor penting dalam memperluas pengawasan. “Kami tentu butuh dukungan dan masukan. Jumlah kami terbatas, sementara jaringan masyarakat seperti MAKI tersebar luas di seluruh Jawa Timur,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa sinergi antara Kejati dan elemen masyarakat harus diperkuat untuk mempercepat pengungkapan berbagai kasus korupsi di daerah. “Kami butuh sinergi agar pemberantasan korupsi semakin efektif. Kami tidak bisa bekerja tanpa kepercayaan dan dukungan publik,” lanjut Wagiyo.
Heru menambahkan bahwa aksi ini sekaligus menjadi bagian dari peringatan Hakordia 2025 yang dirangkai dengan seruan kepada Kejati Jatim untuk terus menjaga integritas. Ia menilai keberanian aparat penegak hukum perlu dijaga agar tidak terpengaruh tekanan politik. “Dukungan ini adalah pesan bahwa masyarakat menginginkan hukum ditegakkan dengan bersih. Tidak boleh ada kompromi terhadap korupsi,” tegasnya.
Aksi ditutup dengan seruan pemberantasan korupsi secara menyeluruh di Jawa Timur. Massa menyatakan siap terus mengawal setiap proses hukum dan memastikan Kejati tetap berada di garda depan penegakan hukum. “Kami akan terus mengawal. Korupsi adalah musuh bersama,” pungkas Heru. (dk/nw)




