IMF 2025 Guncang Surakarta: Panggung Topeng Dunia Berdenyut di Pendhapi Gedhe
- account_circle Arie Khauripan
- calendar_month 19 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Surakarta kembali menjadi pusat perhatian dunia. Festival kesenian topeng berskala internasional, International Mask Festival (IMF) 2025, resmi meledakkan panggung budaya di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta.
Acara yang digelar pada Jumat (14/11/25), dengan pertunjukan yang memadukan tradisi, inovasi, dan kolaborasi antarnegara. Suasana kota terasa bergetar ketika Reog Singo Yogo membuka acara tepat pukul 18.00 WIB.
Penampilan bertajuk “Wonosaji” itu langsung menyulut antusiasme penonton, sekaligus menjadi gerbang menuju malam perayaan budaya yang begitu megah.
Setelah prosesi pembukaan oleh MC dan lantunan lagu Indonesia Raya, Putri Pramesty Wigaringtyas, M.Sn., selaku Ketua Pelaksana IMF 2025, tampil memberi sambutan dengan tema besar tahun ini: “Awesome Mask”.
“Seni topeng bukan sekadar warisan visual. Ia adalah identitas, jiwa, dan perjalanan budaya masyarakat, IMF adalah ruang perjumpaan antara seniman dan masyarakat, antara tradisi dan inovasi, antara lokal dan global,” ujarnya.
Wali Kota Surakarta, Respati Achmad Ardianto, menegaskan bahwa IMF bukan hanya acara seni, tetapi juga jembatan kolaborasi dunia. Kota Surakarta ingin terus menjadi ruang dialog internasional.
Dukungan juga mengalir dari Kemenparekraf melalui Nova Arisne, yang menyoroti konsistensi IMF hingga tiga kali masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN): 2021, 2024, dan 2025. Ini bukti kualitas penyelenggaraan dan kuatnya daya tarik budaya IMF.
Puncak seremoni hadir saat piagam KEN diserahkan kepada panitia sebagai pengakuan atas kontribusi IMF dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif. Dentuman kenong, dipukul bersama oleh para tokoh budaya dan pejabat, menjadi tanda resmi dimulainya IMF 2025.
Panggung Dunia Bertemu di Surakarta. Setelah resmi dibuka, panggung IMF langsung dimeriahkan oleh delegasi dari berbagai penjuru Nusantara:
- Semarak Candra Kirana Art Center (Solo)
- Badan Penghubung Provinsi Jawa Timur (TMII)
- Rumah Seni Tegal
- Ruas Riau
- Komunitas Among Roso Semarang
- Langenpraja Mangkunegaran Solo
- Anterdans – Dinas Kebudayaan Yogyakarta
Masing-masing kelompok membawa karakter budaya daerahnya dengan garapan artistik yang memukau. Bukan hanya Indonesia yang bersuara. Delegasi internasional turut mengambil alih perhatian publik:
- SuYeongYaRyu – Korea Selatan
- Khin Mon Thu – DWM Company, Myanmar
- Fita Dance Theater UiTM x INSAN – Malaysia
Setiap negara menampilkan kekuatan artistik mereka lewat topeng, gerak, dan musik yang mencerminkan keunikan budaya masing-masing.
IMF 2025 hari pertama bukan hanya pesta seni di panggung utama. Pengunjung juga dimanjakan dengan bazaar kuliner dan kerajinan lokal, menghadirkan pengalaman multisensori yang memperkaya wawasan budaya mereka.
Area pameran topeng juga menjadi magnet kuat. Deretan topeng dari berbagai negara memberikan perspektif tentang cara tiap bangsa memaknai simbol, mitologi, dan identitas melalui seni.
Sebagai kejutan spesial, Banda Neira tampil langsung di panggung IMF, membawakan lagu-lagu penuh kehangatan yang membuat suasana malam menjadi semakin magis.
Acara pertama IMF 2025 ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh delegasi oleh Dr. Dra. R.Ay. Irawati Kusumorasri, M.Sn. dan Putri Pramesty Wigaringtyas, M.Sn.—simbol penghargaan atas kontribusi mereka dalam merayakan keberagaman budaya dunia.
IMF 2025 akan kembali bergulir pada Sabtu (15/11/2025) pukul 19.00 WIB, masih di Pendhapi Gedhe Surakarta—melanjutkan perjalanan seni topeng yang selalu mencuri perhatian. (red/chan)
- Penulis: Arie Khauripan
