Dua Hari Perjalanan Darat, Bantuan Tiba di Aceh Tengah via Drone
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Jum, 12 Des 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Banyak area yang masih terpencil di Aceh pasca bencana banjir dan tanah longsor akhir November lalu. Termasuk di Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, dan Nagan Raya. Sehingga distribusi bantuan kepada para korban menjadi sulit.
Akibatnya, para relawan atau masyarakat yang mengirimkan bantuan menghadapi berbagai kesulitan. Mereka melakukan perjalanan darat selama beberapa hari, menyeberangi sungai, serta memanfaatkan pesawat tanpa awak.Seperti yang dirasakan oleh tim peduli Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mendirikan posko utama dalam mengirimkan bantuan bencana ke Aceh.
Ketua DPW PSI Aceh Zulkarnaini Syeh Joel menyampaikan bahwa penanganan bencana di Aceh dalam beberapa hari terakhir berlangsung dengan kondisi yang sangat sulit. Jalan terputus, jembatan roboh, serta tanah longsor di beberapa titik menyebabkan hambatan dalam pendistribusian bantuan.
Oleh karena itu, para relawan PSI melakukan tindakan yang tidak biasa. Mereka memanfaatkan drone untuk menyampaikan bantuan ke daerah yang tidak dapat dicapai oleh kendaraan.
Zulkarnaini menjelaskan, posko utama PSI di Bireuen telah mendistribusikan 2,9 ton beras, 245 liter minyak goreng, 200 papan telur, 150 dus air mineral, 160 dus mi instan, 13 dus susu, roti, kue, serta pakaian layak pakai kepada warga yang terdampak di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen.
“Posko utama di Kabupaten Bireuen telah mendistribusikan beras sebanyak 2,9 ton kepada para korban yang terdampak di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (11/12).
Selain penyaluran logistik, relawan PSI juga turut serta dalam proses evakuasi penduduk Nagan Raya yang terdampak banjir di Aceh Tengah, sebelum mereka kembali ke daerah masing-masing melalui jalur darat dari Bireuen menuju Nagan Raya.
Namun, kendala terbesar muncul di jalur distribusi. Relawan harus melewati sungai melalui jembatan yang rusak di Kutablang Bireuen. Relawan perlu membawa bantuan melewati jembatan yang amblas di Desa Teupin Mane, Kecamatan Juli.
Di Bener Meriah, perjalanan semakin sulit karena jalan longsor menyebabkan bantuan harus dibawa secara manual. Puncak inovasi terjadi ketika bantuan harus masuk ke Aceh Tengah.
“Untuk bantuan barang yang ditujukan ke Aceh Tengah, para relawan memanfaatkan drone untuk mengangkut barang karena jalan masih tidak dapat diakses,” ujar Zulkarnaini.
Metode tersebut terbukti efisien, sehingga semua bantuan PSI tiba dengan selamat setelah perjalanan darat dan udara yang berlangsung selama dua hari dua malam.
Selain itu, PSI juga memberikan bantuan di Aceh Tamiang, termasuk paket bantuan yang langsung dikirim oleh Ketua Umum PSI. Penyediaan air bersih juga dilakukan dengan bantuan para donatur. Zulkarnaini menekankan bahwa relawan di lapangan bekerja sama dengan masyarakat untuk mencari solusi agar bantuan tetap sampai tujuan.
“Di Aceh Tengah dan Bener Meriah, para relawan bersama masyarakat perlu memikirkan cara agar bantuan bisa sampai ke kabupaten tujuan, dengan membawa barang secara berjalan kaki serta menggunakan drone untuk mengangkut barang,” jelasnya.
Meskipun dapur umum telah beroperasi di Aceh Tamiang, kebutuhan para korban masih sangat besar. Mulai dari air minum yang layak, kebutuhan bayi, kebutuhan anak-anak, hingga fasilitas kesehatan.
Di sisi lain, komunikasi menjadi masalah besar karena jaringan seluler sulit dijangkau dan pasokan listrik masih terputus di sebagian besar daerah. PSI berencana membuka dua dapur umum tambahan di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Zulkarnaini menyampaikan rasa terima kasih kepada struktur PSI di Sumut dan DPP yang turun langsung membantu penanggulangan bencana, meskipun akses ke Aceh Tamiang sangat terbatas. ***





Saat ini belum ada komentar