Tiga Berita Terheboh: Obat Batuk Maut dan Greta Thunberg Disiksa
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 7 Okt 2025
- comment 0 komentar

Kecaman atas Obat Batuk Sirup Beracun di India
DIAGRAMKOTA.COM – Sejumlah kejadian menarik telah terjadi dalam beberapa hari terakhir, termasuk berita mengenai obat batuk sirup yang menyebabkan kematian anak-anak di India. Insiden ini memicu kemarahan dan tindakan dari pihak berwenang. Sebanyak 11 anak dilaporkan meninggal setelah mengonsumsi obat batuk Coldrif yang diduga terkontaminasi.
Dokter Praveen Soni, yang merupakan seorang dokter anak di Parasia, dituduh meresepkan obat tersebut kepada anak-anak. Ia kemudian ditangkap oleh polisi dan diskors dari pekerjaannya. Selain itu, perusahaan Srisan Pharmaceuticals yang memproduksi obat tersebut juga mendapat perhatian dari pemerintah Madhya Pradesh.
Pemerintah sebelumnya telah melarang penjualan Coldrif karena hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel obat tersebut mengandung 48,6 persen dietilen glikol, zat yang sangat beracun. Pengujian dilakukan oleh Laboratorium Pengujian Obat di Chennai, dan hasilnya menunjukkan bahwa obat tersebut tidak memenuhi standar kualitas.
Pengalaman Buruk Greta Thunberg di Tangan Pasukan Israel
Selain insiden obat beracun, aktivis iklim ternama Greta Thunberg dilaporkan mengalami perlakuan kasar saat berada di bawah kendali pasukan Israel. Kejadian ini terjadi ketika ia bergabung dengan Global Sumud Flotilla, sebuah armada bantuan internasional.
Menurut laporan dari jurnalis Turki Ersin Celik, yang menjadi peserta dalam flotilla tersebut, pasukan Israel disebut melakukan penyiksaan terhadap Greta Thunberg. Ia diseret di tanah dan dipaksa mencium bendera Israel. Hal serupa juga dilaporkan oleh aktivis Malaysia Hazwani Helmi dan peserta Amerika Windfield Beaver. Mereka menyatakan bahwa para tahanan tidak diberi makanan, air bersih, atau obat-obatan selama masa penahanan.
Greta Thunberg juga disebut diperlakukan buruk dan digunakan sebagai bagian dari propaganda. Menurut Windfield Beaver, ia ditempatkan di ruangan tertentu saat Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir masuk. Pengalaman ini menimbulkan kecaman dari berbagai pihak terkait perlakuan terhadap aktivis internasional.
Relawan Global Sumud Flotilla Kembali ke Indonesia
Tiga relawan yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla kembali ke Indonesia setelah gagal menembus blokade Israel di Gaza pada Minggu, 4 Oktober 2025. Ketiganya adalah Wanda Hamidah, Muhammad Fatur Rohman, dan Muhammad Husein.
Wanda Hamidah, salah satu aktivis dari Indonesia, menjelaskan perjalanan misi mereka. Ia menyatakan siap menghadapi risiko penangkapan dan penahanan oleh Israel jika diperlukan. Ia dan Fatur Rohman sudah bersiap untuk mengorbankan nyawa demi membuka blokade Gaza dan menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Mereka berangkat bersama rombongan IGPC dan AWG, bertemu di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia. Meskipun gagal menembus blokade, keberanian dan komitmen mereka tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Saat ini belum ada komentar