Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Listrik Masuk Pedalaman Papua
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 7 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Akses Listrik untuk Wilayah Terpencil di Papua Barat
DIAGRAMKOTA.COM – Papua Barat kini telah mengalami perubahan signifikan dalam hal akses listrik. Distrik Kiraweri, yang berada di Kabupaten Pegunungan Arfak, akhirnya berhasil teraliri listrik. Sebelumnya, warga setempat harus bergantung pada lampu minyak atau generator set (genset) untuk penerangan pada malam hari. Kini, dengan hadirnya jaringan listrik, kehidupan masyarakat semakin mudah dan nyaman.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahdalia, menyatakan bahwa pemerintah memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan pemerataan akses listrik, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Untuk mencapai tujuan ini, Kementerian ESDM menjalankan program Listrik Desa (lisdes) selama periode 2025–2029. Program ini bertujuan untuk memberikan elektrifikasi kepada 5.758 desa yang belum dilayani oleh PLN.
Bahlil menyampaikan bahwa target presiden adalah agar semua desa di Indonesia dapat terlayani listrik pada tahun 2029–2030. Saat ini masih ada sekitar 5.700 desa yang belum memiliki akses listrik. Ia menegaskan bahwa negara harus hadir untuk memastikan bahwa masyarakat di daerah terpencil juga bisa merasakan manfaat dari ketersediaan listrik.
Kehadiran listrik di Distrik Kiraweri disambut dengan antusias oleh warga setempat, termasuk Elias Inyomusi Anakangi. Ia mengungkapkan bahwa sejak lahir, ia tidak pernah merasakan adanya listrik. Dulu, warga setempat harus membuat api untuk penerangan. Mereka menggunakan bahan-bahan alami seperti tali dan rotan yang diisi minyak tanah sebagai sumber cahaya.
“Kami membaca dan belajar sambil menyalakan api. Kami membuat tali dan rotan, lalu mengisi dengan minyak tanah dan menyalakan untuk menjadi pelita,” ujar Elias. Tanpa adanya listrik, warga setempat harus mengandalkan insting alami saat keluar rumah pada malam hari. Jalan-jalan sempit dan sulit diakses menjadi tantangan utama.
Kini, dengan hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi yang berkapasitas 150 kW, seluruh rumah di Distrik Kiraweri telah terang. Bagi Elias, listrik bukan hanya sekadar penerangan, tetapi juga menjadi harapan. Anak-anaknya kini bisa belajar lebih lama, istriya bisa memasak dengan cahaya lampu, dan rumahnya terasa hidup.
Sebanyak 40.680 penduduk di Kabupaten Pegunungan Arfak kini telah mendapatkan akses listrik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kampung kami kini lebih terang. Semua rumah harus dapat listrik agar anak-anak kami bisa belajar. Mama-mama bisa masak dengan lampu. Dengan lampu seperti ini, anak-anak kami bisa belajar, pintar, dan bersaing dengan suku-suku lain,” tambah Elias.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa ada 84.276 wilayah administrasi setingkat desa di Indonesia, terdiri dari 75.753 desa dan 8.486 kelurahan. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.700 atau 6,76 persen dari total desa dan kelurahan belum teraliri listrik. Pemerintah menargetkan bahwa seluruh desa di Indonesia akan mendapatkan akses listrik pada tahun 2030. Ini merupakan langkah penting dalam mempercepat pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil.
Saat ini belum ada komentar