Membangun Buol Butuh Partisipasi, Bukan Hanya Kritik
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 20 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Ibrahim Mangge, mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Buol dalam menyusun dan menjalankan kebijakan serta program pembangunan daerah tentu memerlukan kritik, saran, dan pendapat untuk perbaikan, seperti adanya kritik terkait program Buol Terang.
Hanya saja menurutnya kritik tersebut seharusnya terorganisir, terukur, dan berstruktur, bukan harus penuh kesan besar, langsung, atau kasar.
Maknanya membandingkan Apple dengan Apple antara jembatan dan Buol Terang dianggap tidak sesuai. Karena keduanya merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Terus berikan masukan, kritik, dan saran. Namun juga penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sesuai bidang keahliannya agar turut serta aktif dalam pembangunan Buol sesuai kemampuannya,” tegas Ibrahim kepada media ini setelah merespons kritik terkait Buol Terang melalui tayangan Vidio di akun @RudyLoi melalui platform media sosial.
Dan yang perlu ditekankan dalam pelaksanaan kegiatan program pembangunan oleh Kabupaten Buol saat ini antara lain :
* Ketersediaan anggaran
* Program unggulan Bupati dan Wakil Bupati
* Partisipasi masyarakat
* Kesadaran masyarakat, khususnya para pemimpin * Kesadaran rakyat, terutama tokoh-tokoh penting * Kesadaran masyarakat, khususnya kalangan tokoh * Kesadaran publik, khususnya para tokoh masyarakat * Kesadaran masyarakat, khususnya figur-figur penting
* Mengutamakan kebutuhan, bukan keinginan
Ia menekankan bahwa membangun Buol tidak hanya memerlukan kritik, saran, dan masukan. Namun juga membutuhkan kerja sama dan partisipasi nyata, mulai dari ide yang disampaikan hingga pelaksanaan yang dilakukan oleh setiap individu, kata Ibrahim menambahkan.
Sebelumnya dilaporkan, Program Buol Terang kini menjadi salah satu inovasi penting yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Buol dalam mempercepat pembangunan infrastruktur, khususnya di bidang penerangan. Program ini muncul sebagai solusi terhadap kebutuhan masyarakat akan penyediaan cahaya yang cukup di jalan-jalan desa, fasilitas umum, serta area yang sebelumnya gelap dan rentan terhadap risiko ketidakamanan.
Aktivis asal Buol, M. Fadli, menganggap bahwa Buol Terang bukan hanya sebuah proyek pemerintah, tetapi tindakan nyata yang menunjukkan komitmen Pemda dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia berpendapat bahwa pembangunan seharusnya dimulai dari hal-hal dasar yang langsung memenuhi kebutuhan warga, dan penerangan merupakan salah satu faktor penting yang selama ini sering diabaikan.
Fadli menekankan bahwa ketersediaan penerangan jalan dapat menurunkan tingkat kejahatan, mendukung aktivitas ekonomi pada malam hari, serta memberikan rasa aman kepada warga. Oleh karena itu, ia menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya Pemda Buol dalam mewujudkan program ini.
“Program Buol Terang merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam hadir di tengah masyarakat. Kami sebagai putra daerah tentu harus menghargai dan mendukung penuh inisiatif semacam ini,” kata Fadli.
Ia juga berharap pelaksanaan program tersebut dilakukan secara merata, bukan hanya di kawasan perkotaan, tetapi juga sampai ke desa-desa terpencil yang selama ini kurang memiliki fasilitas penerangan. Menurutnya, pemerataan akses cahaya merupakan bagian dari pemerataan pembangunan itu sendiri.
Dengan kehadiran Buol Terang, Pemda Buol dianggap telah melakukan langkah maju dalam mendorong perkembangan daerah, meningkatkan rasa aman, serta menciptakan peluang bagi tumbuhnya perekonomian masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk para aktivis seperti M. Fadli, menjadi tambahan semangat agar program ini terus berlangsung dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi warga Buol.SUL***





Saat ini belum ada komentar