Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » FORUM OPINI » Utang 1,9 Triliun Pemkot Surabaya: Jangan Sampai Bernasib “Whoosh”

Utang 1,9 Triliun Pemkot Surabaya: Jangan Sampai Bernasib “Whoosh”

  • account_circle Diagram Kota
  • calendar_month 9 jam yang lalu
  • comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Redaksi Diagram Kota bukan sedang menuduh, tapi izinkan kami bertanya : Apakah pinjaman Rp1,59 triliun Pemkot Surabaya untuk Jalur Lingkar Barat dan proyek sejenis akan berlari sekencang “Whoosh” Jakarta–Bandung — atau justru tersendat di stasiun akuntabilitas?

Pertanyaan ini wajar. Sebab, sejak wacana pinjaman daerah itu muncul dalam rancangan APBD 2026, publik belum disuguhi penjelasan gamblang dari Wali Kota Eri Cahyadi. Yang terdengar justru gema seremonial, bukan kejelasan tenor, bunga, maupun mekanisme pengembalian utang rakyat yang “dipinjam atas nama pembangunan”.

Padahal, tak lama sebelumnya, Pemkot Surabaya juga telah mencatat pinjaman senilai lebih dari Rp500 miliar dari Bank Jatim dalam APBD Perubahan 2025. Kini, dengan rencana utang Rp1,59 triliun lagi, Surabaya tampak seperti sedang menapaki jalur cepat—namun tanpa papan petunjuk arah ke mana uang itu akan berhenti.

“Rakyat berhak tahu akadnya, tenor, hingga mekanisme pembayarannya. Apakah Pak Wali Kota bersedia mempublikasikan secara terbuka kepada publik?” tegas Imam, salah satu anggota DPRD yang menginterupsi rapat paripurna dengan nada tajam beberapa hari lalu.

Suasana sidang sempat riuh. Imam mengingatkan, interupsinya bukan sekadar politis, tapi bentuk tanggung jawab moral.
“Transfer dari pusat turun sekitar Rp730 miliar, sehingga Pemkot memilih berutang. Tapi jangan sampai beban publik makin berat hanya karena gaya hidup pemerintahan yang gemar seremonial,” ujarnya, usai rapat.

Nada serupa datang dari M. Annis Saumiyanto, Ketua Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3) Surabaya. Ia menilai langkah Pemkot mengambil pinjaman besar tanpa membuka detail ke publik sebagai pelanggaran terhadap prinsip good governance dan etika pemerintahan sebagaimana diatur dalam TAP MPR Nomor VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

“Kalau kebijakan publik disorot, pejabat harus tampil menjelaskan, bukan menghindar. Jangan menunggu DPRD atau publik menekan dulu baru bicara. Kalau benar pinjam uang untuk rakyat, ya jangan tutup-tutupi,” tegas Andhonk, sapaan akrabnya.

Ia menyindir gaya kepemimpinan Eri Cahyadi yang kerap menonjolkan transparansi dan gotong royong, tetapi menjadi redup ketika berbicara soal keuangan publik.
“Wali kota itu pemegang kebijakan, bukan penonton sidang. Kalau sudah bicara triliunan rupiah, tanggung jawab moralnya juga triliunan. Jangan cuma hadir di baliho, tapi absen di transparansi,” sindirnya tajam.

Dalam catatan redaksi, dokumen RAPBD 2026 memang mencantumkan skema “pembiayaan alternatif” sebesar Rp1,59 triliun untuk menutup defisit akibat turunnya dana transfer pusat. Namun hingga kini, publik belum bisa mengakses detail perjanjian pinjaman, bunga, dan sumber pelunasannya.

Andhonk pun mengingatkan, TAP MPR VI/2001 menegaskan: “Pejabat negara yang kebijakannya menimbulkan keresahan masyarakat wajib mundur, meskipun belum ada pelanggaran hukum.”
“Etika publik itu bukan barang pameran. Kalau kebijakan dipersoalkan, buka datanya, jelaskan risikonya. Kalau salah arah, koreksi. Jangan defensif,” tambahnya.

Ia juga menyinggung paradoks yang sering muncul di pemerintahan kota: hemat untuk rakyat, boros untuk panggung.
“Pembangunan tak bisa ditutup dengan banner bertuliskan Gotong Royong. Kalau rakyat disuruh hemat, pemerintah juga harus puasa seremonial,” ujar Annis dengan nada sinis.

Redaksi menilai, kegelisahan publik ini bukan tentang anti-pembangunan. Justru sebaliknya: rakyat Surabaya ingin pembangunan berjalan dengan kepala dingin dan perut kenyang — bukan dengan tagihan bunga yang diwariskan ke generasi berikutnya.

Apalagi pengalaman proyek-proyek besar di negeri ini sudah cukup menjadi cermin.
Lihat saja Whoosh Jakarta–Bandung: megah, berkecepatan tinggi, tapi masih tersandung soal beban keuangan dan keberlanjutan. Jangan sampai Surabaya punya versi “Whoosh” sendiri — cepat membangun, lambat membayar, dan akhirnya rakyat yang menanggung.

Maka, sebelum melaju terlalu jauh, baiknya Pemkot menyalakan lampu penerangan di jalur utangnya sendiri.
Transparansi bukan sekadar formalitas laporan, tapi fondasi kepercayaan publik. Karena yang dipinjam bukan uang pribadi, melainkan kepercayaan warga Surabaya.

Redaksi hanya ingin mengingatkan satu hal: utang boleh dicicil, tapi integritas tidak.

Penulis : Nawi

Penulis

Berita Hari ini Terbaru dan Terkini Diagramkota.com

Rekomendasi Untuk Anda

  • Maksimalkan Peran Polisi RW, Polresta Malang Kota Perkuat Siskamling

    Maksimalkan Peran Polisi RW, Polresta Malang Kota Perkuat Siskamling

    • calendar_month Sel, 16 Sep 2025
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 52
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Polresta Malang Kota Polda Jatim terus perkuat strategi pencegahan gangguan kamtibmas, Salah satunya dengan memaksimalkan peran Polisi RW sebagai ujung tombak pengamanan berbasis lingkungan. Peran Polisi RW jadi prioritas setelah muncul berbagai potensi kerawanan, termasuk penyebaran isu provokatif dan informasi tidak jelas kebenarannya yang berpotensi memecah belah. Kapolresta Malang Kota,Kombes Pol Nanang Haryono […]

  • Reog Barong ‘Laskar Trunojoyo’ Tarik Perhatian Dunia di Festival Antar Bangsa 2024 Malaysia

    Reog Barong ‘Laskar Trunojoyo’ Tarik Perhatian Dunia di Festival Antar Bangsa 2024 Malaysia

    • calendar_month Ming, 9 Jun 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 83
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Tim Seni “Laskar Trunojoyo” dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah mengebrak panggung internasional dengan penampilan memukau di Festival Reog Barong Antar Bangsa 2024 yang berlangsung pada 6-8 Juni di Keraton Mbah Anang, Muar Johor, Malaysia. Dalam festival ini, yang merupakan bagian dari agenda tahunan Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia, Tim Seni “Laskar Trunojoyo” […]

  • Kisah Profesor Surabaya yang Memimpin Ilmu Nyeri di Indonesia

    Kisah Profesor Surabaya yang Memimpin Ilmu Nyeri di Indonesia

    • calendar_month Jum, 10 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 30
    • 0Komentar

    Perjalanan Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta dalam Dunia Ilmu Nyeri DIAGRAMKOTA.COM – Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An-TI, Subsp.N.An.(K), Subsp. M.N.(K) adalah seorang dokter spesialis yang telah berkontribusi besar dalam dunia medis Indonesia sejak lama. Ia kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen (UK) Petra. Karier akademisnya diakui oleh banyak pihak karena dedikasi dan […]

  • Semangat Warga Desa Janti Dukung Ketahanan Pangan, Manfaatkan Pekarangan Kosong untuk Tanam Kangkung

    Semangat Warga Desa Janti Dukung Ketahanan Pangan, Manfaatkan Pekarangan Kosong untuk Tanam Kangkung

    • calendar_month Jum, 25 Apr 2025
    • account_circle Adis
    • visibility 46
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Warga Desa Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, menunjukkan semangat gotong royong dalam memanfaatkan lahan kosong di lingkungan mereka untuk kegiatan produktif. Pada Jumat (25/4/2025), warga bersama Bhabinkamtibmas setempat, Bripda Rinaldi, melaksanakan kegiatan penanaman sayur kangkung sebagai bagian dari gerakan ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara masyarakat […]

  • Soal Pansus Pengghapusan/Pemindahtanganan Aset PD Pasar Surya, DPRD Minta Judul Harus Di Revisi

    Soal Pansus Pengghapusan/Pemindahtanganan Aset PD Pasar Surya, DPRD Minta Judul Harus Di Revisi

    • calendar_month Rab, 22 Jan 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Pansus DPRD Kota Surabaya menggelar rapat lanjutan di ruang Komisi A, soal usulan Penghapusan atau Pemindahtanganan Sebagian Tanah Aset PD Pasar Surya,Rabu (22 Januari 2024)

  • Ketua Demokrat Surabaya sebut Eri Cahyadi Sosok Berprestasi

    Ketua Demokrat Surabaya sebut Eri Cahyadi Sosok Berprestasi

    • calendar_month Rab, 24 Jul 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 51
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dikenal sebagai sosok yang tidak banyak bicara namun penuh prestasi. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya, Lucy Kurniasari, dalam menanggapi pemberitaan yang menyatakan Eri tidak memiliki prestasi selama menjabat. Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat tersebut menegaskan bahwa Eri adalah pemimpin yang egaliter dan […]

expand_less